I Love You, Lila [03]

12 6 0
                                    

Hari ini, malam minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, malam minggu. Sama seperti biasanya, hanya kesunyian yang menemaniku.

Mama masih berada dikantornya, dan Papa tidak tahu kemana. Mungkin diluar kota, atau mungkin saja diluar negeri. Aku tidak peduli.

Gerimis masih saja turun sejak sore sampai saat ini, pukul 8 malam tepatnya. Aku bersyukur, tak ada ritual kencan bagi yang punya pasangan. Sadis memang, tapi memang aku iri jika melihat banyak pasangan menebar keromantisan mereka ditempat umum.

Bahkan ditempat makan pun, masih saja sempat-sempatnya saling membersihkan bekas makanan dimulut masing-masing. Bahkan lebih parah jika saling melontarkan kata-kata sayang. Eww menjijikan.

Ya, aku iri dengki karena memang kisah cintaku tak semulus manusia-manusia diluaran sana. Mungkin kalau sedang trend jaman sekarang, 'nt' alias 'nice try' sebutannya.

Mendengar lagu galau diplaylist favoritku sambil menikmati hujan seperti ini adalah waktu-waktu paling menyenangkan. Tak ada yang menggangu dan tak ada yang membuat rusuh.

Damai sekali rasanya.

Tapi begitu nyawaku ingin masuk kealam bawah sadar, gedoran pintu utama membuat tidurku urung.

Playlist musik yang tengah memutar lagu my everything dari Ariana Grande pun terpaksa ku hentikan. Kakiku melangkah menuruni tangga, ingin tahu siapa yang mengetuk pintu malam-malam begini.

Ah, Papa ternyata.

Bersama seorang wanita dengan body gitar spanyol dan baju kurang bahannya, pemandangan yang sangat amat biasa.

"Mama mu mana?" tanya-nya dengan sedikit melantur, aku tafsir pria tua bangka ini sedang mabuk.

"Kerja."

Aku pun melangkah pergi, sesak nafas rasanya jika berlama-lama didepan pria itu.

"Lila!!! Sana pergi keluar, saya nggak mau liat kamu malam ini!!!"

Sebelum sampai dikamar, dia kembali berseru. Suaranya lebih keras dari yang sebelumnya, dan aku pun malas untuk berdebat.

Alhasil, aku masuk ke kamar. Mengambil handpone, earphone, dan juga memakai hoodie kesayanganku.

Lagipula, aku juga malas jika harus bersitatap dengan pria menjijikan itu. Ditambah lagi dengan suara-suara haram yang mereka keluarkan, sangat-sangat menjijikan, juga dapat merusak gendang telinga.

Jika sudah diusir begini, mau kemana lagi aku, jika bukan pulang ke rumah yang sesungguhnya?

Tok
Tok
Tok

Tanganku masih setia mengetuk pintu kayu itu, tapi masih tidak ada jawaban dari dalam, ataupun tanda-tanda pintunya akan dibuka.

I Love You, Lila [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang