Mungkin Bella sudah tertular virus Anka yang suka senyum-senyum sendiri. Ingatannya berputar pada kejadian seminggu yang lalu tak terasa kini mereka sudah seminggu menjalin hubungan. Bella tidak tahu kenapa jantungnya masih berdetak kencang saat bertemu Anka. Bahkan hari-hari setelahnya saat hubungan mereka tidak sekaku seperti dulu. Bella sadar, sedikit sifat maupun sikapnya telah berubah meskipun tidak banyak.
"Jadi, lo bener lagi jatuh cinta?" tebak Krisan ketika mereka sedang makan siang bersama di kantin kantor Biantara. Akhir-akhir ini Krisan merasa ada sedikit perubahan yang di alami oleh sahabatnya itu. Bella jadi sering tersenyum, ia juga tidak sejutek dulu apalagi terhadap Anka.
Bella mengernyit dan menyesap minumannya sebelum bicara, "Jatuh cinta? Maksud lo apaan sih?"
Krisan memutar kedua bola matanya dengan bosan. Urusan berkilah begini bukan yang pertama kali, tapi terkadang sedikit kesal kalau Bella terlalu menutupi perasaannya.
"Ya, lo lagi suka sama orang! Please deh, lo bukan anak SD yang harus gue jelasin jatuh cinta itu apa," seloroh Krisan sedikit penuh penekanan.
"Anka maksud lo?" kata Bella dengan lugas.
Krisan hampir tersedak batagor yang sedang dimakannya. Buru-buru minum dan berseru dengan suara yang cukup menggelegar.
"Ya nggak salah kan jatuh cinta sama pacar sendiri," sahut Bella ringan. Perasaan berbunga-bunga yang saat ini ia rasakan, tak bisa Bella abaikan. Mau tidak mau ia harus mengakui ketulusan cinta yang Anka arahkan padanya, luar biasa membahagiakan.
"Jadi lo sama Anka udah jadian?"
"PSSSSST! Pelan aja dong ngomongnya!" Bella melirik ke arah sekitar, memastikan tidak ada yang mendengar ucapan Krisanti.
Mendengar ungkapan Bella, Krisanti manggut-manggut. "Wow seorang Isabella Ayunda, cewek dingin nan jutek yang katanya nggak akan pernah suka sama cewek petakilan macam Jovanka Adriana, ternyata bisa jatuh cinta juga ya? ledek Krisan sambil tersenyum geli. "Bukannya lo yang bilang ke gue kalo lo nggak akan pernah suka sama cewek macam Anka?" desaknya lagi, berusaha memojokkan sahabatnya.
Bella yang diledek seperti itu hanya memasang cengiran bodoh. Ya ya ya, Bella tahu kalau ia sudah termakan omongannya sendiri. Ia yang dulu pernah mengatakan bahwa ia sangat membenci Anka dan berjanji untuk tidak berurusan dengan bocah tengil itu lagi tapi nyatanya kini Bella malah menjalin hubungan dengannya.
"Ya, namanya juga cinta Kris, lalu gue harus gimana? Apa perlu gue tarik kata-kata gue lagi?" tanyanya sambil memutar-mutar mie ayam pesanannya dengan garpu. Selera makannya jadi hilang entah kemana. "Dulu, gue emang benci banget sama Anka. Gue benci sifatnya yang nggak pernah bisa sopan ke gue, suka cengengesan kayak orang gila, caper banget dan suka ngegombal. Tapi setelah dia berusaha jauhin gue, disitu gue jadi ngerasa kayak ada yang aneh. Kayak ada sesuatu yang hilang di diri gue. Lo ngerti kan maksud dari benci bisa jadi cinta? Mungkin gue mengalami itu, Kris"
"Iya gue ngerti kok, gue bukan anak kecil yang perlu lo jelasin apa itu artinya cinta. Tapi intinya lo udah kemakan sama omongan lo sendiri. Lo yang dulu katanya nggak akan pernah suka Anka, eh sekarang malah bucin sama dia. Tapi lo kalah cepat dari gue," ujar Krisan enteng sambil kembali menusuk batagor dengan garpu lalu memakannya.
Bella menatap sahabatnya dengan alis tertaut lalu berucap, "maksud lo, lo mau bilang lo udah nembak Anka duluan, begitu?"
Krisanti mengangguk dan tersenyum bangga.
Sementara bibir Bella mengerucut seketika.
"Unik ya, selama kita ngejalin pertemanan, baru kali ini kita bisa naksir orang yang sama?" gumam Krisanti. Ingatannya mendadak jadi memikirkan Anka. Cewek yang selalu nampak ceria itu tiba-tiba memaksa masuk di ingatan. Bibir Krisan masih tetap memasang senyum walau kenyataannya Anka menolaknya dan lebih memilih Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling for the Boss [GXG]
RomanceMenyebalkan, petakilan, cerewet dan suka menggombal. Itulah sifat-sifat yang tidak disukai Isabella kepada Jovanka - karyawan baru di kantornya. Sementara Anka sudah menyukai Bella semenjak pandangan pertama. Namun Bella yang kaku dan berhati ding...