BAB 5

11 1 0
                                    


   

"Sayang.. Kamu kenapa?"

  Di rumah, dia sangat murung. Entah karena kejadian tadi siang, atau pun karena sudah mengatakan semua itu. Dia merasa bersalah dan bersedih. Buktinya tadi siang ia tidak keluar kamar nya. Bryn, yang abang nya pun tidak paham dengan tingkah nya saat ini.

   Apalagi Samuel. Memang ia tidak dekat dengan anak bungsu nya, tetapi ia merasa khawatir tentang kondisi nya sekarang. Mengapa ia bersedih? Apa yang membuat nya sedih? Jika itu karena johan, Samuel akan membalas nya dengan sadis. Ia bersumpah.

    Sudah lama ia mengurung diri di kamar nya. Akhirnya sebuah ketukan yang berhasil membuat Nicho tersadar dari kesedihannya.

Tokk! Tokk!!

"Ayah boleh masuk nak?"

   Tidak ada jawaban, berarti ya. Samuel tidak mendengar jawaban dari nya, yang akhirnya langsung masuk tanpa izinnya. Benar yang dipikirkan nya. Ia bersedih. Tapi karena apa? Apa karena abang nya? Victor?

"Sayang.. Kamu kenapa?"
"..." diam. Hanya isakan tangis yang menjawab pertanyaan dari ayah nya.

   Samuel. Ia baru pertama kali dan untuk yang terakhir kali nya melihat anak nya menangis. Tidak akan lagi lowongan untuk membuat nya sakit, menangis, atau pun ketakutan. Tidak akan!

"Kenapa?"

    Samuel bertanya dengan nada yang lembut. Pertahanan yang sudah ia buat pun roboh. Ia menangis. Dan bercerita tentang semua yang dia alami hari ini

"Tadi Nicholle di buli yah.."
"Dibuli? Siapa?"
"Kakak kelas yang ngaku anak nya ayah terus ngaku pacar nya Johan"

"Siapa?"
"Dinda 9i dia ngaku anak nya ayah, Aku ga percaya lah.. Mana pake acara gertak aku lagi.. Aku ancam dia lah"

"Hm.. Terus?"
"Yaudah, dia bawa temen nya, ngejambak rambutku, terus temen nya lempar batu ke arah mata ku-"
"Kamu ga apa apa kan sayang??"

     Kaget. Apakah ini nyata? Apakah ini benar terjadi? Dia tidak pernah merasakan ayah nya khawatir tentang kondisi nya, kecuali nilai.

"Ng-nggak kok yah"
"Ayah khawatir sama kamu,, terus Johan?"
"Tadi Nicholle bilang gini ke Johan.. 'Gue ga pantes ya buat lo Johan' "

       Lirih dan perih. Itu yang dirasakan Nicho saat menceritakan semua nya. Samuel yang mengerti dengan kondisi pun ikut sedih melihat nya.

"Kamu bosen ya sama dia?"
"Nggak.."
"Lalu?"
"Tadi aku ga tau harus ngomong apa.. Karna Gracy ngancam aku, gertak aku.. Kalo aku itu pelakor.."

      Tersenyum. Dia paham yang anak nya lakukan. Dia lagi hari merah. Tidak bisa mengontrol emosi nya dengan mudah, itu wajar. Apalagi dalam kondisi ini. Hanya senyuman hangat penuh arti yang di tunjukkan Samuel.

"Udah.. Kalo emang lagi haid kamu harus bisa mengontrol emosi mu nak"

"Maaf yah.. Nicholle ga tau yang harus Nicho lakukan"

"Dia ada pesan di handphone mu"
"Coba periksa"

    Ia pun memeriksa ponsel nya dan benar. Ada puluhan pesan bahkan ratusan pesan dari nya. Astaga!

Johan sialan!

Johan sialan!
Sayang??

Johan sialan!
Marah ya?? :/

Johan sialan!
Sakit ga perut nya?

Johan sialan!
Jangan sedih lagi ya sayang

Johan sialan!
Besok sekolah nggak?

My toxic girlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang