‘Promise’
06Annyeong blinkeu 👋👋
Mianhae membuat kalian nunggu terlalu lama 🙃🙃Ma'af ya, chacha masih belum bisa up Rapuh. Promise dulu ya..
Semoga kalian gak bosan nungguin chacha balik 😌😌Langsung aja...
Jangan lupa tekan tombol bintang di pojok kiri sebelum membaca ya 🙃😊
Ma'af atas segala typo 😊🙃Happy Reading....
....
Jensoo baru saja sampai dihalaman rumah kakek nenek mereka. Jennie yang menyetir mobil, karena Jisoo tidak memungkinkan menyetir dengan kondisi tangan yang terluka seperti itu. Hari sudah berubah gelap saat mereka sampai dirumah. Sang kakak juga tampak tertidur lelap di jok penumpang sebelah Jennie.
Setelah menangis hampir satu jam di halte bus tadi. Jisoo langsung mengajak Jennie untuk mengunjungi restauran favorite mereka setelah melakukan kuliner satu minggu lalu. Keduanya makan malam berdua di luar tadi. Dan selama perjalanan pulang, Jisoo sang kakak Jennie biarkan untuk tidur. Karena melihat bibir sang kakak yang masih pucat. Jennie yakin, tubuh Jisoo sebentar lagi akan tumbang jika kakaknya itu terus saja memasang topeng kuatnya didepan semua orang.
Tapp...
“Pasti sangat melelahkan untuk terus terlihat baik-baik saja didepan semua orang kan eonnie? Aku tau semua ini begitu melelahkan bagimu. Tapi kenapa kau selalu menyimpan semuanya sendiri? Kenapa kau tidak pernah mau berbagi denganku adik kembarmu sendiri? Kita adalah saudara kembar. Ikatan yang kita miliki sangat kuat. Pantas saja sejak kau tinggal aku bersama eomma tadi siang. Hatiku terus saja gelisah karena memikirkanmu. Dan ternyata, kau kembali mendapat perilaku kasar lagi dari appa. Ma’afkan aku eonnie. Ma’af karena selalu saja gagal menjagamu.”
Jennie bergumam dalam hati, dengan tangan yang mengusap lembut pipi Jisoo yang sudah tidak semerah saat pertama kali ditemuinya tadi. Itu semua berkat obat yang sudah Jennei berikan pada Jisoo.
Mau sekuat apapun Jennie menghilangkan rasa kecewa itu dari sang ayah. Tetap saja Jennie tidak bisa! Jennie marah, Jennie kecewa! Jennie sudah siap untuk mengadukan hal ini pada sang nenek. Karena Jennie yakin, hanya neneknya lah yang bisa mengontrol perilaku kasar ayahnya.
Jennie keluar dari mobil sepelan mungkin. Tak ingin membangunkan sang kakak yang terlihat sangat nyenyak dalam tidurnya. Jennie masuk kedalam rumah, setelah beberapa menit dirinya keluar bersama kakeknya disampingnya. Keduanya mendekati pintu dimana Jisoo tengah tertidur nyenyak.
Klek...
“Aigoo.. Dia pasti sangat lelah setelah mempelajari berkas perusahaan.”
Jaewook membuka sabuk pengaman sang cucu, lalu mengangkat tubuh mungi Jisoo kedalam gendongannya secara perlahan. Jisoo hanya menggeliat kecil, namun tidak terbangun dari tidurnya. Sepertinya sulung Lee memang benar-benar kelelahan hari ini.
“Omo!! Kenapa dengan pipi kakakmu Nini? Apa dia memakan makanan yang membuat alerginya kambuh?” Jaewook kembali bertanya saat dirinya beriringan dengan Jennie berjalan menuju pintu utama. Jisoo memang memiliki alergi terhadap makanan yang mengandung kacang-kacangan.
“Nanti akan Nini ceritakan semua yang terjadi padanya Kek. Kita antar Chunie kekamarnya dulu ya. Setelah Nini mengganti bajunya nanti, Nini akan menceritakan semuanya pada kakek dan nenek.” Jawab Jennie sembari menatap sendu pada sosok Jisoo yang masih sangat nyenyak tertidur didalam gendongan kakek mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FanfictionPerpisahan keluarga. "I'm promise... Apapun keadaanya, akan ku buat ketiga adikku kembali bersatu meski itu harus ditukar dengan nyawaku sendiri." Lee Jisoo "Aku percaya padamu eonnie. Janjimu adalah pegangan terkuat untuk ku bisa bertahan." Lee Je...