sekolah kanibal. [cerpen]

12 5 0
                                    

Entah angin apa, aku tiba tiba saja menerima pertukaran pelajar, ke sekolah elit di kota sebrang. Aku terdiam di bangku paling belakang dekat jendela kelasku, entah kenapa aku tidak merasa senang oleh pertukaran pelajar ini. Aneh, padahal aku akan bersekolah ke sekolah elit nomor 1 di dunia, dikenal dengan berbagai prestasi.
Esoknya aku sudah mulai berangkat ke sekolah sana. Aku diantarkan oleh kakaku.
Katanya disana ada asrama khusus untuk muridnya, terutama murid pertukaran pelajar sepertiku kamarnya sangat dikhususkan.

Bangunan besar nan luas kini ada di depan mataku, warna putih.

Aku melangkahkan kakiku kedalam, berbagai tatapan mengarah padaku. Aku sedikit takut, mereka menatap dengan senyuman mengerikan. Entahlah mungkin hanya karna aku masih memakai seragam sekolah lamaku.

Sudah dua hari aku disini, aman saja hanya saja aku belum mendapatkan teman sama sekali. Sungguh aku semakin takut karna tak ada yang aku kenali disini, aku segera memasuki toilet.

Samar samar kudengar suara anak lelaki, aneh! Kenapa ada anak lelaki di toliet perempuan?!, aku semakin terkejut dengan percakapan mereka.

"Eh ada murid pertukaran lagi ya?"

"Ada makanan lagi nih kita hahaha!!"

"Yakann! Tapi katanya si cewe"

"Wah mayan tuh, gue mainin terus gue makan enak kali ya"

"Wkwkw gila lo, tapi sabi lah"

"Anak pertukaran kemarin aja belum bisa kesantap tuh, gara gara kepseknya ga ngizinin"

Nafasku seketika terhenti, jantungku terpacu cepat, aku terdiam mendengar percakapan mereka. Perlahan aku membuka pintu sedikit, kulihat wajah mereka jelas.

Deg! Salah satu dari mereka melihatku, ia tertawa kencang menatapku. Ia mendobrak pintu membuat aku terpental kearah tembok.

"Waww, dia udah tau nih" ia mendekat. Aku mendorongnya dan segera lari keluar menjauh dari toilet, ternyata aku yang salah, aku salah masuk toilet.

Kulihat lapangan bola yang sangat ramai, dipenuhi anak anak pertukaran pelajar berbaris disana. Aku sedikit salah fokus oleh seragam yang sama denganku, aku segera memasuki lapangan bola tersebut aku terdiam di depan pintu masuk lapangan. Terheran heran dengan apa yang terjadi.

Tiba tiba kepala sekolah melihatku, ia menyuruhku berbaris. Aku berjalan menghampiri barisan paling depan. 15 menit berlalu, kepala sekolah ini tidak berkata apapun pada akhirnya ia membuka suara.

"Kalian tau kan, salah kalian apa?!" Teriaknya, aku terdiam mencerna semuanya, padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun.

"Saya mendapatkan banyak laporan, bahwa anak anak seperti kalian selalu berbuat masalah di hari pertama kalian disini!" Sarkasnya, rambut putih yang menipis dikepalanya sedikit keatas. aku terdiam merasa tidak melakukan kesalahn, dari awal aku hanya diam di kelas tanpa berinteraksi dengan anak anak lain.

"Seperti biasa, anak anak nakal seperti kalian ini sangat tidak kami butuhkan, dan kami hanya menginginkan anak anak pintar dan dapat di andalkan seperti erlangga!!" Serunya sambil menunjukan siswa kebangganya, tingginya sekitar 179, berkacamata dengan warna mata biru. Ia seperti anak luar negri bagiku.

Ia menganggkat tanganya, ia siap menjentikan jarinya, aneh tapi sangat mencurigakan. Aku reflek bersiap siap berlari keluar lapangan, kulihat erlangga keluar lapangan dan tertawa melihatku sigap.

"Ada kata terakhir?" Deg! Aku berlari mengejar erlangga yang sudah mulai jauh dari lapangan... BOOM!!! Suara ledakan memenuhi sekolah, seketika langkahku terhenti dan berbalik ke arah lapangan. Satu jentikan itu menghabisi 300 siswa pertukaran pelajaran, mereka sudah tidak berdaya berbagai organ berpisah dengan tubuhnya. Benar benar hancur. Aku terdiam meneteskan air mataku, seharusnya aku tidak melihat ini, aku sangat benci dengan darah apalagi dengan keadaan manusia yang aku lihat saat ini.

Catatan Kecil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang