"Yang, please jangan giniin aku?!" Suara seorang gadis tengah mengiba di pinggir jalan terdengar putus asa.
"Apa jadinya aku tanpa kamu? Aku mohon hiduplah sayang?" Sekali lagi, gadis itu memohon.
Dengan hampir putus asa, Jovanka berlutut didepan motor bututnya yang terparkir di trotoar jalan.
"Sayaaang? Kumohon hiduplah?" Anka mengelus motor kesayangannya dengan penuh harap. Wajahnya yang putih nampak memerah menahan amarah sementara rambutnya ia acak-acak beberapa kali.
Tak ingin menyerah, Anka kembali berdiri lalu mencoba melakukan kick starter untuk kesekian kalinya. Namun usahanya lagi-lagi gagal. Motor buluk pemberian sang ayah beberapa tahun yang lalu itu sama sekali tak bisa dihidupkan.
"Oke kalau lo maunya gini!" sentaknya kesal, lalu menendang-nendang ban motor dengan frustasi.
"Kenapa sih lo ngambek di saat yang enggak tepat, Yang? Tau gak? Ini tuh hari penting buat gue?" gerutunya sambil menunjuk-nunjuk motornya penuh emosi.
"Hari ini gue harus wawancara kerja dan lo tau sekarang jam berapa?!" Gadis berambut panjang itu kini persis seperti orang gila, karena berbicara dengan makhluk tak bernyawa.
"Sekarang jam tujuh sayang, dan setengah jam lagi gue harus udah sampe di perusahaan impian gue? Kalau sampai telat gue bisa kehilangan kesempatan ini Yang? Lo beneran tega banget dah sama gue?"
Orang-orang yang berlalu lalang pun menatap curiga ke arah Anka. Bahkan beberapa diantaranya ada yang berbisik-bisik membicarakan dirinya.
"Cantik sih cantik tapi kok ngomong sama motor? Mana di panggil sayang lagi? Ihh," ucap seseorang sambil bergidik geli ke arahnya.
Anka pun memicingkan mata dan mencebikkan bibirnya dengan malas.
"Tuh kan gara-gara lo gue jadi disangka gila?" Anka terus menyalahkan motornya namun benda mati itu tetap tak bergeming sedikitpun dari tempatnya.
"Terpaksa gue tinggalin lo disini, salah lo sendiri sih malah mogok di tengah jalan?" ucapnya sambil merogoh ponsel dari dalam saku celananya.
Dan tak lama setelahnya, seorang pengendara ojek dengan jaket kulit hitam terparkir disebelah Anka.
"Ojek neng?" tawar sang supir seraya menyodorkan helm ke arah Anka.
"Iya Bang." Anka membenarkan lalu dengan cepat mengunci setang motornya kemudian ia meraih sodoran helm dari si supir ojek.
"Anterin saya ke perusahaan Biantara Agradana ya Bang?" ucap Anka setelah duduk di jok belakang.
"Oke, siap neng," kata si tukang ojek ramah.
"Sayang, aku tinggalin kamu disini dulu ya? Tenang aja aku gak bakal selingkuhin kamu, bentar lagi bakalan ada yang bawa kamu kok." Sebelum melaju, tak lupa Anka berpamitan pada motor yang sudah ia anggap sebagai pacar keduanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling for the Boss [GXG]
RomanceMenyebalkan, petakilan, cerewet dan suka menggombal. Itulah sifat-sifat yang tidak disukai Isabella kepada Jovanka - karyawan baru di kantornya. Sementara Anka sudah menyukai Bella semenjak pandangan pertama. Namun Bella yang kaku dan berhati ding...