Kantin kembali menjadi riuh setelah mendapatkan hiburan gratis. Kegaduhan rata-rata didominasi oleh suara laki-laki. Apalagi jika gadis semanis Anka yang dengan sukarela memberikan hiburan gratis itu, tentu saja hal ini membuat mereka menjadi lebih bersemangat. Bahkan beberapa diantara mereka ada yang sampai mengabadikan momen ini dengan merekamnya menggunakan kamera ponsel.
"Cie.... ciee... lagi jatuh cinta ya Ka? Lagunya buat siapa nih?" Seorang karyawan dari kursi paling belakang tiba-tiba menceletuk begitu lagu telah usai.
Anka hanya meresponsnya dengan senyuman, ingin sekali ia menjawab kalau sebenarnya ia sedang kasmaran pada bosnya. Tapi Anka hanya mampu menyimpannya dalam hati.
"Suara lo boleh juga Ka, boleh request lagi dong nih?" Yang lainnya ikut menimpali.
"Yoi, bener banget. Kayanya kantor kita emang lagi butuh hiburan."
"Boleh, kalau waktunya masih cukup hehe...." balas Anka masih dengan senyum menghiasi wajahnya.
Sebenarnya Anka melakukan konser dadakan ini bukan karena ingin dibilang caper dan pamer akan kepiawaiannya dalam bernyanyi, hanya saja ia memang sedang gabut setelah Bella selalu mengusirnya. Lalu saat Anka tak sengaja melihat sebuah gitar terpajang di pos satpam, ide gilanya muncul begitu saja.
Sisa jam makan siangnya ia habiskan untuk menghibur karyawan yang sedang makan siang, tapi lebih tepatnya ia ingin menghibur Bella. Walaupun ia tidak yakin apakah Bella terhibur atau justru malah ilfeel akan penampilannya tadi. Apalagi saat Anka curi pandang menatap Bella, wanita itu justru malah membuang muka. Padahal lagu tadi ia dedikasikan untuk Bella.
"Si Anka keren ya Bell? Suaranya juga bagus," puji Krisan takjub lalu menyedot orange juice-nya, namun matanya tak berhenti memperhatikan sosok Anka.
"Bukan keren, tapi malu-maluin dan norak. Suaranya juga jelek, bagusan suara gue kalau lagi nyanyi, walaupun banyak fals-nya," balas Bella sambil memutar bola matanya malas. Padahal ia akui kalau sebenarnya suara Anka terbilang bagus, hanya saja Bella enggan mengakuinya pada Krisan. Bahkan ia tak menyangka kalau gadis petakilan seperti Anka ternyata jago menyanyi.
"Yeee ... " Krisan mencebikkan bibirnya, kesal dengan respons Bella yang acuh tak acuh. "Eh lo punya nomornya dia gak? Minta dong gue?"
Bella langsung menatap sahabatnya dengan tatapan heran.
"Ngapain lo ngeliatin gue kaya gitu? Baru sadar kalau gue cantik ya?" tanya Krisan.
Bella tak memperdulikan banyolan Krisan.
"Lo minta nomornya dia buat apa? Kalian kan bukan partner kerja?""Ya emang bukan. Gue penasaran sama tuh cewek mau gue deketin," jawab Krisan to the point. "Kenapa lo nanya begitu, cemburu ya lo?"
"Udah deh gak usah nanya begitu. Bukannya gue cemburu, yang ada gue malah ilfeel sama tuh bocah. Lagian gue gak punya nomornya. Kalo lo mau, lo minta aja sana sendiri!"
"Beneran nih ya, lo gak bakalan cemburu kalau gue deketin dia? Awas kalau suatu saat lo nyesel?"
"Aduh Krisan please stop deh, kata-kata lo bikin gue tambah geli. Terserah lo mau ngapain tuh bocah, bukan urusan gue."
"Oke-oke gue pegang kata-kata lo."
*****
Tampaknya hari ini kesialan tak henti merundung Bella. Sudah tugasnya menumpuk, Anka membuatnya kesal, sekarang saat akan pulang, mobilnya mendadak diam. Bella turun dari kemudi dan membanting pintu.
Satu tendangan lolos mengenai ban mobil depan. "Dasar nggak bisa diajak kompromi. Udah tahu mau cepet pulang malah mogok!" omelnya.
Tiba-tiba ponsel Bella berdering. Ia mengambilnya dari saku blazer dengan malas. "Ada apa lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling for the Boss [GXG]
RomanceMenyebalkan, petakilan, cerewet dan suka menggombal. Itulah sifat-sifat yang tidak disukai Isabella kepada Jovanka - karyawan baru di kantornya. Sementara Anka sudah menyukai Bella semenjak pandangan pertama. Namun Bella yang kaku dan berhati ding...