Bel pulang sekolah baru saja berbunyi dengan sangat nyaring. Dan tepat setelah itu ponsel yang berada di laci meja Reyna bergetar. Reyna yang menyadarinya pun langsung mengambil ponsel itu. Melihat sebuah pesan singkat yang baru saja di kirimkan oleh seseorang melalui pesan Line.
Gavinnn: Gue tunggu di parkiran sekarang.
Reyna yang membaca pesan itu hanya menggelengkan kepalanya pelan seraya tersenyum kecil. Ia menaruh ponsel tersebut di atas mejanya tanpa berniat untuk membalas. Kemudian kembali merapihkan buku-buku pelajaranmiliknya ke dalam tas.
"Chat dari siapa?" tanya Melinda yang baru saja selesai membereskan semua barang-barangnya.
"Gavin."
"Kok lo bisa sih dapet nomer dia?" tanya Dea berdiri tepat di depan Reyna
"Lo lupa kalo mereka sudah jadian?" sela Sonya berhasil membuat Dea berpikir jika dia benar-benar sangat bodoh.
Bagaimana bisa sepasang kekasih tidak saling bertukar nomer telepon? Terlebih lagi di jaman sekarang ini hanya benda itulah yang bisa di jadikan obat kerinduan. Jika sedang tidak bisa saling bertemu satu sama lain.
"Gavin tadi benar-benar jadi tipe cowok yang sering gue haluin selama ini," celetuk Ara mengingat kembali kejadian yang terjadi di taman belakang sekolah.
"Pokoknya nanti gue harus punya cowok yang sama persis kayak tokoh di cerita novel gue," ucapnya penuh harap. Sedangkan Reyna hanya bisa menyemangati dengan cara menepuk pundak perempuan itu.
"Kalo gue ada di posisi lo tadi. Bisa pingsan di tempat kali, Rey."
"Nggak. Kalo gue sih langsung stroke," timpal Dea membuat teman-temannya menoleh dan tidak tahu harus bereaksi apa.
Reyna yang sejak tadi mendengar semua ucapan Dea, Ara, dan Sonya diam-diam mengembangkan senyumnya.
Setelah pergi dari taman belakang sekolah ia langsung di hadang oleh keenam temannya itu di depan pintu kelas. Hanya untuk di mintai penjelasan. Karena sebelumnya mereka sudah memergoki Reyna dan Gavin yang sedang berpelukan satu sama lain di taman belakang sekolah.
Bahkan bukan mereka saja yang melihatnya tapi ada juga Marcel, Farhan, dan Raka. Ikut menyaksikan bagaimana saat Gavin berhasil membuat kedua pipi Reyna memerah seperti kepiting rebus.
Ketika melihat semua itu mereka berenam berpikir jika Reyna dan Gavin baru saja meresmikan sebuah hubungan. Tapi tetap saja meraka ingin di beri penjelasan lebih oleh kedua orang itu.
Rumor tentang Reyna dan Gavin yang baru saja jadian. Seketika langsung menyebar luas ke seluruh penghuni SMA Tribuana. Beberapa siswi yang memang tidak menyukai sifat Angel merasa sangat bahagia saat mendengar rumor itu.
Mereka berharap jika Reyna bisa lebih baik dari perempuan bernama Angel, Tapi ada juga sebagian siswi yang merasa tidak suka jika Reyna dan Gavin memiliki hubungan.
"Gue duluan," pamit Reyna kepada teman-temannya. Ia merasa tidak enak jika harus membuat Gavin menunggu lama di parkiran.
🦋🦋🦋
Selama berjalan di koridor Reyna hanya menyunggingkan senyumnya seperti biasa. Saat melihat ada beberapa murid yang sedang memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah. Atau bahkan ada juga yang membicarakannya dari belakang.
"Itu Reyna," ucap Farhan kepada Gavin.
Ketika melihat perempuan itu sedang berlari kecil menuju ke arah mereka berempat. Dengan tas ransel hitam yang berada di gendongannya.
"Sorry tadi lama," ucap Reyna setelah berdiri tepat di samping motor besar milik Gavin.
"Kalo nunggu cewek cantik kayak lo si. Sampai lebaran monyet juga bakal gue tungguin Rey," sahut Marcel mulai mengeluarkan kata-kata gombalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/252857136-288-k499647.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny ( SUDAH TERBIT )
Novela JuvenilGavin Kalandra, pria dengan aura sedingin kulkas 35 pintu, selalu menampilkan wajah datar yang tak beranjak, seperti meja yang baru saja disapu. Selama 18 tahun, ia melangkah di jalan kehidupan yang lurus dan datar, tanpa berkelok, seolah tak pernah...