Bab 13

10 1 0
                                    

"Swari?"

"Swari!" Panggilku seraya menepuk bahunya.

"EH IYA?" Ucap Swari reflek karena kaget.

"Ayo turun kita sudah sampai." Ucapku seraya membantuku untuk melepaskan seat belt.

"Dia memang paling pintar buat orang salting." Batin Swsri.

Lalu saat kami turun dari mobil bisa ku lihat binar kebahagiaan dari mata Diah. Aku senang bisa melihatnya excited seperti ini, aku yang melihat dia menjadi reflek merangkulnya.

"Suka?" Tanyaku.

"Banget!" Jawabnya seraya tersenyum sangat manis hingga timbul lesung Pipit di pipinya yang tembem.

Kami menghabiskan waktu bersama di Bali zoo mulai dari tour melihat hewan-hewan disana, menyaksikan pertunjukan kampung gajah, menaiki gajah, memberi makanan pada hewan, dan tentu saja aku mengabadikan semua momen itu.

Saat tiba di apartemen aku berjalan menuju balkon dan merebahkan tubuhku pada kursi. Aku menghela nafas gusar seraya menatap langit malam yang di hiasi bintang. Tak terasa sudah 3 Minggu aku menghabiskan waktu liburan di Bali dan seminggu lagi aku harus segera kembali ke Jakarta untuk melanjutkan pekerjaanku disana.

"Kalo aku pergi Swari gimana ya?" Batinku. Aku mengambil kameraku dan memandangi fotoku dan Swari.

"Andai aku bisa memilikinya, tapi aku sadar diri bahwa tembok yang menghalangi kita terlalu tinggi untuk di rubuhkan. Kalaupun bisa salah satu dari kita harus mengalah." Gumamku seraya menatap sendu foto Swari.

"Udah gue duga, lo pasti jatuh hati sama dia." Sahut Bima. Namun aku hanya diam dan tertunduk lesu.

"Gue gamau lo balik ke Jakarta dengan seribu pertanyaan dalam hati lo dan juga penyesalan. Menurut gue lebih baik lo ungkapin perasaan lo ke dia sekarang Prab, sebelum lo balik ke Jakarta." Ucap Bima seraya ikut duduk di sampingku.

"Apa gue pantes buat ngutarain isi hati gue?"

"Semua manusia ga akan pernah bisa memilih untuk jatuh cinta dengan siapa, karena itu adalah pilihan hati lo. Gue gamau lo nyesel kayak gue Prab" 

Swari

Swari besok kamu ada kemana?

Besok aku cuma ke rumah temanku sebentar sih balikin make upnya, kenapa?

Selesai dari rumah temanmu bisa ketemu sebentar?

Bisa, tapi jam 12 ya?

Yaudah, besok sekalian aku anterin mau?

Eh gapapa nih?

Gapapa cantik :)

Wih thank you Prabu

Anything for u <3

End chat

S

inar mentari mulai terbit, aku segera berpamitan dengan orang tua Swari dan mengajak Swari untuk pergi ke rumah temannya lalu pergi ke Penglipuran.

"Pasti Ajik yang rekomendasiin ya?" Tanya Swari seraya memakai liptintnya.

"Iyalah haha." Jawabku seraya tertawa kecil.

Sesampainya di desa Penglipuran benar saja, rumah Bali yang terlihat kuno begitu indah dan kekentalan adat istiadat sangat terasa disana. 

"Gimana rekomendasinya Ajik? Suka?" Tanya Swari seraya menatapku dan merangkul lenganku.

"Suka banget!" Jawabku seraya tersenyum. Aku segera mengarahkan Swari untuk berfoto disana.

"Prabu ayo ikut!"

"Eh gak usah Swari, gapapa." 

"Ampura pak, dados tiang minta tolong fotoin nika?" Tanya Swari (maaf pak, boleh saya minta tolong difotoin?"

"Ohh nggih dados." Jawab bapak-bapak itu (oh iya boleh)

"Ayo Prab." Ucap Swari seraya menarik tanganku untuk ikut berfoto.

Sedari tadi aku memandang lekat foto kami berdua, aku begitu menikmati hari-hari yang telah kami lalui bersama hingga aku lupa tentang fakta bahwa sebentar lagi aku akan berangkat ke Jakarta dan tak bisa menemuinya untuk sementara waktu.

"Kapan mau lo ungkapin perasaan lo Prab?" Tanya Bima.

Secercah senyumku yang terbit menguap hilang begitu saja seperti udara. Aku sangat resah dan tak tahu harus bagaimana.

"Ini semua ada ditangan lo Prab, gue harap lo masih ingat dengan kisah gue." Ucap Bima seraya menepuk bahuku dan berlalu dariku.

"Aku perlu waktu untuk meyakinkan perasaanku terlebih dahulu, apakah ini benar cinta?" Batinku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PrabaswariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang