007

95 17 0
                                    

"Jangan mengendurkan bahumu yang mulia, jangan menundukkan tubuhmu, perhatikan langkah kaki anda, jangan buat suara berisik, tunjukkan kehormatan anda, jangan-"

"Aaa sudah-sudah, Madam.. sampai kapan madam akan menasihatiku seperti itu, aku akan segera berangkat, sebaiknya anda mendoakan untuk keselamatanku saja."

"Ah- tentu saja yang mulia. Saya mendoakan kenyamanan dan keselamatan anda selama perjalanan, semoga anda selalu diberkahi."

"Nah, seperti itu lebih baik."

Lalu Eren memeluk sosok yang telah menjadi gurunya selama beberapa bulan terakhir ini.

Roy dan Gelgar nampak berposisi tegap seolah memberikan salam penghormatan yang di mata Eren terlihat unik.

Eren yang tak tahu harus bersikap bagimana jadi Ia hanya tersenyum ke arah dua prajurit itu.

Mereka justru maju mendekatinya dan mengulurkan tangan mereka, Eren yang sedikir banyak sudah diajari oleh madam Claire ikut memberikan telapak tangannya kepada Roy kemudian kepada Gelgar.

Keduanya mengecup punggung tangannya bergantian.

Mereka juga memberikan salam perpisahan yang cukup formal kepadanya.

Sementara itu, Eren juga melihat beberapa pelayannya di belakang madam Claire yang hanya bisa menahan ekspresi wajah sedih, Eren menghampiri mereka satu-persatu dan memeluk mereka, tentu saja mereka tak dapat menutupi ekspresi terkejut tapi justru wajah mereka tampak lebih sedih lagi.

Padahal beberapa minggu terakhir ini mereka merasa dapat lebih akrab dengan putra ketiga marquis ini. Mau tak mau mereka cukup merasa sedih.

Apalagi melihat bahwa yang mengantar perpisahan hanyalah para pelayan dan gurumya yang memang sedang bertamu.

Anggota keluarganya justru tak nampak seorangpun.

Tanpa mereka ketahui Eren sudah mengucapkan salam perpisahan kepada ayahnya secara pribadi, dan hanya diberi anggukan serta kalimat, "Hati-hati. Lakukan tugasmu dengan baik."

Tak ada ucapan hangat lainnya, Eren juga tak meminta lebih hanya memberikan salam lalu pergi dari ruangan ayahnya.

Dan untuk anggota keluarga lainnya sepertinya Eren tak perlu repot-repot mengunjungi mereka.

Eren menghela napasnya berat, entah kehidupan seperti apa yang menantinya.

Bella terlihat seperti ingin mengucapkan beberapa kalimat namun hanya berakhir mengatakan, "Semoga seumur hidup anda, anda selalu diberkahi kebahagiaan, yang mulia."

Mungkin Bella berpikir bahwa kondisi Eren saat ini cukup kasihan namun tak berani untuk mengatakan hal seperti itu secara gamblang.
Eren hanya mengangguk mendengar ucapan Bella.

Lalu mengucapkan terima kasih dengan tipis dan langsung menuju kereta kudanya.

Tak seperti orang-orang yang mengantar kepergiannya, keluarga tokoh yang Ia masuki ini justru seperti acuh tak acuh.

Jujur saja Eren tak merasa sedih, hanya menyayangkan kenapa ada keluarga yang seperti ini.

Setidaknya Ia ingin merasakan pelukan sosok orang tua sesekali, tapi sepertinya di dunia lain pun hal seperti itu juga tidak mungkin.

Raut muka Eren nampak begitu kelam, membuat Marlo yang baru saja duduk di hadapannya tak jadi mengatakan sesuatu.

Menghargai keinginan tuannya untuk berdiam diri, Marlo hanya melihat pemandangan kediaman Jaeger yang perlahan-lahan mejauh dari jendela kereta kudanya.

Rombongan Eren terlibat seperti rombongan karnaval dari kejauhan karena diikuti oleh banyak orang.

Eren tak menyangka bahwa duke akan mengirimkan orang sebanyak ini, tetapi juga Eren berpikiran bahwa mungkin seorang duke juga memiliki reputasi yang harus dijaga.

I WHO SHOULD HAVE DEAD MARRIED THE MALE LEAD INSTEAD (RIVAERE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang