02

22 12 2
                                    

"DI JODOHIN SAMA DIA?!"ucap Jihan dan Sastra berbarengan tak percaya yang di angguki kedua orang tua Sastra dan Jihan.

Jihan menatap Sastra dan Sastra menatap balik mereka berdua saling tatapan dan mereka berdua juga memutar bola mata malas bersamaan.

"Bun Jihan gamau bunda enggak!"tolak Jihan.

"Kenapa engga gamau? sastra ganteng loh baik lagi anak nya,"ucap Bunda.

Jihan sempat menatap ke arah lain sebab terkejut apa yang di ucapkan oleh Bunda nya itu, "Bunda sastra ganteng? sastra baik? bun dia yang numpahin kopi ke tas Jihan Bun masih di anggap baik?"tanya Jihan heran.

Mamah sastra dan ayah sastra yang mendengar itu langsung menatap Sastra, dan Sastra hanya cengengesan, "Ga sengaja juga,"ucap Sastra.

"Ga sengaja pala mu,"ucap Jihan.

"Jihan!"peringat ayah Jihan ketika Jihan mulai tidak sopan.

"Ayahhh Jihan gamau, Jihan udah ada Reza lebih BAIKKKKK GANTENGGGG pula serius deh,"ucap Jihan memohon.

"Dih cowo gitu disebut ganteng, gantengan juga gue tapi gue ogah di jodohin sama cewe kaya lo,"ucap Sastra.

"Dih gue juga ogah,"ucap Jihan.

"Sastra!"peringat Ayah sastra kepada Sastra.

"Ck yah Sastra.."ucap Sastra terpotong.

"Yaudah kita lanjutkan nanti saja ya kalian berdua masih terkejut jadi kita ketemu lain kali lagi ya,"ucap bunda.

Kedua orang tua Sastra pun pergi namun berpamitan terlebih dahulu kepada kedua orang tua Jihan. Jihan langsung berlari ke arah kamarnya ia tidak Hani pikir akan di jodohkan dengan pria seperti itu dan juga ia sudah mempunyai Reza pacar nya yang sudah berpacaran hampir 5 bulan lamanya. Ia menatap layar handphone nya banyak chat dari Reza dan beberapa foto yang Reza kirim untuk dirinya.

"Rezaa guee gamau di jodohin gue mau nya sama lo reza,"ucap Jihan sambil menahan tangis nya.

"Jihan buka pintunya sayang,"ucap ayah dari balik pintu kamar Jihan.

Ia sengaja mengunci pintu kamar nya sebab ia tahu pasti orang tua nya akan datang ke kamarnya. Sekarang ia sedang tak mau di ganggu oleh siapapun ia ingin sendiri.

"Jihan buka dulu yaa,"ucap ayah kembali dengan lembut.

"GAMAUUU JIHAN GA AKAN BUKA PINTU NYA SAMPE JIHAN GA JADI DI JODOHIN SAMA COWO TADI!"teriak Jihan dari dalam kamar.

"Yaudah gausah di buka pintu gausah lewat balkon aja kalau keluar sana,"ucap Bunda dengan nada marah.

Ayah menegur bunda yang aga keterlaluan kepada Jihan. Bunda hanya diam lalu pergi menuju kamar dan membanting pintu kamar dengan kencang. Jihan mendengar itu makin terisak hingga suara tangis nya terdengar oleh ayah yang berada di depan kamar Jihan.

"Yaudah mungkin sekarang kamu belum terima kamu masih terkejut sebab ini dadakan tapi ayah sama bunda ga akan batalin ini ayah tinggal dulu ya,"ucap Ayah di depan pintu kamar Jihan lalu pergi menuju kamar nya menyusuli Bunda.

Jihan masih saja menangis ia benar tak terima walau ini belum resmi ia di jodohin dengan cowo itu namun ia takut akan benar benar di jodohkan dengan cowo itu ia sama sekali tidak mau dengan cowo sialan seperti sastra itu.

"Abang aja ga di jodohin tapi Jihan di jodohin,"ucap Jihan sambil menangis.

Sementara itu Sastra sekarang sudah sampai di rumahnya ia langsung memasuki rumahnya. Ia tidak langsung menuju kamar namun ia duduk di sofa ruang keluarga sebab Ayah nya tadi menyuruhku untuk duduk di sofa ruang keluarga sebelum ke kamar nya.

SATJIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang