HSH - 34. Home Shit Home

21.2K 2.4K 31
                                    

Dengan satu tangan menggendong Rubby dan tangan satunya menarik koper berukuran besar, Cloudy memasuki pekarangan rumah barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan satu tangan menggendong Rubby dan tangan satunya menarik koper berukuran besar, Cloudy memasuki pekarangan rumah barunya.

Rumah ini tidak bisa dianggap besar ataupun mewah jika dibandingkan dengan rumah orang tua Cloudy, tapi ini sudah menjadi rumah terbesar dari 3 ukuran rumah yang ditawarkan Opa.

Rumah ini berjarak 7 rumah dari rumah Opa. Opa sengaja menawarkan rumah-rumah yang dekat dengan rumahnya agar Cloudy tidak tinggal jauh darinya. Namun, Cloudy merasa rumah ini menjadi pilihan yang tepat karena berada cukup jauh dari rumah Opa.

Untuk Cloudy yang sudah muak dengan pengekangan dan aturan-aturan Opa, tentu tinggal cukup jauh dari rumah Opa adalah pilihan yang tepat.

Walau di mata orang lain rumah Cloudy dan Opa masih berdekatan, tapi bagi Cloudy itu sudah cukup jauh dibanding rumah lainnya yang berukuran sama—yang ditawarkan Opa. Ada yang berjarak 3 rumah atau 4 rumah dari rumah Opa. Dan, rumah pilihan Cloudy menjadi rumah paling jauh di antara rumah-rumah itu.

Rumah-rumah properti milik Opa yang berada di kompleks ini memang banyak yang kosong karena harganya lebih mahal dari rumah-rumah properti milik Opa di tempat lain. Walau ukurannya sama, tapi fasilitaslah yang membuat harganya lebih mahal.

Mulai hari ini Cloudy akan menempati rumah barunya setelah kemarin diadakan pengajian untuk mengusir setan-setan.

Walau Cloudy cukup berani dan tidak peduli dengan makhluk semacam itu, tapi sori-sori saja, untuk urusan ini Cloudy pelit. Dia tidak ingin berbagi tempat tinggal dengan makhluk lain.

Seperti permintaan Cloudy, rumah ini berwarna monokrom, perpaduan antara warna abu-abu, hitam, dan putih.

Windy sempat meledeknya. Dia bilang jika warna pilihan Cloudy membuat rumah tampak suram.

Mereka tidak tahu saja jika Cloudy memilih warna itu memang sebagai gambaran hidupnya saat ini. Suram, tidak ada kebahagiaan, dan penuh dengan keterpaksaan.

Dahi Cloudy mengernyit melihat papan berukuran kecil yang tergantung di dinding sebelah pintu. Seingatnya dia tidak request hiasan dinding apapun pada Opa.

Di papan berwarna hitam itu terdapat tulisan ‘Home Sweet Home’. Apa benar Opa yang memasang itu? Jika memang benar berarti selera Opa dalam memilih hiasan dinding sangat alay.

“Daripada Home Sweet Home, rumah ini lebih cocok disebut Home Shit Home. Gue nggak yakin bisa merasakan kebahagiaan kayak di surga, di rumah ini,” komentar Cloudy sebelum melangkah memasuki rumah.

Rumah ini masih tampak sangat lenggang. Hanya beberapa barang saja yang sudah ada di sana, seperti sofa dan meja di ruang tamu, televisi di ruang tengah, tempat tidur, lemari, dan barang-barang penting lainnya.

Sebagian barang-barang itu adalah barang-barang Cloudy dan Elgar yang berada di rumah orang tua mereka masing-masing.

Orang tua mereka meminta mereka membawanya ke rumah baru agar tidak perlu banyak membeli barang baru untuk memenuhi rumah mereka. Selain itu, di rumah orang tua mereka juga barang-barang itu tidak ada yang menggunakan.

Home Shit Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang