008

96 18 0
                                    

Perjalanan dilanjutkan setelah matahari nampak dari timur, tak banyak perubahan setelah kejadian -mengeluarkan isi perut-nya kemarin. Tak ada yang mengatakan apapun kepadanya, kecuali Marlo dengan berbagai petuahmya agar Eren mengatakan segalanya jika Ia membutuhkan sesuatu.

Eren tetap diam di dalam kereta, sesekali makan, sesekali melihat keluar dan sesekali tidur. Mereka berhenti saat waktu makan dan lanjut saat sudah kenyang.

Sangat santai.

Bahkan Eren merasa bahwa setelah melewati area Jaeger yang memang dikelilingi hutan, mereka menjauh dari area Marley juga melalui area pemukiman dimana memiliki jalan yang lebih baik untuk dilalui kereta.

Eren diam-diam merasa lebih baik dari sebelumnya.

Maka dari itu ketika mereka berhenti di sebuah penginapan -mereka akan berhenti di penginapan ketimbang mendirikam tenda kecuali memang melewati jalur bukan pemukiman.- Eren akan mentraktir para prajurit Ackerman untuk minum ataupun makan. Sedangkan Eren tidur di ruangannya sendirian.

Beberapa hari kemudian mereka mulai memasuki area Paradis. Mereka sempat tertahan sebentar di area gerbang perbatasan, namun Mike dengan cepat menyelesaikan masalahnya.

Suasana rombongan Eren bisa dibilang berubah atau tidak berubah sama sekali. Eren merasa tak ada perubahan sementara para prajurit berpikir bahwa Eren bukan calon yang buruk untuk tuannnya, sayangnya pemikiran itu mereka telan masing-masing.

Jadi Eren tetap berpikir upaya tidak melakukan hal yang dapat mengusik mereka.

Pemandangan hutan yang luas kembali mengisi pandangannya, hutan yang sepintas terlihat sama namun berbeda.

Pohon disini sangat tinggi-tinggi dan seperti ditata oleh seseorang, tiap-tiap batangnya berbaris dengan rapi.

Meskipun hutan, jalanan disini juga dirapikan supaya bisa dilewati oleh kereta atau semacamnya.

Eren sengaja membuka tirai jendelanya untuk membiarkan udara masuk, perasaannya sedikit tak karuan mengingat dia akan bertemu tokoh utama.

Haruskah Eren melompat kabur?

Ataukah berpura-pura gila saja agar pernikahan dibatalkan?

Pemikiran liar merasuki pikiran Eren, batinnya berisik tapi wajahnya setenang air. Bahkan Marlo tak merasa ada yang aneh dari putra marquis di hadapannya.

Selagi Ia tenggelam dalam rencananya, getaran besar tiba-tiba mengejutkan Eren.

Tubuhnya hampir menabrak dinding kereta jika Marlo tak segera menahan dirinya. Eren melihat keluar dan menemukan Mike melihat kebawah. Keretanya berhenti, Marlo langsung keluar untuk memastikan keadaan.

"Yang mulia, ada masalah dengan keretanya." Ujar Marlo dari luar, pintunya terbuka.

Eren membatin. 'Aku juga tahu hal itu.' tapi pada akhirnya Ia hanya ikut keluar kereta.

Roda kereta kuda masuk kedalam lubang secara menyedihkan, terlihat seperti hampir patah, jadi bukan sekedar terperosok biasa.

Sepertinya lubang itu tergenang air dan tertutup dedaunan jadi agak sulit untuk melihatnya.

Apalagi hari sudah gelap.

Bulan bersinar, suara serangga mulai mengisi indra pendengarannya, merasa bahwa hari sudah semakin larut, Eren memutuskan agar mereka mendirikan kemah untuk beristirahat hari ini.

Eren mengatakan bahwa tak perlu memikirkan soal kereta, Ia bisa mengendarai kuda bersama dengan salah satu prajurit. Tetapi ide itu langsung ditolak mentah-mentah.

I WHO SHOULD HAVE DEAD MARRIED THE MALE LEAD INSTEAD (RIVAERE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang