009

95 18 2
                                    

Eren terlambat bereaksi ketika kerahnya ditarik paksa dengan sebuah lengan kekar menutup mulutnya. Tangannya memukul-mukul sesuatu yang mencengkram kerahnya dari belakang. Sementara, napas dari penjahat yang menariknya terputus-putus seperti orang yang tertawa.

Sangat menggelikan.

Langkah Eren terseret, tentu saja Ia memberontak. Namun badan bandit sialan ini jauh lebih besar darinya. Perbandingannya seperti gumpalan otot dan gumpalan kulit. Semakin Eren memberontak semakin kuat bandit ini menggenggamnya. Eren seolah bisa dilempar drngan satu tangan.

Kondisi Eren langsung dilihat oleh prajurit di sekitarnya, bahkan salah satu ada yang meneriakkan namanya. Mike menyadari apa yang terjadi langsung memberikan serangan penghabisan dengan orang di hadapannya.

Eren semakin ditarik menjauh, langkahnya tersandung-sandung, ia memberontak sekali lagi. Namun hanya mendapatkan tamparan yang keras di kepala sebagai balasan, Eren merasa wajahnya seperti bengkak sebelah.

Orang ini terlalu kasar!

Tangannya beralih menahan pisau di lehernya setelah mereka berhenti. Prajurit yang mengikuti Eren jadi tak berani untuk bertindak gegabah. Mike berlari ke arahnya. Darah mengotori pakaian prajurit itu, kacau.

Semakin Mike maju semakin Eren merasakan perih di lehernya, "Sebaiknya kalian jangan terlalu maju." Katanya.

Prajurit Ackerman melihat pisau di lehernya, pandangan mereka menggelap, lalu mengumpat kesal.

"Kembalikan dia!" Teriak prajurit yang pertama menyadari keadaannya.
Mike berubah menjadi tenang, matanya fokus melihat sesuatu di leher Eren, seolah berpikir dan menyiapkan sesuatu. "Yang mulia kami akan segera menyelamatkan anda."

Bandit itu tertawa keras sementara Eren memberikan jempolnya tanda setuju. Melihat jempol Eren yang terangkat, bandit itu merasa terhina.

Tuan muda di tangannya ini aneh, dia tidak menangis dan meronta-ronta. Sebaliknya, justru tenang dan tak melakukan hal gegabah. Sesekali meronta tapi sangat cepat menyerah.

Sementara di sisi lain, Eren sudah membaca berbagai doa-doa dan tangisannya ia lakukan di dalam hatinya.

Ini bagian novel sebelah mana?

Apakah nyawanya akan menghilang disini? Apakah Ia memang ditakdirkan untuk meninggal?

F*ck! Pisau sialan! Kalian yang membuatku masuk novel kenapa kalian juga seperti ingin membunuhku!

Kurang lebih isi hatinya seperti itu.

Tapi Eren adalah orang yang cepat menerima keadaan.

"Kalian orang kaya sialan! Berikan harta kalian atau akan kubunuh orang lembek ini!"

'Orang lembek? Maksudnya aku?' Batin Eren tersinggung.

"Heu-hei jangan terlalu kasar! Kita bisa bicarakan hal ini baik-baik." Ujar Eren, kepalanya bisa terputus kapan saja, jadi ia tak berani menoleh.

"Kenapa kau sangat aneh? Setidaknya menangislah untuk hidupmu!"

"Eh? Haruskah? Ini pengalaman pertamaku jadi aku tak tahu apa yang harus aku lakukan." Jawab Eren, "Lain kali akan kuusahakan lebih baik."

Si bandit makin kesal dan mengumpat marah.

Mendengar kalimat 'pengalaman pertama' membuat prajurit di hadapan mereka berdesis marah. Inilah kelalalian mereka, membuat mereka semakin merasa kesal mereka dengan keadaan saat ini.

Mereka sangat merasa terhina dengan ketidakmampuan mereka dalam menjaga satu sosok pesolek lemah, tetapi juga tak mampu mengatakan apapun soal ucapan itu.

I WHO SHOULD HAVE DEAD MARRIED THE MALE LEAD INSTEAD (RIVAERE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang