5th

471 77 5
                                    

Kau pikir Hanwool Phi yang sekarang cukup berubah....
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ













ㅤㅤ











Tuk tuk tuk tuk. Controller dimainkan di bawah jemari lentik seorang gadis. Suara tombol dipencet pun berulangkali memenuhi ruangan. Tak mengurangi fokus, gadis ituㅡ kau, masih bertahan meski panas mulai menjamah raga.

Kalau boleh jujur, kau saat ini menahan rasa sesal. Lebih dari haus, kau menyesali perbuatan mu yang tidak mengacuhkan Hanwool.

Jelas-jelas pria itu telah bersikapㅡ

"Aku mau mengantar Hansol ke tempat les sekaligus ke gerai es krim."

"Cuaca hari ini cukup panas, kau mau rasa apa?"

"Akan kubelikan berapapun yang kau minta."

ㅡkurang ajar karena merebut controller di tanganmu, dan membuatmu kalah di detik itu. Tapi, entah bagaimana kau baru paham sekarang. Kenapa kau mengabaikan kode keras Hanwool?!

Dia itu, secara tidak langsung menunjukkan perhatiannya bukan?

Kemarin-kemarin, masih Hansol yang dibelikan es krim. Sekarang, kau. Ditambah lagi caranya nawarin tadi agaknya cukup....

Membuatmu melting.

Yaa gimana gak lumer coba? Si Hanwool pake acara ngerebut, terus joystick mu dibawa tinggi-tinggi. Dia sengaja bikin kau jinjit gitu di deketnya?!

Asal kau tau. Kalian barusan kaya gak berjarak, alias nyaris nempel tau gak! Dan kau malah membuang kesempatan emas itu demi mentingin layar game di depanmu??

Hei, jarang-jarang Hanwool Phi gak risih dideketin kau!

Bukannya ini pertanda kalau cinta bertepuk sebelah tangan mu atau apalah itu, sebenarnya udah bertepuk tangan? Eh bentar, ribet amat busettt mau bilang lu bedua sama sama sinkron ke ranah roman (ノ_-;) hadeeh rumit bener si Hanwool tinggal speak up naksir lu balik. Udeh kelar ni fanfic.

"Tapi gak gitu! Ini Hanwool kenapa bisa gini sih?!!"

Kau dengan segala kerumitan teori di kepalamu sepertinya muak. Mau berapa kali kau merenung, oknum H ini gak bisa kau tebak isi otaknya.

"Sekarang gue harus apaaa...."

"Lo minta saran sama gue?"

Sepenggal kalimat dari sambungan telepon mengalihkan atensi. Kau menoleh, menatap layar persegi yang tergeletak di atas sofa.

Seorang gadis, yang tidak lain juga mengenal Hanwool Phi. Selama beberapa menit terakhir menyimak baik-baik curhatan mendadak yang kau lakukan. Awalnya kau meminta tutor mengalahkan bos game padanya, namun kemudian dia merangkap jadi pendengar keluhan-keluhan yang kau lontar.

"Iya. Gue mohon, lo pasti lebih berpengalaman kan?"

"Nggak juga. Cuma yaa mungkin, lo coba cari tau aja perasaan dia ke lo gimana."

"Apa menurut lo gue bisa tau itu?"

Hening. Kalian seketika tak yakin jika usul tersebut berhasil. Menebak jalan pikir sang crush saja sudah sulit untukmu. Nah ini lagi kau musti gali info yang bagaikan dokumen negara.

˖𔘓࣪    𝐅𝐋𝐈𝐑𝐓  𝐰/ 𝐇anwoll 𝐏hi   𖡻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang