20. Kakak-Beradik yang Berbaikan Tanpa Aba

347 37 1
                                    

"Agh~ aku bosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Agh~ aku bosan." Sylvia menatap hampa langit-langit kamar menawan yang kini terbias apik di netranya, dengan berbaring lepas di kasur yang sementara dia pakai di Istana Raja.

Setelah kepergian Jeffrey kemarin. Malamnya, Jeffrey memang benar kembali bersama dengan Raja untuk menjenguknya.

Namun hanya sekedar untuk menjenguk saja, setelah itu- tidak ada percakapan lebih diantara mereka karena derap canggung sungguh menyesaki dada mereka bertiga. Jadinya, perkumpulan keluarga Elvaralsy sedikit aneh dan terkesan tidak ada artinya.

Sebelum pergi, Raja sempat memberi beberapa informasi terkait dengan keberadaan seorang anak perempuan kecil yang Sylvia duga itu adalah Rumi.

Katanya, Rumi tengah baik-baik saja dan sudah ditempatkan di penginapan pelayan Istana yang lebih layak. Sylvia bersyukur untuk itu, namun ketika dia ingin pergi untuk menjenguk Rumi. Raja melarangnya.

Untuk alasan sepele seperti masalah kesehatannya, yang katanya masih perlu pengamatan lebih sungguh-sungguh lagi dari sebelumnya.

Jadi, Sylvia hanya berdiam diri di kamarnya ditemani Irina, bibirnya mengerucut kecil. Kalau saja sihirnya sedang tidak ditahan oleh Irina, mungkin dia bisa kabur dengan mudah untuk sementara demi membunuh rasa bosannya.

"Irina..." Sylvia memanggil Irina pelan.

"Apa?" Irina membaca sebuah koran yang ada dikamar Sylvia, tadi koran itu dibawa pelayan masuk untuk menyampaikan berita terkini yang tersebar diseluruh Kerajaan.

"Apa aku boleh keluar sebentar? Aku bosan." Sylvia berharap Irina akan mengizinkan dirinya untuk keluar, namun apa daya tatap mata tajam dari Irina sudah menjawab semuanya.

"Baik-baik, aku tidak akan melakukan apapun!" Sungut Sylvia karena kesal dengan sendirinya.

"Daripada kau keluar istana, lebih baik kau berkeliling di sekitar istana saja untuk mencari teman baru." Irina berujar tenang, netranya masih membaca penggalan kata di koran kerajaan yang memberitakan dihukumnya Baronnes Guina.

"Memang ada anak muda disini selain aku dan Jeffrey?" Tanya Sylvia.

"Akademi khusus Elfvyara ada di Istana. Siapa tahu kau bisa berjalan-jalan lalu bertemu mereka, kau mudah berteman kan?"

Sylvia langsung bangkit dari tempatnya berbaring, tangannya mengepal kuat diatas kepalanya. "Tentu!!" Jawabnya bersemangat.

Irina mengangguk, dia kemudian menutup koran yang sebelumnya dia pegang lalu melemparnya pelan kearah meja.

"Hm, akan kudampingi." Irina bangkit dan berjalan menuju Sylvia.

"Kau memang pengertian, Irina!" Sylvia merengkuh Irina yang terasa hampa, namun hatinya yang bahagia tidak mempedulikan segalanya.

Saat Sylvia membuka pintu, ada dua ksatria yang menjaga di luar kamarnya. Perempuan dan laki-laki, Sylvia tidak mengenali keduanya dan berniat untuk langsung melenggang pergi saja. Namun cegahan dua ksatria itu berhasil menghentikan langkahnya.

The Princes of Natuality Kingdom [MAJOR EDITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang