Banyak hal yang tak terduga di dunia ini. Semua hal yang terjadi kedepannya itu tak ada yang tau, hanya tuhan yang mengetahui alur hidup manusia. Termasuk aku, tak ada yang tau bahwa seorang lelaki tiba tiba mendatangiku. Dan mengajakku berteman, aku tak terbiasa berteman dengan laki laki.
"Haii, aku Haesal, kamu?"
"Syifa, ada apa?"
"Ayo berteman denganku!" Seru nya, aku hanya tersenyum kecil sedikit canggung disini.
Tetapi entah mengapa dia berbeda.
Aku dan dia mulai dekat satu sama lain.
"Ifaa, kamu ga ada niatan buat jalan jalan sama aku gitu??" Tanya nya tiba tiba, jujur saja aku sangat susah untuk pergi keluar, apalagi saat pulang sekolah begini.
"Aku ga diizinin kak" muka dia cemberut. Sudah berapa kali dia mengajakku jalan setelah pulang sekolah, tetapi sama aja.
"Ayoo dong faa, sekali ini ajaa" cukup lelah mendengar dia mengajakku jalan, untuk kali ini aku tak bisa menolak.
Aku dan dia menghabiskan waktu bersama didaerah rumahnya.
Setelah itu, kami sering jalan jalan bersama saat libur ataupun saat pulang sekolah. Aneh sekali bukan? Anak smp sepertiku bisa bermain seperti ini?
Pertama kalinya aku diajak ke mall hanya berdua. Pulang sekolah lagi, di hari jum'at setelah dia selesai jum'at an.
Kita menghabiskan waktu sampai jam 4 sore. Banyak hal yang aku lakukan dengannya, belajar jadi fotografer, bermain basket di game master, dan mendengarkan cerita randomnya soal kartun pororo.
Esoknya saat aku pulang sekolah dan seharian tak bertemu dengannya, aku dengar dia tidak sekolah hari ini, kenapa dia tak mengabariku? Tumben sekali...
Saat aku sampai dirumah aku terkejut dengan dua orang tamu yang berada di rumahku.
"Ka Esal?" Mereka menoleh ke arahku, kami sama sama terkejut. Aku terdiam menatap mamaku, menunggu penjelasan
"Dia kaka mama" ucapnya sambil menunjuk kearah ayah kaka. Aku benar benar tak mengira ternyata kita saudara.
Setelah semua itu terungkap, aku dan dia bebas pergi bersama apalagi menginap dirumah satu sama lain.
Aku dan dia menonton pororo dirumahnya, entah kenapa tiba tiba dia mengucapkan yang kurang menyenangkan
"Kalo kaka pergi, ifaa jangan nangis ya?" Aku hanya terdiam, kejutan apalagi yang akan muncul?
"Dih apaan ga akan kaka pergi ya pergi aja" dia hanya tertawa, aku tak ingin membuat suasana ini menjadi menyedihkan
"Oh ya, ka mimpi kaka apa?"
"Mimpi kaka? Melihat sunset bersama kekasih kaka"
"Emang kaka punya pacar?" Aku hanya bertanya! Dia hanya menatapku datar, lagian dia tidak punya pacar tapi sok sok an begitu.
"Tapi kaka, pengen liat sunset dipantai sama kamu"
"Dih kok aku?"
"Gatau pengen aja" dia tertawa puas, aku tak mengerti dia menertawakan apa.Hari demi hari, kita lewatkan bersama, semua hal random kita lakukan.
Aku dan dia duduk bersama di depan rumahnya, entahlah hanya menatap langit sore
"Faa, kalo ada yang nembak kamu, kamu terima ga?" Aku terdiam sesaat
"Yaa, kalo dia sekaya Zhong Chenle, selucu Park Jisung, seseru Lee Haechan, sesayang Na Jaemin, se cool Lee Jeno, segalak Huang Renjun, sepeka Mark Lee, aku terima." Dia hanya tertawa dan menatapku datar
"Yang ada pada minder itu mah!" Dia memukul kepalaku pelan, aku tertawa puas"Eh ka! Poto kaka bagus gini, kenapa ga masuk eskul jurnalis aja?" Dia tersenyum menatapku
"Ga minat, nanti kaka cape" dia banyak tertawa hari ini.Esoknya ia tak sekolah, tak ada kabar lagi, aku chat juga dia tak membalas. Menyebalkan sekali. Pulang sekolah dia ada di rumahku duduk bersantai dikamarku, dasar dia seperti tidak punya sopan santun.
"Kak!" Panggilku, dia hanya menoleh, dan tersenyum lebar, seperti orang gila yang tak tau apa apa.
"Faaa, kaka bakalan pindah sekolah" aku terdiam, kenapa harus tiba tiba? Lagian nanggung sekali untuk pindah, sebentar lagi dia akan lulus.
"Nanggung banget, kenapa ga nanti aja?" Dia hanya tersenyum
"Gatau, bunda yang minta" aku hanya bisa menerima, lagian kalo dia pindah ga bikin aku ga liat dia lagi kan?
"Tenang kaka pindah ga jauh kok" dia tersenyum.
"Ifaa, aku mencintaimu" kata yang berhasil membuatku terdiam seribu bahasa.
"Kenapa?"
"Entahlah, aku ingin mengungkapkannya sebelum terlambat" aku tersenyum kecil, dia menatapku menunggu jawaban
"Terimakasih, tapi kasih aku waktu untuk memikirkan nya" dia hanya mengangguk dan tersenyum.
Aku menjalankan aktivitas seperti biasanya. Biasanya aku selalu curi curi pandang kekelasnya, tapi sekarang berbeda. Huhh aku belum mengenalinya kepada teman temanku, kenapaa dia harus pindah? Meskipun begitu dia sering menjemputku, tidak langsung di sekolah sih. Dia selalu menjemputku disekolah sd yang tak jauh dari sekolahku.
Sampai pada akhirnya aku mendengar berita. Bahwa dia dilarikan kerumah sakit, kenapa? Padahal tadi sore dia baik baik saja.Aku ingin pergi kesana, tapi sesuatu yang tak inginku dengar malah terdengar jelas dimalam hari itu.
"Pasien membutuhkan jantung" aku tak mengerti, tapi kenapa harus bagian itu yang ku dengar? Tak ada yang bisaku lakukan selain terdiam menatap ruang operasi, mungkin dia sudah menemukan jantung yang sehat untuknya.
Berjam jam aku menunggu, aku tak ingin pulang sebelum aku mendengar kabarnya.
Lampu menyala menjadi putih, operasi telah selesai, dokter keluar dengan tatapan sedih, aku memiliki firasat buruk.
"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin." Kalimat yang tak ingin kudengarkan, malah keluar dari mulut dokter itu. Jahat sekali.
"Pasien tak bisa terselamatkan" aku benci kalimat ini. sialan! Kenapa harus disaat seperti ini?!
Minggu pagi. Aku sudah berada di pemakaman dengan orang orang yang menangis atas kepergiannya. Aku ingin menangis tapi kenapa air mataku tak keluar, aku terus menatap batu nisan yang tertulis namanya, "kak, aku belum jawab cinta kaka, kenapa kaka pergi sekarang?" kini hanya kenangan yang tersisa.-end
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Kecil
Historia CortaBuku ini hanya catatanku yang berbeda beda setiap bab. 2022-??