Chapter 9

75 18 2
                                    

Lima tahun sebelum para elf menemukan desa di tepi gunung

Di ujung selatan benua, terdapat sebuah kerajaan yang makmur dari perdagangan rempah-rempah. Diperintah oleh Raja Firswara dan Perdana Menteri Agustine, kerajaan ini mulai memasuki masa keemasannya. Btw ini kerajaan demi-human.

Namun masalahnya adalah sebagian besar (mungkin semua) pekerjaan sang raja dikerjakan oleh Agustine. Bukan karena Agustine ingin menguasai kerajaan dan menggulingkan sang raja, tetapi hal ini membuat Raja Firswara menjadi bosan dan... mempunyai hobi yang kurang ajar.

Dia mulai tertarik untuk membuat harem yang besar... bukan dari ngumpulin cewek2 jelata, tapi dari keluarganya sendiri...  ditambah dari keluarga bangsawan yang jadi pengurus pemerintahan (kek kenal). Termasuk dokternya sendiri... bukan mantan dokter, tapi dokternya yang saat itu sedang melayani dia...

Si dokter yang melihat ini langsung marah dan bersiap-siap untuk balas dendam waktu pengobatan. Dan benar saja, dia langsung membunuh Raja Firswara dengan peralatan medisnya. Sayangnya, Agustine mendengar teriakan minta tolong raja sebelum dibunuh dan langsung membunuh si dokter ketika dia melihat sang raja yang telah mati. 

Agustine menjadi sedih, tetapi dia harus mempertahankan kondisi kerajaan dan mencari pemimpin baru. Dan pada akhirnya, dia menemukan Klaine, yang dulu pernah diajari hukum dan politik oleh Agustine sendiri dan merupakan kerabat keluarga raja (yang belum diembat 🗿). Agustine berhasil membujuk Klaine menjadi ratu dan memulihkan kondisi kerajaan yang kosong pemimpin.

Namun itu hanya salah satu versi cerita yang paling dikenal di kerajaan itu. Ada yang mengatakan bahwa sang perdana menteri sendiri yang membuat si dokter marah dan membunuh sang raja. Ada juga yang mengatakan Agustine sendiri yang membunuh sang raja dengan tangannya sendiri.

Tapi yang pasti Raja Firswara telah mati dan Kerajaan Gishtel memasuki masa sentralisasi dengan pemimpinnya Ratu Klaine dan perdana menteri yang sama, menyebabkan desa yang ditemukan sekarang para elf terlupakan.

Balik ke timeline sekarang

"Misi-misi, ada orang kah?"

Para elf yang sudah sampai desa tidak menemukan seorang penduduk, jadi mereka 'menggeledah' rumah demi rumah.

"Lapor, bagian utara kosong total."

"Bagian selatan juga kosong."

"Pak! Ada beberapa demi-human di bagian timur dan tengah!"

"Sip, kalau begitu kita kesana."


Sesampainya disana, mereka menemukan demi-human yang terdiri dari perempuan dan anak-anak, jadi mereka menghampiri kelompok itu...

"//Lihat! Ada bantuan datang!//"

Mereka langsung kegirangan melihat para elf yang datang, sementara para elf tidak mengerti bahasa demi-human dan kaget melihat mereka kegirangan.

"Mereka ngapain? Kok kelihatan gembira?"

"Eh, hati-hati, mereka kayak mau nyerbu kita-"

Kelompok demi-human itu langsung mengelilingi mereka dan berlutut,

"//Tuan-tuan sekalian, kami ingin meminta tolong kalian.//"

"Astaga... gw bukan ahli bahasa... pakai bahasa tangan dulu aja dah..."


Lima jam kemudian

Para pemburu laki-laki desa tersebut kembali sambil membawa beberapa kelinci, yang jelas tidak cukup untuk memberi makan satu keluarga, belum lagi satu desa yang sedang dalam musibah kelaparan. Ketika mereka mendengar ada pengunjung, mereka bergegas ke tempat para elf sedang tinggal.

"//Beneran?! Ada pengunjung! Telinga mereka juga panjang dan lancip!//"

"Elf! Aku pikir mereka hanya ada di kota-kota besar, ternyata ada juga yang nyasar sampai sini.//"

"Mereka kayaknya lagi bicarain kita deh..."

"Tadi aku denger mereka ngucapin 'elf', coba tanya mereka-"

"Permisi tuan-tuan, aku minta maaf kalau aku kurang jelas dalam bahasa elf," kata salah satu demi-human yang bisa berbicara dalam bahasa elf.

"Akhirnya ada yang jadi translator berjalan kita," kata beberapa elf dalam hati mereka.

"Tidak masalah, pengucapan anda cukup baik."

"Juga kami mohon maaf jika kami tidak dapat menyediakan makanan yang baik, karena kami dalam musibah kelaparan. Nama saya Alzer."

"Tidak apa-apa. Nama saya Charles, dan disebelah saya adalah teman-teman satu regu."

"Regu? Apakah anda dari militer?"

"Tepat, dan kami berasal dari sisi lain gunung."

Charles terkejut mendengarnya, karena baru kali ini dia mendengar ada elf yang tinggal disana.

"Apakah kalian dari hutan... Zaarland?"

"Iya."

"Kalau begitu tuan, bisakah anda memberi kami bantuan, kami akan memberi kalian apapun!"

"Hah?"

Dan Charles menjelaskan situasi desanya.

Singkatnya, desa ini dikenal sebagai desa penghasil kayu berkualitas tinggi. Tidak banyak hewan buruan dan tanah terlalu kering untuk dijadikan pertanian, jadi desa ini hanya dapat bertahan hidup dengan berdagang kayu dengan makanan. Ketika masa Raja Firswara, desa ini menjadi milik Kerajaan Gishtel dan setiap sebulan sekali diberi suplai beras, daging, dan ikan dan membayar upeti berupa kayu. Setelah pembunuhan Raja Firswara, perdagangan makanan dengan kayu diberhentikan, menyebabkan desa ini menjadi kekurangan makanan serta kelebihan kayu di gudang mereka.

"Jadi begitu, kalau begitu kami harus pulang terlebih dahulu, kami akan melaporkan hal ini kepada kepala desa kami."

"Apakah saya boleh mengetahui namanya?"

"Tentu saja, kepala desa kami adalah Gabriel Moreau."

"Terima kasih, kapan anda akan pulang?"

"Besok hari, btw kami ada banyak makanan, kami akan memberikannya kepada kalian."

"Terima kasih banyak!"

Sesudah itu, Charles pergi keluar dan dipandu oleh seorang elf untuk mengambil persediaan roti dan buah-buahan untuk dibagikan ke seluruh desa.

Besoknya

"Tuan Charles, apa ini maksudnya?"

"Saya mohon kepada kalian untuk membawa putri saya, saya berjanji dia akan membantu kepala desa anda, dia bisa berbicara dalam bahasa elf dan cerdas. Ini juga tanda terima kasih saya sebagai pemimpin desa ini."


[TBC]


Sori lama update, baru selesai magang.

Moreau Revolution [Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang