Acara Welcoming Party hari itu akan diadakan. Sebuah acara yang dinantikan oleh angkatan baru karena kegiatan tersebut memang khusus diperuntukan untuk menyambut mereka. Sejak pagi Anindita terlihat sibuk mencari pakaian hingga sore tiba, dia masih memutuskan akan memakai baju apa dan pilihannya tertuju memakai dress bunga-bunga berwarna pink yang pernah dijahit oleh ibunya. Caraka mengirim chat, berniat menjemputnya dan lagi-lagi Anindita menolak karena masih ada Janitra di rumah. Kakaknya itu tampak sibuk mempersiapkan wardrobe yang akan dipakai oleh anak Aspire. "Lo mau ke aula?" tanya Janitra begitu melihat Anindita keluar kamar.
Gadis berambut pendek itu sempat melongok sejenak, bertanya-tanya apakah pertanyaan itu memang tertuju untuknya. Jawabannya iya karena tidak ada siapa pun di ruang tengah selain mereka berdua. "Iya, Kak, ada yang bisa dibantu?" tanyanya antusias.
"Bareng gue aja, lo asisten mereka kan?" suaranya masih terdengar jutek.
Anindita menyeringai lebar. "Siap, Bos!"
Janitra mengernyit, mana ada orang se-senang itu karena disuruh angkat-angkat barang?
"Yang ini ya, Kak?" Anindita menunjuk baju yang digantung di di ruang tamu. "Bawa semuanya ke mobil?"
"Hm."
"Oke!" dengan semangat 45, Anindita menuruti instruksi Janitra. Lalu dia segera duduk di belakang. Janitra masuk ke mobil dan menatap adiknya itu dengan tatapan seolah ingin membunuh. "Aku salah lagi?" Anindita bertanya dengan ragu-ragu.
"Di depan lah! Malah di belakang? Lo kira gue supir lo, hah?" teriak Janitra bersungut gemas.
"Takutnya Kak Janitra nggak mau gitu dekat-dekat sama aku, ok deh aku di depan ya!" Anindita berpindah duduk ke kursi sebelah Janitra. Dalam hati, gadis itu bersorak kegirangan. "Mimpi apa ya aku semalem bisa naik mobil Kak Janitra." Dia menoleh, melihat Janitra kembali melemparkan tatapan horor.
"Norak lo."
Sepanjang perjalanan, Anindita bersenandung ria sampai Janitra menyetel lagu. Lagi-lagi Anindita bersorak heboh. "Aku pernah dengar lagu ini, di mobil Kak Caraka ... Kakak juga suka, ya?"
"Lo naik mobil gue bukan berarti lo bisa sembarangan ajak gue ngobrol, ya! Mending lo diem, kuping gue alergi dengar suara lo," sungut Janitra ketus.
Anindita mengerucutkan bibir, gadis itu akhirnya memilih fokus ke ponselnya. Mengetik chat ke Caraka.
Coba tebak, aku ke kampus bareng siapa? Yak, benar! Aku bareng si Nenek Lampir. Doain ya aku sampe dengan selamat. Sampe ketemu di sana, lapyu :*
****
Caraka tertawa begitu membaca chat yang masuk di ponselnya. Dia sejak tadi sibuk gladi resik melihat sekaligus mengecek alat-alat para personal, Aspire akan tampil di acara Welcoming Party sebagai band pembuka. Dia baru kesampaian mengecek ponsel dari sederet aktivitas padat sejak pagi. Tak lama dia melihat seseorang muncul di ruangan, tergopoh-gopoh membawa tas. Begitu melihat Anindita tampak keberatan, refleks dia terbangun dari sofa lalu mengambil dari tangannya. "Kenapa nggak bilang Bas sama Adiv aja? Biar mereka yang ambil, ini mah berat banget, Nin!"Bas yang duduk di ujung ruangan pun memutar bola mata. Aneh sendiri mendengar kalimat perhatian itu meluncur dari bibir seorang Caraka Mahawira. Padahal waktu awal Anindita bekerja, dia lupa kali ya, kalau dia sendiri yang menyuruh Anindita membeli banyak jajanan dan harus dibawa sendirian?
"Diem aja, bantuin dong!" Caraka memanggil Bas dan Adiv, kedua orang itu tergopoh-gopoh membantu.
Janitra muncul. "Hei, guys, maaf banget gue agak telat ya. Macet parah tadi. Ini gue udah bawa pakaian yang bakal kalian pakai, silakan dicoba."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cita Cinta Caraka
Teen FictionCaraka Mahawira, seorang manajer band Aspire yang super sibuk sekaligus teman sejak kecil Janitra. Sebuah takdir menuntunnya untuk bertemu dengan Anindita yang ternyata adalah musuh dari sahabatnya. Berteman lama dengan Janitra membuatnya sadar, Jan...