Sepasang bola mata cokelat gelap milik Janitra Naladipa sejak tadi tidak hentinya bergantian menatap pintu kafe dan jam hitam di pergelangan tangannya. Bola matanya berhenti bergerak ketika akhirnya seseorang—yang kedatangannya ditunggu sejak tadi—muncul juga. Seorang cowok berambut gondrong yang mengenakan kaus bertuliskan "Aspire".
"Sori telat, tadi ada urusan sama anak-anak." Tentu yang dia maksud "anak-anak" adalah para personel Aspire.
"Gue butuh bantuan lo," Janitra langsung berkata ke intinya. Cowok bernama Caraka Mahawira itu mengernyit.
"Apa?"
"Anindita Keshwari." Janitra langsung menutup rapat mulutnya setelah menyebut nama itu. Nama yang lama tidak dia sebut. Satu nama yang sudah dianggap hama selama bertahun-tahun dalam kepalanya. "Lo tahu, kan, betapa bencinya gue sama nama itu."
"Adik tiri lo, kan?"
"Berhenti sebut itu! Gue nggak sudi nyebut dia adik tiri gue."
"Oke, jadi lo mau gue bantuin apa?" Caraka menyandarkan punggungnya ke sofa sambil melipat tangan di depan dada.
"Bokap gue menyuruh dia ke Jakarta. Mimpi buruk gue akhirnya jadi kenyataan. Dia masuk Harnus dan bakal jadi adik tingkat lo. Dia masuk Fakultas Ekonomi. Jadi, gue minta bantuan lo. Bantu gue biar dia balik ke kampungnya. Bantu gue supaya dia ngerasa nggak betah di Harnus." Caraka terkekeh. "Gue nggak mau ikut campur urusan keluarga lo."
"Raka, lo tahu kan, gimana usaha gue buat keluar dari rasa sakit gue. Lo yang selalu bantu gue. Lo yang setia di sisi gue. Sekarang penyebab rasa sakit itu bakal datang ke sini. Dia bakal ada di dekat gue. Ketakutan gue bakal jadi kenyataan."
Janitra bukan seseorang yang lemah, tetapi kali ini suaranya terdengar bergetar yang membuat Caraka terdiam. Dia memandang sepasang mata yang memandangnya penuh harap. "Bantu gue, please ...."
"Oke, gue bakal bantu lo. Terus gue harus gimana?"
Janitra menyeringai mendengar Caraka menyetujui untuk membantunya.
"Gue akan buat kehidupannya di rumah kayak neraka, dan lo ... gue mau lo buat kehidupan kampus dia jadi pengalaman nggak menyenangkan seumur hidupnya. Dia harus menyesali keputusannya ke Jakarta dan akhirnya dia cuma punya satu pilihan yang tersisa, yaitu balik ke kampung halamannya."
Caraka mengedikkan bahu. "Apa imbalannya kalau gue berhasil?"
"Lo pernah bilang ke gue, kan, kalau lo pengin banget punya vinil bertanda tangan asli The Tielman Brothers? Good news! Oma gue juga orang Surabaya, salah satu pencinta seni, dia ternyata punya benda langka itu. "
"Lo serius?" Caraka mengerjap. Ekspresinya yang semula kurang antusias langsung berubah seperti anak kecil yang dihadiahi permen.
"Serius. Tawaran yang menarik, kan? Jadi, gimana? Deal?" Janitra mengulurkan tangan.
Cowok beralis tebal itu terlihat ragu-ragu.
"Ini tanda tangan asli The Tielman Brothers, Ka, yakin nggak mau?"
Dengan menarik napas panjang, Caraka menatap Janitra. "Cuma itu aja, kan, rencananya? Bikin dia pergi dari Jakarta?"
"Yes. Gimana? Sepakat?" Janitra mengulurkan tangan.
Caraka akhirnya membalas jabatan tangan sahabatnya karena tidak ada pilihan. "Ok deh. Demi vinil bertanda tangan The Tielman Brothers, gue bakal lakuin."
###
Gimana, versi novelnya beda banget kan sama versi Wattpad?Di versi novelnya bakal banyak tambahan, banyak bonus, dan pastinya ada banyak merch lucu selama PO.
Di novelnya tuh ada:-Ttd basah penulis
-Ttd digital Caraka, Anin, sama Janitra
-Dongeng yang dibikin Anindita
-Monolog Caraka (asik banget nggak tuh baca bukunya sambil denger suara Caraka)
-Lirik lagu "Mimpi"
-Merch dengan desain lucu gemesin: hoodie, totebag, notes, photocard, photoframeInfo PO ada next chapter ya...jangan lupa ikut war biar kebagian soalnya paket POnya terbatas banget tapi harganya murce bangett, ramah di kantong lah!
Ati-ati nyesel nggak ikut PO :p
KAMU SEDANG MEMBACA
Cita Cinta Caraka
أدب المراهقينCaraka Mahawira, seorang manajer band Aspire yang super sibuk sekaligus teman sejak kecil Janitra. Sebuah takdir menuntunnya untuk bertemu dengan Anindita yang ternyata adalah musuh dari sahabatnya. Berteman lama dengan Janitra membuatnya sadar, Jan...