(5) DUA GARIS TERPISAH

1 3 0
                                    


"OI"

terikan itu membuat kedua sahabat ini sontak menoleh. Ternyata itu zidan dan disebelahnya ramafa. Ayu langsung berubah jengkel karna zidan yang berteriak di cafe orang. Buat malu saja!.

"Ayu putih seputih mayat, ngapain disini" ejek zidan duduk disebelah ayu.

Ayu merasa diejek pun melotot "caper" kata ayu pedas.

"Eh caper caper gini kan hanya untuk mu zayang"

"Fu*k zidanjing gue benci lo"

"Eh eh jangan benci ntar lo jatuh cinta"

Ramafa mengeleng melihat keduanya insan ini. Ramafa pun menatap tasya.

"Semoga nafas dan hidup ku menemukan keberadaan dihatimu, dan semoga jantungku berdetak hanya untuk mu"

Tasya yang tadinya menatap recok ayu dan zidan.tiba tiba menoleh ke arah ramafa.

"Puisi yang indah"puji tasya untuk ramafa.

Ramafa tersenyum manis "puisi yang indah karna untuk orang yang spesial".

Tasya terdiam, namun setelah tasya diam ayu tiba tiba menarik tanggannya keluar cafe.memasuki mobil milik tasya yang terpakir tak jauh dari cafe.

"ayu, lo tau ngak madan ngechat gue" seru tasya setelah memasuki mobil.

Ayu yang tadinya jengkel langsung berubah menjadi tatapan jahil. "Cie yang di chat oleh madan"goda ayu.

Plak tasya memukul pelan punggung ayu. "Dia tuh ngechat nanya lo bodo".

"ngapain nanya gue"

"Lo sih kaga peka elah"jengkel tasya ingin sekali memenggal kepala ayu.

"Dih paan? Coba sini minta no nya"  pinta ayu. 

"Ok dah gue kirim. Lo mau tau ngak dia nanyain apa".

"Apa".

Tasya menatap ejek ayu, tersenyum jahil."katanya ya. 'Ayu ngapain suka nunggu didepan gerbang'.'ayu sukanya apa?'. 'Ayu lagi deket sama siapa'. Banyak banget dia tanya". 

"percaya sama lo, kayak percaya sama setan musrik"

"Dih ngak percaya ini liat sendiri nih"

Tasya memberikan ponselnya keayu, ayu membaca seluruh chat yang ada di tasya.  

"Lo tau nga sya, gue paling anti kalo ada yang suka sama gue. Gue kaga akan pernah suka sama dia, tapi lain hal kalo gue yang duluan suka sama dia. Kek jengkel gitu geli gue," belum sampat ayu melanjutkan bicaranya sudah dipotong oleh tasya yang menyela.

"Tapi lo kasih harapan ke dia".

Ucapan tasya membuat ayu terdiam, tasya menghidupkan mobilnya keluar area parkiran. Tak ada yang memulai pembicaraan, keduanya larut dalam pikiran masing masing.

Ayu memasuki rumahnya yang sepi. Tampaknya semua orang sedang ada kerjaan, ayu melangkah ke dapur. Mengambil gelas mengisinya dengan air putih. "Tapi lo kasih harapan ke dia".

UHUK
UHUK

Ayu tak sengaja mengingat apa perkataan tasya dimobil. Sampai membuat ia tersedak saat minum. Ayu menaruh gelas yang sudah kosong itu, memasuki kamarnya. Dia duduk dimeja belajar mengambil benda tipis.

apa emg gue kasih harapan ya kedia?, tapi gue juga diabang bingung ngeliat dia yang suka sama gue, gue ngerasa pengen deket aja tapi ngak sampe jadian gitu. Apa gue salah?.,masih belum selesai ayu mengoceh sendiri, ada seseorang yang memasuki kamarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DUA GARIS TERPISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang