Chapter 10

2.6K 907 1.1K
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan komen setiap bagiannya yaaa, ayo ramein part ini <3

Selamat membaca!

****

Aspire's Group.

Bas.

Bas send a photo.

Coba lihat dulu, Bah! Aku ketemu siapa.

Adiv.

Bentar. Bang Caraka gandeng cewek?!

Katanya mau temenin adik urang nge-date,

kok malah maneh yang nge-date?

Kajev

@carakamahawira mana nih orangnya, tag dulu biar muncul.

Tenggara.

Iri lo, Jev?

Kajev.

Kampret.

Biru.

Keliatan banget desperate lo semua. Cari cewek, gih.

Bas.

Kampret (2)

Caraka.

Adik kelas jahanam lo ya, Bas.

Ketemu kakak kelas tuh disamperin.

Bukan nyebarin aib.

Dmn lo?

Bas.

Mohon maaf, Tulang.

Adikmu ini sudah dalam perjalanan pulang.

Kita bertemu lain kali, ya.

Reijiro.

Jadi siapa tuh cewek, Bang?

Adiv.

Lalu dia pun menghilang tanpa jawaban,

seperti sosok bidadari fatamorgana.

Bas.

Pengen berak gue baca kalimat lo, Div.

Caraka geleng-geleng kepala sewaktu membaca chat di grupnya. Baru saja beberapa saat dia terfokus dengan ponselnya dan tidak memegang tangan Anindita. Ketika dia mendongak, gadis itu sudah menghilang. Caraka berdecak sebal. "Ini gue bawa anak manusia apa anak monyet, sih," gerutunya. Lalu dia berpencar dan menemukan gadis itu tahu-tahu sudah mengantri Playtopia di antara para ibu-ibu dan para suster yang menggendong anak.

Caraka mendekat. "Mau ngapain?"

"Mahal banget, nggak bisa kurang apa, Mbak?" Anindita rupanya sedang melakukan adegan tawar-menawar. Caraka meringis, dikiranya ini di pasar jual - beli ikan kali, ya?

"Iya udah deh, makasih Mbak." Raut wajah Anindita yang semula berbinar, seketika berubah kecewa. Matanya berkaca-kaca seolah dia kehilangan harapan untuk melakukan sesuatu yang begitu dia suka. Caraka mengernyit bingung.

"Kenapa? Kok nggak jadi?"

"Kemahalan."

Melihat raut wajah Anindita yang terlihat sedih, Caraka tersentuh juga. Dia mengajak gadis itu berbalik menemui penjual tiket. "Tiketnya 2 ya, Mbak, untuk 1 jam," katanya sambil mengeluarkan kartu kredit lalu membayar tiketnya. Mata Anindita terbelalak begitu Caraka membelikan tiket untuknya sehingga mereka diperbolehkan masuk.

Cita Cinta CarakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang