Chap.34

1.3K 160 46
                                    

©Boboiboy hanya milik Monsta, Author cuma meminjam karakternya saja

Cast: Solar/Boboiboy Solar

Genre: Sad, Brotherhood/Brothership, Hurts, Angst

Warning: Typo karena masih pemula, ceritanya abal-abal, alur gak jelas, terdapat kekerasan, Boboiboy no power
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~Happy Reading~

___________________________________

Beberapa hari kemudian

Beberapa hari berlalu, para saudara Solar yang lain kecuali Thorn tak mengalami kemajuan untuk mendekati si bungsu yang lagi kemusuhan sama mereka, entah itu karena takut atau terlalu gengsi.

Hari ini para Elemental berada di rumah, sekolah diliburkan karena memang hari ini tanggal merah, memangnya siapa yang tanggal merah masih sekolah? Hantu yang ngajar :v. Mereka semua sedang melakukan sesi sarapan pagi, sarapan yang begitu tenang, adem, nyaman, tanpa adanya keributan karena para TTM sedang tunduk pada si bungsu yang masih bersikap dingin pada mereka, kecuali Thorn sih yang kini asik mepet-mepet sama Solar bikin yang lain jadi pengen membuang si polos tapi padahal gak polos.

"Aku selesai."

Solar beranjak dari duduknya untuk pergi kembali ke kamarnya. Di susul oleh Thorn yang memang tak ingin terpisah dengan Solar, lalu tak lama di susul oleh Ice yang jalan sambil menguap sampai kepalanya gak sengaja kejedot tembok, dan Cahaya yang juga ikutan minggat dari ruang makan. Para Elemental yang tadinya diam, kini seketika berisik.

Brak

"Tak bisa dibiarkan, Thorn sudah mencuri start kita, kita tak boleh membiarkan Thorn seenaknya sama Solar." Taufan menggebrak meja makan dengan kencang untuk meluapkan kekesalannya.

"Betul, betul! Si bendul itu ternyata tidak bendul!" Blaze mengangguk-anggukkan kepalanya semangat.

Krik
Krik
Krik
Krik

"Hah?"

"Apa sih Blaze gak jelas." Taufan menatap saudara sepembuat masalahnya ini dengan tatapan sinis.

"Maaf, Solar marah karena ide ku." Gempa yang sedari tadi diam akhirnya buka suara. Membuat yang lain seketika menoleh dan mendapati Gempa yang tertunduk serta terisak kecil. Tanah yang duduk di samping Gempa hanya bisa mengelus punggung Gempa mencoba menenangkan.

"Ide mu gak salah Gempa, hanya saja situasinya gak tepat." Angin menyahuti, diangguki oleh Petir.

"Terus kita harus bagaimana?" tanya Api.

"Anehnya Solar gini loh, sama kalian dia bersikap dingin, sama kami biasa aja," kata Daun. Benar pada sepupunya Solar masih bersikap santai walau terkesan acuh, entahlah apa alasan si Solar.

"Huhuhuhu.... aku gak bisa diginiin, Solar tega." Taufan sudah guling-guling dilantai.

"Sudah, mending kita bubar." Halilintar beranjak pergi dari meja makan, diikuti oleh yang tersisa.
.
.
.
.
Siang hari

Bungsu?! (Boboiboy Solar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang