CHAPTER O5

4 1 0
                                    

Kini mereka sudah berada didalam rumah Caca. Mata Aya dan Naren bertatapan seperti ada yang ingin mereka ungkapkan.

"Oke gue mau-" ucap Aya dan Naren serentak

"gue duluan bang" ucap Aya tak mau mengalah

"gak, gua" sahut Naren

"gue, lo ngalah dong sama adek sendiri"

"ogah, biarin gue buka suara duluan sebelum lo nyerocos ya"

"udah udah, GUE DULUAN!" ucap Caca membuat kedua kaka beradik itu sontak menoleh kearah nya.

"o...kee.." ucap Naren dan Aya bersamaan.

"ok, pertama lo ja, kenapa gak ngikutin instruksi gue?!"

Yang ditanya hanya mengangkat bahunya sambil berkata "males sih, lagian lo udah gede kak" ucapnya dan lanjut membuat minuman.

"YA EMANG LO GA KHAWATIR KALO GUE DICULIK?! NANTI LO GAPUNYA KAKAK SECANTIK GUE JA"

"ya gue gapunya kakak se setress lo kak, gpp gue ikhlas"

Naren heran melihat kedua orang ini malah sibuk bertengkar, ia melihat kearah sang adik yang sudah bersiap siap untuk memisahkan keduanya.

"ja, ca, mau stop apa gue tampol satu satu?" ucap aya membuat keduanya terdiam.

Caca mulai membuka topik kembali "ok ay, gue tanya, jadi sejak awal lo tau kalo narendra ini abang lo?"

"tau ca, cuma gue gamau ngomong aja ke lo hehehehe"

Caca menepuk jidatnya, ia merasa frustasi karena hal gila dan kebetulan gila ini, baginya.

"ca, lo bener bener lupa ya?" Naren membuka suara, sambil menatap sedih kearah Caca

"hah? lupa apaan?"

"kita satu SMP, gua kakak kelas lo"

"mang iya?"

"iya ca, lo bener bener gak inget gua?"

Caca menggeleng heran, ia mulai terlihat berfikir, seperti mengingat. memangnya ada kakak kelas setampan ini saat SMP? pikirnya.

"pffffttttt" Aya terdengar menahan tawanya, ingin sekali rasanya ia menertawakan abangnya di depan wajahnya.

Naren, Caca dan Raja menatap Aya bersamaan sambil merasa heran.

"lo juga aneh bang, kita kan satu SMP ya masa lo ga inget kalo gue udah deket sama Caca dari dulu?" ucap Aya, masih menahan tawa sepertinya. Bagus bukan nahan berak.

"ya mana gua tau" jawab sang abang sambil menyeruput minuman yang tadi di buat oleh Raja

"BENTARRRRR!!! MUKA LO EMANG GAK ASING REN, TAPI KAYANYA GUE GAPERNAH LIAT LO DI SMP?! BENTUK LO PAS SMP GIMANA?????" Caca tak bisa menahan dirinya untuk bertanya

Begitupun Aya yang tak bisa menahan dirinya untuk tak tertawa lagi. "PFFTT HAHAHAHA MASA IYA LO GA DIKENALIN BANG, GLOW UP LO KEJAUHAN SIH AH"

Sementara Raja? belio sedang bermain PS.

Mereka bertiga mulai menatap satu sama lain lagi, Caca yang super lemot masih tidak bisa mencerna apa yang terjadi, karena selama bersahabat dengan Aya, ia tak pernah tau kalau Aya memiliki kakak laki laki.

"AYA!! JELASIN KENAPA LO BISA PUNYA ABANG?!"

Yang dipanggil namanya jelas kaget.

"ok ca, before that, sorry gue gak pernah cerita soal orang ini" ucap nya sambil menatap sinis ke arah Naren "gue sama abang gue deket cuma kalo dirumah aja, soalnya gue males berinteraksi diluar sama ni orang, dirumah pun gue sama dia keseringan berantem"

Caca hanya tertrgun, melongo, terdiam tanpa kata.

"yahh jadi gua cuma nurutin kata adek gua aja ca, dia bilang gamau orang tau kalo kita kakak beradik, yaudah gua turutin" lanjut Naren.

"ka Aya, kayanya gue harus ngelakuin hal yang sama kaya lo sama bang Naren lakuin deh, biar orang pada gak tau kalo kakak gue stress macem ka Caca" sahut Raja dari sofa depan. Ya, sedaritadi belio menguping.

"MULUT LO GUE SUMPEL SIKIL NYA NAREN YA JA!!" ucap Caca yang tengah emosi.

Bagi Naren, Caca yang seperti ini nampak sangat menggemaskan "lucu" gumam Naren pelan.

"ok, this problem was clear, its time to go home i guess. mau balik bareng gak?" ucap Naren sambil menanyakan ke sang adik, Aya.

Yang ditanya hanya menggeleng, lagi pula Caca secara terang terngan menahan Aya.

"LO PULANG SANAH, AYA DISINI NGINEP!! NGI NEP !!!" Caca masih dengan emosinya.

"dih sejak kapan gue setuju buat nginep?"

"POKOKNYA LO NGINEP 5 HARI DISINI, GAK MAU TAU!"

Aya hanya bisa menggeleng dan pasrah, sepertinya sahabatnya memang membutuhkannya saat ini.

"yauda bang, lo balik, tolong bilang mama, packing baju gue, trus lo anterin tu baju kesini" ucap aya sambil memeluk Caca yang memang sedari tadi menahan nya.

Naren hanya memberikan jempol, menggeleng melihat kelakuan 'calon pacar' nya yang begitu lucu bagi nya.

"ok lah, gue cabut dulu ja, laen kali ajak gue maen PS juga lah"

Raja menoleh ke orang yang mengajaknya bicara.

"aman bang, kabarin aja kabarin kalo mao maen"

"sip dah, nitip Aya ya ja" ucap Naren mendekati Raja dan berbisik "gua tau lo suka sm adek gua" lalu Naren pergi begitu saja.

Wajah Raja sedikit memerah, ia menatap sebentar ke arah Aya lalu memalingkan wajahnya lagi "shit, ketauan" gumam nya pelan, dan melanjutkan bermain PS.

MY CAROLLINE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang