7th

350 54 2
                                    

Ketika tiba di Indonesia, Hanwool jadi tau daily life seorang [Fullname]....
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ











ㅤㅤ







Yakni inkompeten seven days a week alias, mageran, mageran, mageran, dan mageran.

Apa apa mager. Ambil remot mager. Bangun mager. Mandi mager. Ngunyah mager. Napas mager. [Name] seakan akan cosplay menjadi koala total selama dia di Indonesia.

Malas, adalah yang keluar dari bibirnya kalau kau bertanya kenapa.

Lalu kini, Hanwool telah melihat langsung contoh nyatanya kau yang tanpa jiwa itu.

Kau tengah duduk sembari menatap kosong ke arah jalanan. Sementara tanganmu terlihat memainkan sendok di sebuah mangkuk di atas meja. Dengan jelas, dirimu yang begitu dapat dibaca Hanwool, sebagai sosok gadis yang sedang dilanda galau.

Seringai tipis pun ditariknya di ujung bibir. Hanwool lekas menyeberangi jalan. Tak peduli pada duo sejoli di belakang, yang terpenting sekarang, tujuan utama. Memulangkan [Name] begitu batang hidung gadis itu nampak didepannya.


"Kapan kau pulang, hm?"

Sejujurnya Hanwool Phi tidak mau repot-repot bertanya. Dia pengennya terobos gendong kau buat dibawa ke Korsel secepatnya. Tapi ya dia menghormati, kau keliatannya baru selesai menyantap makanan.

Hanwool jadi tau. Selain tidak menyia-nyiakan makanan, kau juga tidak pilih pilih tempat makan. Asalkan bersih dan higenis, kau akan makan di situ.

Perempuan yang melihat dunia setara. Hanwool mengagumi itu.

Tapi tunggu, Hanwool rasa itu gak berlaku buat Yunghyeon Ji, pria yang duduk di sampingmu ini. Sang pemilik iris grayis blue mengamati, mantan musuhnya itu benar-benar terlalu patuh pada seorang anak gadis dari atasannya sendiri.

"Kabar kalau kau menempel pada [Name] ternyata benar. Apa yang kau lakukan Yunghyeon?" drama kecemburuan Hanwool dimulai. Dia menciptakan seringai kejamnya yang khas sebagai tanda bendera peperangan.

"Heh? Kau yang harusnya kutanya begitu. Buat apa kau bergabung di meja, kami." Yunghyeon membalas, dengan kata kami yang sengaja ditekannya. Membuat Hanwool Phi mengernyit di seberang kalian.

Di sisi lain, di tengah-tengah terpaan atmosfer memusuhi itu. Kau baru menangkap sesuatu. Hanwool, bagaimana mungkin dia ada di sini?! Untuk apa pula dia datang ke Indonesia???

"Cukup."

Hanwool dan Yunghyeon melihatmu serempak. Namun karena hanya Yunghyeon yang mengerti arah ucapanmu, dia seketika bernafas lega.

Doi ga perlu ngabisin semangkuk sambel segar yang ada di depannya.

"Hanwool, ayo pergi."

Sebagai gantinya, dia akan dibuang sekarang.

"Sebentar! [Name]ㅡ"

"Yunghyeon."

"!"

"Kau mau kembali ke Incheon?"

Dan sayangnya, dia akan benar-benar dibuang bila serakah menginginkan lebih banyak waktu bersama [Fullname].


"Aku berbaik hati padamu bukan berarti kau bisa menghapus dosa-dosamu dengan mudah, Yunghyeon Ji."







Helaian rambut yang digerai bebas menari-nari kecil dihantam angin. Udara sejuk dari wilayah pegunungan yang khas lantas tak terelakkan menyapu kulit tanpa permisi. Dingin, kau yang menghembuskan nafas lalu menjadikannya penghangat untuk kedua telapak, nyatanya masih belum cukup melawan rendahnya suhu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

˖𔘓࣪    𝐅𝐋𝐈𝐑𝐓  𝐰/ 𝐇anwoll 𝐏hi   𖡻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang