BAB 7

6 1 0
                                    


GO home

  Setelah kejadian penculikan terhadap Nicholle, mereka pun berencana untuk melaporkan nya kepada polisi. Tetapi, setelah dipikir pikir, CIA adalah kelompok yang berkuasa di Bandung setelah Gendaraska. Jadi, lapor atau tidak, itu sama saja.

    Saat ini Nicholle, dan yang lain sedang berkemas. Karena siang nanti ia sudah dibolehkan untuk pulang.

    "Masih sakit hm?" pertanyaan itu lolos membuat jantung Nicholle ber disko.
"Ng-gak kok.."

    Melihat tingkah nya yang gagap, Bryan pun merasa sedikit geli dengan yang diucapkan nya.
"Lo gagap?"

"Apaan? Gue ga gagap ya!"
"Nah tadi lo gagap"
"Sialan"

"Udah udah.. Ayo kita pulang, Bi yanti sama pak Jani udah nunggu" lerai Samuel dengan wajahnya datar.

♪♪

Di perjalanan..

"Oiya, lo kok bisa koma tu gimana woi"
  Pertanyaan konyol yang keluar dari Mulut Bryan. Sungguh tidak masuk akal.

"Lo belajar IPA ga sih di kelas lo?" pertanyaan sindiran pun lepas dari mulut Victor.

"Kan gue tanya, lo sensi amat dah"
"Diem"
"Iye gue diem.."
Dan mereka sampai dirumah dengan aman. Tidak ada masalah sama sekali.

"Non Nicholle!!"

Teriakan yang menyaring dari dalam rumah. Pasti itu Bi yanti. Setelah teriakan tersebut, di sambutlah pelukan dasyat darinya.

"Non teh  apa kabar?? Kata nya di culik? Non ga luka kan??"
"Nggak apa apa kok bi"
"Pasti Non takut ya dan-"

Pandangan Bi yanti beralih memandang lelaki di sebelah Bryan yang sangat ia kenal. Dengan perawakan tinggi, ramping, dan kulit berwarna putih seperti susu. Itu Victor.
"Duhh gusti! Ini teh den Victor kan??"

Bang Victor hanya mengangguk pelan saat mendengar histeris nya Bi yanti. Semua pun tertawa melihat kehebohan Bi yanti dan ekspresi datar Bang Victor.

"Udah.. Ayo masuk, nanti kedinginan"
"Okehhh yahhh"


♪♪

    Mereka pun masuk ke dalam dengan dipenuhi wajah ceria dan bergembira. Di sisi lain, kondisi keadaan dirumah Johan berbanding terbalik dari kondisi di rumah Nicholle. Ya. Kacau-dan-hancur.

"Aku pulang"

    Perkataan Johan yang lembut pun disambut sengit oleh ayah nya, dan juga tatapan memburu dari Kembaran sialan nya itu.

"Dasar Bocah ga tau diri kamu!"

Plakk

    Tamparan di pipi nya pun berhasil membuat Johan sedikit terhuyung. Dia sedikit mundur karena dasyat nya tamparan Taurus, ayah nya.

    "Mengapa kamu membantu gadis sialan itu hah?!" Diam. Saat ini Johan hanya diam. Dia berusaha mencerna semua kata kata ayah nya yang ia sedang ucap kan.

"Sudahlah, Taurus, jangan libatkan masalalu mu sekarang-"
"Diam kau SOFYA ALMAHENDRA!!"

Plak

Lagi dan lagi. Tamparan Taurus berhasil lolos di pipi Sofya,ibu Johan. Dengan penuh amarah, tangan mengepal keras, Johan pun memojokkan Taurus di sela dinding ruang tamu.

"Singkirkan tangan mu itu, tuan" diam, ketus dan ekspresi wajah datar.

   Dengan santai nya, Taurus hanya tersenyum meremehkan saat Johan mengeluarkan kata kata itu, mungkin bisa di sebut gertakan?

"Wah.. Lihat ini Sofya, anak kesayangan mu sudah tumbuh dengan cepat sekali"
"Sampai sampai dia tidak tau diri!"

    Gertakan Taurus hanya membuat Johan tertawa kecil, geli. Johan pun menatap mata elang Milik Taurus, dan meraih kerah nya.

"Bukan kah seorang lelaki akan melakukan apapun untuk milik nya? Tuan Taurus?"
"Bukankan itu yang Anda ajarkan kepada saya sewaktu saya masih kecil?"
"Apakah Anda tahu kesalahan Anda dimana?"

"Dan lelaki akan berpikir dua kali lebih cepat untuk menyusun rencana-"

"Dan tidak melibatkan masalalu, itu lah yang Kau ajarkan padaku, Tuan Taurus"

Skakmat

   Taurus menganga mendengar reaksi Johan yang sangat sempurna memainkan kata kata. Karena terlalu kesal dengan kembaran nya itu, Chiko pun memukul pelipisnya dan mengeluarkan cairan merah yang segar.

"Arghh sh!t"
"Hei bocah ingusan, jangan coba coba kau membantah dia, ketua J20n"

Dengan nafas yang memburu, dan tatapan yang dingin pun terjadi beberapa menit kemudian. Sofya yang bingung melihat dua anak kembar nya itu segera memisahkan mereka dengan sekuat tenaga.

   "Sudah Johan! Chiko! Sudah!!" dengan suara yang bergetar, Sofya terpaksa melakukan ini. Ia terlambat memisahkan mereka.

"Hei, Nyonya muda, bukan kah ini sebuah permainan yang seru? Bermain lah dengan anak mu sekarang!"

Braghh

    Bantingan pintu Taurus yang sangat kencang pun membuat Johan sedikit tersentak.

"Dasar bocah ga tau diri!-"
"Sudah Chiko"

Apa salah nya gue nyelamatin milik gue hm?   Batin nya dengan penuh rasa kesal dan heran.


♪♪




My toxic girlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang