BAB 11

7 1 0
                                    

Diam jalan terbaik bukan?

"Ayo anak anak! Segera berbaris upacara akan segera digelar"

    Suara menggema dari microphone panggung. Kalian tahu dia siapa? Ya. Guru IPA di SMP Mentari. Bu Pudji.

"Duh.. Pagi pagi teriak teriak aja nih guru" bisik Laiila,anak 8A yang datang ke kelas.

  Dengan malas pun dia langsung melengos dan balik kanan. Nicho pergi dengan jalan tidak niat.

"Tuh bocah ngapa?" bisik fadhil yang amat lirih. Sangat lirih.

"Entah. obat nya habis kali" saut Laiila dengan mengedikan bahu nya.

Suasana ricuh dan kebisingan di pagi hari pun tiga kali lipat terjadi. Nicholle berjalan menuju lapangan basket dan melewati lorong buas, lorong 9A.

Saat ia melewati lorong dengan malas, kericuhan pun semakin nyaring. Ada yang berteriak, mengejek, ataupun bergosip.

"Weh weh.. Dia kan anak 8a?"
"Wanjayyyy.. Toxic girl datang niehh"
"Cih! Tepe banget anjay"
"Dada rata aja bangga!"
"Woi udah woi.. Si Johan udah dateng noh"

Dan ya. Tatapan memburu pun sudah ia luncur kan sejak tadi. Johan. Tampan, berwibawa, dan ketus. Bola mata coklat muda menambah kesan tajam dalam tatapan nya.

"Bubar woi! Lo ga tau apa dia udah mode ancur?!" umpat Revan, si biang kerok.

Tenang dan damai. Setelah kericuhan, pastilah damai. Dan segerombolan lalat yang sedang bergosip pun terbang entah kemana.

"Johan"
"Hm"
"Ayok upacara"
"Hm"

Nih bocah kesambet apaan dah? Ham hem ham hem aja batin nya dengan sebal. Dia balik kanan dan maju dengan bar-bar, lebih tepat nya seperti Nicholle yang dulu.

"Ayo anak anak! Segera baris!" suara microphone dari Pak Firman, guru olahraga. Tapi.. Beberapa detik kemudian..

  "ANAK-ANAK!! AYO TURUN! HITUNGAN KE LIMA KALO MASIH DIATAS, JALAN JONGKOK!! SATU!!" teriak bu pudji. Selain guru IPA, dia adalah pembimbing pramuka di sana.

"DUA!!!"
"Ayo woi! Ayo!!"
"Iya bentar apa! Anjir? Topi gue kemana woiii?!"
"Cepetan! Bu pudji udah ngamok nohhh"

"TIGA!!!"

"Ayo ndang baris Nich! Kabeh wes bares awakmu sek neng kene!" oceh bu pudji kepada hmm... Si toxic.

"Ck. Iya bu.. Iya!" ucap nya dengan malas dan memasang wajah melas.

Nicholle pun sudah berbaris rapi di urutan belakang samping kanan. Kenapa dia belakang? Padahal kan dia sedikit.. Pendek.. Karena.. Kalian tau lah ya.. Ya. Jawabannya malas. Oke next.

"Weh.. Kapan lo nongol?" tambah Monica dengan antusias

"Tadi"
"Masih dapet lo?"
"Hm deres pula"
"Ntar lo olga ga?"
"Nggak, mungkin?"
"Oh kalo gitu–"

"EMPAT!! ANAK-ANAK YANG SUDAH BARIS HARAP DIAM!! KEBIASAAN! KAMU INI! ADA ORANG NGOMONG ITU DI DENGARKAN!" Oceh nya. Biasa.. Mungkin untuk kelas 9.

My toxic girlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang