Chap.20

3.2K 224 54
                                    

©Boboiboy hanya milik Monsta, Author cuma meminjam karakternya saja

Cast: Solar/Boboiboy Solar

Genre: Sad, Brotherhood/Brothership, Hurts, Angst

Warning: Typo karena masih pemula, ceritanya abal-abal, alur gak jelas, terdapat kekerasan, Boboiboy no power
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~Happy Reading~

___________________________________

"SOLAR!!"

Cahaya yang melihat Solar pingsan pun dengan cepat berlari keluar menuju garasi rumah untuk pergi ke rumah sakit. Para Elemental sebenarnya memiliki mobil.

Cahaya dengan sigap meletakkan Solar kedalam mobil dan ikut masuk kedalam. Sedangkan yang menyetir sudah ada Halilintar didepan.

"Hali! Cepat!" Cahaya mendesak Halilintar, lantaran terlalu panik dengan keadaan Solar sekarang.

"I—iyah!" Dengan cepat Halilintar menyalakan mobil dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Sedangkan yang lain akan ikut menyusul nanti menggunakan taksi.

Sekitar 30 menit Halilintar menyetir mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, kini mereka sampai disebuah rumah sakit.

"DOKTER! SUSTER! TOLONG ADEK SAYA!!" Para suster yang mendengar teriakan Cahaya dengan lekas membawa brankar rumah sakit.

Cahaya meletakkan tubuh Solar di atas brankar dan para suster pun dengan lekas mendorong brankar tersebut ke ruang UGD. Sesampainya didepan ruang UGD, dokter membawa Solar masuk bersama beberapa suster.

Tubuh Cahaya merosot jatuh, sakit rasanya melihat adik kesayangannya sakit seperti ini. Apalagi ini disebabkan oleh dirinya, bodohnya Cahaya yang tak sadar bahwa saudara Solar dan saudaranya memperlakukan Solar dan dirinya itu sambat jauh berbeda. Dia yang disayang, dan Solar yang disiksa.

Sedangkan Halilintar, dirinya hanya bisa diam mematung didepan pintu ruang UGD. Pikirannya berkecamuk sekarang, kilas balik dirinya beserta saudaranya menyiksa Solar berputar bak kaset rusak di kepalanya. Setetes air mata jatuh dari netra merah darahnya. Halilintar hanya mampu menangis dalam diam, merutuki betapa bodohnya dirinya.

"Kak Hali, Cahaya! Haahh.... hahh...." Gempa datang bersama yang lain. Wajah mereka semua panik.

"Gimana keadaan Solar?" tanya Ice khawatir.

"Belum tau, Solar masih diperiksa dokter," jawab Halilintar lirih.

Sret

Cahaya tiba-tiba saja bangun dari duduknya. Mencengkram erat kerah baju yang dipakai Halilintar. Manik coklatnya menatap tajam wajah terkejut Halilintar.

"Kalo terjadi apa-apa ke Solar, aku gak akan segan-segan membunuh kalian, aku gak peduli kalian saudaraku atau sepupuku." Cahaya berkata dingin, matanya menatap saudaranya juga sepupunya satu persatu dengan dingin. Menghempaskan tubuh Halilintar yang ditangkap oleh Gempa dan Taufan. Cahaya mendudukkan dirinya di kursi tunggu yang memang sudah disediakan.

"C—cahaya maaf." Gempa menunduk, takut menatap Cahaya yang sekarang dikuasai oleh amarah.

"Cahaya, kami minta maaf, kami janji gak bakal ngulangin perbuatan brengsek kami lagi." Petir mewakilkan semuanya yang hanya diam tak bisa berkata apa-apa. Petir berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan adik bungsunya.

Bungsu?! (Boboiboy Solar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang