Chapter 2

13 4 1
                                    


***

Yoona memasuki ruang pesta bersama ayah, ibu, dan kakak sulungnya sedangkan kakak keduanya saat ini masih berada di Inggris masih dalam menempuh pendidikannya. Yoona mengedarkan pandangannya mencari sosok yang berstatus ayah kandung janin yang ada di perutnya saat ini. Hingga saat ini Yoona belum menceritakan perihal kehamilannya kepada keluarganya, karea Yoona tau apa yang akan terjadi setelah dirinya menceritakan hal tersebu kepada keluarganya. Ia yakin ayah dan kakaknya akan membunuh Je Hoon, dan Yoona takut jika keluarganya tau dirinya akan di paksa menggugurkan kandungannya, ya walaupun Yoona ragu keluarganya tega melakukan hal tersebut.

Pandangannya terhenti saat menemukan sosok yang ia cari.

Pandangannya terhenti saat menemukan sosok yang ia cari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yoona reflek menyentuh perutnya. Dirinya seketika merasa ragu untuk mengatakan kehamilannya, ia takut jika nanti Je Hoon tidak mau mengakui anaknya, ia takut Je Hoon menyuruhnya menggurkan kandungannya, banyak pikiran negatif yang langsung membayangi pikirannya.

"Yoona tenang, kamu sudah cukup lama kenal dengan Je Hoon oppa. Dia tidak akan sejahat itu." Yoona perlahan mengatur pikirannya. Setelah dirasa sudah mulai tenang Yoona berniat menghampiri Je Hoon.

Belum juga melangkah, Yoona melihat Je Hoon mulai di hampiri oleh beberapa orang. Yoona yang semula berniat menghampiri Je Hoon memutuskan menundanya, dan menunggu.

***

Yoona menghela nafasnya lelah saat dirinya belum menemukan kesempatan untuk mengajak Je Hoon berbicara secara empat mata. Merasa bosan dengan suasana pesta, Yoona berinisiatif untuk berjalan keluar ruangan pesta mencari udara segar. Kakinya melangkah membawanya menjauh dari area pesta.

 Kakinya melangkah membawanya menjauh dari area pesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoona melangkah ke arah halaman belakang mansion. Dirinya cukup mengenal mansion ini. Karena dulu sewaktu dirinya masih SMA, Yoona sering di ajak kakak sulungnya ke tempat tinggal sahabatnya ini. Bahkan dulu dia sering menginap disini bersama kakaknya.

Yoona duduk di salah satu kursi, ia merenungkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

"Hah, apa yang akan terjadi setelah ini?" Yoona menatap langit mala yang bertabur bintang. Cukup lama Yoona merenung hingga sebuah suara menyadarkannya.

"Siapa di sana?" Yoona mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Yoona melebarkan matanya saat menyadari siapa itu.

"Yoona?" Je Hoon berjalan menghampiri Yoona. Yoona segera bangkit dari tempatnya dan berniat segera pergi. Entah kenapa tepatnya seketika sirna saat dirinya berhadapan langsung dengan Je Hoon.

"Tunggu!" Je Hoon dengan segera meraih pergelangan tangan Yoona.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Aku mohon hanya 10 menit saja." Je Hoon menatap mata Yoona. Yoona yang melihat tekat di mata Je Hoon hanya bisa menghela nafas dan menyetujuinya. Keduanya kemudian duduk bersebelahan di kursi.

Keheningan dan kecanggungan menyelimuti keduanya sebelum akhirnya suara Je Hoon memecahkannya.

"Aku ingin minta maaf soal kejadian dua bulan lalu." Yoona yang semula menatap taman, mengalihkan pandangannya ke arah Je Hoon.

"Aku cukup pengecut karena baru sekarang meminta maaf kepadamu. Tapi jujur selama dua bulan ini aku selalu memikirkan bagaimana aku harus meminta maaf kepadamu." Je Hoon menatap tautan tangannya.

"Aku sangat malu terhadap diriku sendiri. Semula aku berniat mengirim hadiah sebagai kompensasi, namun aku membatalkannya. Itu hanya akan di lalukan bagi para pria bejat, dan aku tidak ingin di anggap pria bejat yang tidak bertanggung jawab. Jadi, sebenarnya aku berniat meminta maaf kepadamu sebulan yang lalu saat aku siap berhadapan denganmu, namun saat itu ada hal yang harus aku urus di luar negeri dan baru dua hari yang lalu aku tiba di Korea. Jadi minta maaf karena terlambat mengatakannya, aku siap bertanggung jawab." Je Hoon menatap Yoona. Yoona dengan jelas melihat kesungguhan tekat di kedua mata Lee Je Hoon.

"Oppa, aku juga ingin minta maaf akan kejadian dua bulan yang lalu. Itu bukan murni kesalahanmu, aku yang pertama menggodamu dan lagi pula kita waktu itu sama-sama dalam ke adaan mabuk. Jadi aku tidak ingin hanya kamu yang meminta maaf, tapi aku juga ingin meminta maaf kepadamu. Dan soal pertanggungjawaban jawaban, ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Apa besok oppa, ada waktu? Ayo kita bertemu di caffe depan perusahaanmu?"

"Baiklah. Mari kita bertemu besok pukul satu siang."

"Terima kasih." Yoona tersenyum mendapatkan jawaban yang ia inginkan. Je Hoon yang melihat senyuman manis Yoona, hanya tersenyum tipis, ia penasaran akan hal apa yang ingin di bicarakan wanita yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu.

 Je Hoon yang melihat senyuman manis Yoona, hanya tersenyum tipis, ia penasaran akan hal apa yang ingin di bicarakan wanita yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TBC...

***

Cirebon, 28 Februari 2023

Jangan lupa votenya, terima kasih🥰

Heal Me [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang