Nathan dan teman-temannya kini sedang berada di cafe bernama Cafe's pesona sebenarnya berkumpul untuk membicarakan tentang perkataan Nathan yang sempat terpotong beberapa hari lalu. Maka dari itu, mereka berniat untuk membahasnya kembali.
"Tamparan Adzana gimana Nat, enak atau pedas?" Gurau Ciko yang masih saja menistakan Nathan perihal tamparan beberapa hari lalu.
Bumi memutar bola matanya jengah. "Lo mau ngerasain, sini gue tampar." Ucapnya datar membuat Utara dan Achel menyemburkan tawanya.
"Udah tahu tamparan itu sakit, masih aja penasaran. Sana minta tamparan sama mantan lo," imbuh Achel membalas pertanyaan Ciko.
"Jadi Lo mau ngomong apa?" Tanya Utara yang berada di sebelah Nathan.
Ciko mengangguk setuju dengan ucapan Utara, "Waktu kemarin dulu Lo mau bahas apa?" Ujarnya ikut bertanya.
Nathan menghela nafas gusar. "Gue di suruh ambil alih Sagares," celetuknya membuat keempat cowok dihadapannya terkejut.
"Kok bisa?"
"Gimana ceritanya?"
"Bang Alvan yang nyuruh?"
"Anjai, terus lo terima?"
Pertanyaan bertubi-tubi dari sahabatnya membuat Nathan memijat pangkal hidungnya. "Kakak gue nyuruh, katanya dia mau fokus dulu sama skripsinya, gue bingung." Ke empat Cowok itu tampak berfikir dengan masalah sahabatnya.
"Cuman sementara, lagian nanti semisal bang Alvan udah wisuda pasti dia lanjutin lagi." Tukas Achel yang langsung di tanggapi gelengan oleh Nathan.
"Masalahnya gue di suruh jadi ketuanya sampai gue kuliah dan kalian jadi anggota inti," Ketiga orang di hadapan Nathan menganga lebar mendengar penjelasan dari cowok tersebut.
Bumi mengetukkan jarinya di meja. "Yaudah mau gimana lagi, kita juga mau lulus." Usulnya membuat Nathan bimbang.
Utara berkata. "Tapi perjanjian dalam pertemanan kita hanya penuh kebebasan tanpa ada gangguan. Apalagi, kalau kita join ke Sagares kita bakal sering di gangguin musuh-musuh geng besar lainnya." Mereka mengangguk paham dengan penjelasan cowok tersebut.
Nathan menyahut. "Kata Kak Alvan kita harus pintar bela diri, biar kalau di serang gak langsung is died." Mereka berempat setuju.
Ciko menyangga, "Maka dari itu harus banyak latihan bela diri kita."
"Musuh Sagares siapa?" Tanya Achel kepada Nathan yang sedang meminum jus jeruk.
Nathan menjawab sambil membaca pesan dari Alvan. "Amonio yang di ketuai oleh Lorenzo Abigail Clancy." Jawabnya lalu menatap Bumi yang terdiam.
"Ini gak mudah bagi kita yang langsung nerima amanah bang Alvan. Apalagi, kita gak berpengalaman dalam musuh-permusuhan, biasanya dalam geng ini juga melibatkan nyawa." Sarkas Bumi membuat keadaan menjadi hening.
"Sagares itu geng terkenal seantero Bandung yang beranggotakan 130 orang dan setiap tahunnya selalu meningkat jumlahnya. Sedangkan musuh Sagares itu sendiri adalah geng Amonio yang di ketuai oleh Lorenzo Abigail Clancy mahasiswa Teknik elektro di Institut teknologi Bandung. Anggota Amonio 80% mahasiswa ITB dan 20% Anak SMA 2 Pancasila dengan jumlah Anggota keseluruhan 120 orang." Ciko membacakan artikel yang ada di google dengan seksama.
"Sebenarnya Sagares gak kalah banyaknya anggota mahasiswa, tapi gak mudah buat kita semua ngelawan anak-anak mahasiswa yang pastinya kekuatannya lebih kokoh dibanding kita yang masih remaja. Ya, walaupun kita sebentar lagi lulus." Nathan menghela nafas berat mendengar ucapan Utara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADZANA [ ON GOING ]
Художественная проза📍 ZONA BAPER BERAT📍 __________________________ Gadis SMA yang menemukan bayi di pinggir jalan saat ia pulang dari pemakaman orang tuanya menjadi misteri dalam hidupnya karena wajah bayi itu mirip dengan seseorang. Dia merawat bayi itu bersama lela...