Bungsu?! (Boboiboy Solar)

Chap.36

©Boboiboy hanya milik Monsta, Author cuma meminjam karakternya saja

Cast: Solar/Boboiboy Solar

Genre: Sad, Brotherhood/Brothership, Hurts, Angst

Warning: Typo karena masih pemula, ceritanya abal-abal, alur gak jelas, terdapat kekerasan, Boboiboy no power
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~Happy Reading~

___________________________________

Di hari yang sama, lebih tepatnya di siang harinya. Setelah berdrama ria dengan King Drama Taufan, yaitu kakak keduanya, Solar kini sedang asik rebahan di sofa yang ada di ruang keluarga. Di rumah dia sendirian, para kakak-kakaknya serta sepupunya juga belum kembali dari urusan mereka, loh? Bukannya tadi Solar sama Taufan, itu Taufan pamit pergi setelah dapat maaf dari Solar, agak jahanam emang kakaknya ini, udah dimaafin, eh malah ditinggal lagi. Serasa setelah memberi kesempatan kedua, dirinya malah mengulang kesalahan yang sama, apa sih Ai ini! Dari chap berbaikan sama Taufan suka banget nyinggung orang, hehe... mangap! :D.

Solar rebahan di sofa sambil memejamkan mata, pikirannya melayang ke masa kecilnya, sebelum kecelakaan ibunya, Solar merasa dia adalah anak paling bahagia di dunia, punya ayah yang perhatian, ibu yang penyayang, dan kakak-kakak yang selalu menjaga dirinya dari bahaya, sebagai bungsu saat kecil dia begitu dijaga, tak dibiarkan luka sedikit pun hadir di tubuh kecilnya waktu itu, tapi semuanya berubah setelah ibu dan dirinya mengalami kecelakaan, sikap kakak-kakaknya berubah, begitu juga dengan ayah mereka.

Ayah mereka yang awalnya perhatian dan berusaha meluangkan waktu untuk keluarganya menjadi seseorang yang gila kerja, sampai anak-anaknya sendiri ditelantarkan. Kakak-kakaknya yang awalnya selalu menjaga dirinya bahkan mulai melakukan tindak kekerasan yang masih dibilang kecil, tapi sekecil apapun kekerasan tetap kekerasan, entah itu secara verbal atau fisik. Solar yang waktu itu baru bangun dari komanya selama seminggu setelah insiden kecelakaan tersebut menjadi kebingungan dengan perubahan sikap keluarganya, dirinya yang berduka karena ditinggal oleh sang ibu tercinta juga harus merasakan kehilangan kasih sayang dari keluarga yang tersisa, Solar kecil tumbuh sendirian tanpa kasih sayang.

Sampai umur mereka memasuki 10 tahun, ayah mereka memutuskan untuk menitipkan mereka ke kakek mereka yang ada di pulau rintis, sejak saat itulah mereka tak pernah bertemu dengan ayah mereka lagi, di rumah kakeknya Solar bisa sedikit lebih tenang, juga bisa kembali merasakan perhatian kecil dari kakeknya, Tok Aba. Tapi lagi-lagi takdir begitu kejam menguji Solar, Tok Aba tiada karena ditabrak lari oleh seorang pengendara tak bertanggung jawab saat berbelanja dengan dirinya, dan lagi-lagi karena dirinya, orang tersayangnya harus pergi selama-lamanya.

Sejak saat itu kakak-kakaknya semakin membencinya, kekerasan yang awalnya hanya dari mulut kini bertambah ke fisik, kakak-kakaknya tak segan-segan memukuli dirinya sampai luka-luka, mengurung dirinya, tak memberi makan dirinya, dan disitanya jatah uang kiriman ayah mereka membuat Solar harus bekerja diusia dini. Mengerjakan apa saja asal halal, untuk makan serta kebutuhan dirinya.

Perlakuan buruk kakak-kakaknya tak terjadi secara singkat, tapi bertahun-tahun lamanya. 3 tahun berlalu, Solar yang berumur 16 tahun  kembali merasakan rasanya tak diinginkan. Kedatangan para sepupunya, anak dari saudara ayah mereka, membuat keberadaan Solar semakin tak terlihat, karena ada Cahaya di sana, sosok adik yang paling diidamkan oleh para kakak-kakaknya. Adik yang manis, penurut, menggemaskan, dan bukan pembawa sial seperti dirinya. Solar pikir dengan kedatangan Cahaya para kakak-kakaknya tak akan menyakiti dirinya lagi karena Cahaya sangat menyayangi dirinya, tapi dugaan Solar meleset total, bahkan para sepupunya juga ikut menyiksa dirinya.