013

141 20 2
                                    

Mereka telah tiba di kediaman Ackerman, tak ada percakapan yang berarti di sepanjang perjalanan karena ternyata rombongan Levi menaiki kuda masing-masing.

Tentu saja pemandangan rombongan mereka tak dapat dilewatkan begitu saja oleh para warga.

Melihat pemimpin mereka mengenakan pakaian serba putih membuat mereka bertanya-tanya siapakah sosok di dalam kereta yang dikelilingi pasukan berkuda Ackerman?

Eren bisa menebak bahwa desas-desus tentangnya akan mulai menyebar.

Levi menunggu Eren di depan keretanya dan mengulurkan tangan. Para pelayan menyambut kedatangan keduanya dengan hormat.

Sepertinya marga Ackerman sekarang telah sah tersemat pada dirinya.

"Levi."

Levi mengangkat alisnya.

Eren menipiskan bibirnya, "Apakah ada hal lain yang perlu aku lakukan setelah ini?"

Levi mengatur jemari Eren pada lengannya sejenak, "Tidak. Ada sesuatu yang kau perlukan?"

Eren mengangguk jujur.

"Aku lapar." Katanya.

Levi berkedip.

Kemudian ia memanggil seseorang agar segera menyiapkan makan untuk mereka.

Eren menikmati hidangan dihadapannya, wajahnya terlihat lebih berseri dari sebelumnya. Kemungkinan karena dia memang lapar sebelumnya.

"Apa ada yang salah?" Tanya Eren setelah menelan kunyahannya, ia merasa tatapan Levi mengarah kepadanya dengan tak biasa.

"Tidak ada, kau terlihat sangat menikmati makananmu." Ujar Levi.

"Apakah aku seharusnya tidak menikmatinya?"

Levi tak tahu harus menjawab bagaimana.

"Kamu seharusnya juga menikmati makananmu, Levi. Bisa aku melanjutkan makanku?" Ujar Eren setelah merasa tak akan ada jawaban dari Levi.

Levi mengangguk sekali, "Silahkan."

Mereka melanjutkan acara makan mereka dengan tenang, Eren tentu saja berusaha untuk terbiasa agar tetap sopan.

Ia menyelesaikan makannya lalu mengelap bibirnya dengan sapu tangan.

"Sepertinya aku akan pergi untuk berganti pakaian dan beristirahat setelah ini, apakah itu tak masalah?" Ucapnya menatap Levi.

Yang ditatap memberikan izin dan mengatakan satu hal lain sebagai tambahan, "Kita akan pergi bersama."

Eren belum sempat untuk membuka mulutnya lagi untuk membalas, Levi sudah berdiri dari duduknya dan menghampirinya.

Dan sekali lagi Eren dengan sopan menyambut tangan yang sudah di ulurkan padanya.

'Mengapa dia begini kepadaku?'

Dengan genggamannya yang berada dengan apik di lengan sang duke, Eren mencoba memecah keheningan diantara mereka dengan mengatakan seauatu yang ada di pikirannya.

"Ku pikir ini bukan arah menuju kamarku."

"Memang bukan." Jawab Levi, santai.

Eren tak mengerti, "Lalu kemana? Aku sudah sangat ingin beristirahat." Ujarnya.

"Menuju kamar kita."

Eren lalu hampir tersandung, untung saja Levi berhenti dan menunggunya untuk seimbang kembali.

'Dia merencanakan sesuatu?'

"Apakah kau lebih suka tidur sendiri?"

Jika ditanyai seperti ini tentu saja ia bingung untuk memilih kata-katanya. "Aku tidak berpikir seperti itu." Meskipun tidak sepenuhnya tepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I WHO SHOULD HAVE DEAD MARRIED THE MALE LEAD INSTEAD (RIVAERE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang