#04

126 18 0
                                    

Pagi yang cerah membawakan semerbak kebahagiaan untuk (name), pertama kali hal yang (name) lihat adalah wajah tampan dari seorang Wanderer yang sedang tertidur sambil menggenggam tangannya erat.(name) berada di atas kasur, sedangkan Wanderer duduk di lantai.

"oh betapa lucunya ia saat sedang tertidur" (name) menjerit dalam hatinya.

"Jangan melihat ku terus, aku sudah bangun dari tadi"ucap Wanderer.

(name) refleks melepas tangan Wanderer kemudian berbalik arah. Sedangkan Wanderer tersenyum penuh kemenangan lantaran berhasil membuat kekasihnya malu setengah mati.

"aku lapar, apakah di sini ada dapur?"tanya (name) sambil berdiri dari kasur.

"tidak ada, tapi jika kamu ingin masak aku akan mengantarmu ke rumah seseorang"

"hah? siapa?"

---

"jadi kalian mau masak di sini? baiklah boleh saja asal makanan nya bagi juga ya buat paimon hehehehe"

Ya mereka kini sedang berada di rumah sewaan milik pengembara, untung saja pengembara kita ini selalu membawa kompor darurat kemana saja. Jadi (name) tidak perlu repot-repot meminjam dapur penduduk di sana. 

"kau diam saja, aku yg akan memasak untuk kita" Wanderer lantas menuntun (name) ke sebuah bangku dan menyuruhnya duduk.

"tapi aku ingin membantumu"

"tidak , kamu diam dan lihat aja"

Jujur saja (name) agak meragukan skill memasak nya Wanderer tapi ya mau bagaimana lagi, kalau mau membantu juga pasti bakalan kena omel ya jadi lebih baik diam dan tunggu saja.

"semoga aja enak"

---

beberapa menit setelahnya Wanderer datang dengan 2 mangkuk penuh dengan Shimi chazuke.

"ayo coba"

(name) menatap makanan itu sesaat, dari penampilannya sih cukup menarik dan  sepertinya bisa di makan juga. Aroma nya juga lumayan enak. Apa Wanderer bisa masak saat ini?

"aku ga akan kenapa-kenapa kan setelah makan ini?

"kamu pikir aku taruh racun di situ?"

"enggaaa bukan gitu...... baiklah selamat makan"

Ragu-ragu (name) mengambil sendok, ia kemudian menyendokan makanan itu ke dalam mulutnya.Detik berikutnya (Name) memasang ekpresi berbinar,seperti ada bintang di mata nya.

"inwi enwak banwgetw"
(ini enak banget)

Wanderer menarik nafas lega, sejujurnya ia gugup sedari tadi. Karena terakhir kali ia memasak makanan untuk (name) reaksinya sangat emmm bisa di bilang sangat sangat sangat buruk. Wanderer pada saat itu salah menaruh bumbu sehingga makanan yang seharusnya rasanya asin malah menjadi manis, bahkan sangat manis.

"syukurlah kalau kamu suka, aku senang mendengar nya" ucap Wanderer sambil mengusap kepala (name) alias di pat-pat kepalanya. Wanderer jarang bersikap manis, apalagi ada Paimon dan Pengembara yang melihatnya. (Name) hampir tersedak makanan yang sedang ia makan.

"hei ini minum dulu" Wanderer segera memberikan segelas air.



---


Setelah keduanya selesai makan mereka berbincang sebentar untuk memutuskan akan melakukan apa seharian ini. (name) sudah banyak merekomendasikan kegiatan apa yang akan mereka lakukan, namun tak mendapat persetujuan dari  Wanderer.

"Bagaimana kalau pergi ke pasar? oh atau kau bisa membawa ku ke wilayah gurun, aku ingin melihat secara langsung seperti apa gurun itu"

"Tidak, lain kali saja"

"Kenapa?"

"Perjalanan ke sana butuh waktu beberapa hari, aku bukan si pengembara yang bisa teleport dengan cepat ke sana kemari"

"Kau libur hanya hari ini ya?"

"Jangan sedih begitu, masih banyak kegiatan lain yg lebih menyenangkan. Bagaimana jika melihat langit sambil tiduran di padang bunga?"

"aku mau"

---

Begitu mendapatkan persetujuan Wanderer segera membawa (name) ke sebuah ladang bunga yang berada di atas bukit. Lokasi nya cukup dekat dari kota Sumeru. Dan (name) akui pemandangan di sini juga sangat indah.

"wahhh pemandangan dari sini sangat indah"

"lebih indah lagi ketika saat malam hari,kamu bisa lihat lautan bintang"

"kalau begitu ayo tunggu sampai malam"

"itu masih lama (name) ini masih tengah hari"

"ya sudah ayo kita  tunggu"

(name) langsung duduk di hamparan rumput itu,sementara wanderer masih berdiri diam di sana tanpa bergerak sama sekali.

"huh serius hari ini menghabiskan waktu sepanjang hari di sini" wanderer dalam hatinya

"kuniii, kemariii" 

Wanderer yang mendengar panggilan dari (name) akhirnya bergerak dan duduk di samping (name).

"marah ya?"

"tidak"

"bohong, wajah mu berkata yang sebaliknya"

"aku tidak marah"

"huh baiklahh"

Waktu terus berjalan, (name) tak henti-henti nya menjahili wanderer. Sementara Wanderer hanya bisa pasrah, (name) terus bercerita tentang peristiwa menyenangkan yang ia alami. Mulai dari pertama kali ia terlahir kembali, lalu saat peristiwa terbunuhnya ia dan juga saat pertama kali ia bertemu dengan pengembara tanpa sengaja. Dan tanpa sadar malam pun sudah tiba, bintang-bintang mulai bermunculan.

"wah kamu benar, indah sekali langitnya"

"bulannya juga indah kan?"

"iya, terimakasih ya sudah membawa ku ke sini"

"Tidak perlu berterimakasih, yang penting kau senang"

Wanderer kemudian menaruh lengannya di pundak (name) dan membawanya lebih dekat padanya. Jarak di antara mereka kian menipis sekarang, (name) bahkan bisa merasakan aroma Wanderer.

"Bulan nya benar-benar indah..."
































-continue


Old love | WandererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang