Jihan sudah sampai di rumah nya ia langsung berlari menuju kamar nya tanpa duduk sama sekali di ruang tamu padahal dia tahu hari ini kedua orang tua nya sedang pergi berkerja. Sebab ia mendapatkan pesan dari Abang nya Ervan bahwa Bunda dan Ayah pergi dan jam jam seperti ini Ervan pun masih berada di kampus.
"Enak bangett rumah kosong ginii,"ucap Jihan.
Ia melepaskan sepatunya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur nya dengan tubuh nya yang masih menggunakan seragam sekolah nya. Ia mengambil handphone nya dan membuka aplikasi berwarna hijau dan ia langsung melihat kontak yang sangat spesial bagi dirinya. Sudah ada beberapa pesan dari kontak itu siapa lagi kalau bukan Reza. Ia membuka pesan dari Reza itu.
zazanya aku🦕
mau laporan tuan putri
bahwa reza sudah samapi di rumah
tuan putri jangan lupa makan nyaa oke
nanti sakit, pangeran gamau itu
Jihan membaca itu sambil terus tersenyum ia mengguling guling kan badan nya di kasur. Bagi dirinya udah biasa sebab Reza pasti selalu seperti ini namun Jihan tetap saja masih belum kuat dengan perilaku Reza yang seperti ini
zazanya aku 🦕
Diterima laporan nya pangeran
Siap pangeran, pangeran juga
makan nya ga boleh lupa.******
"
JIHAN TETEP GAMAU DI JODOHIN JIHAN UDAH ADA REZA!"teriak Jihan sambil keluar rumah lalu membanting pintu rumah nya dengan kencang.
Sudah hampir seminggu orang tua nya berniat menjodohkan dirinya dengan pria yang ia sama sekali tidak sukai. Ia membuka gerbang dengan suasana hati yang kesal. Ia terhenti ketika melihat seseorang dengan motor nya di sebrang rumah Jihan cowo yang ia kenal. Bukan itu bukan Reza namun Sastra cowo yang akan dijodohkan dengan dirinya.
Jihan dengan cepat melangkahkan kaki nya meninggalkan rumah nya. Sebab ia tahu pasti cowo itu di suruh untuk menjemput dirinya walau ia tahu bahwa Sastra tidak mau dengan perjodohan ini namun seperti Sastra cowo penurut kepada orang tua nya. Namun langkah nya kembali terhenti ketika Sastra memanggil namanya.
"JIHAN DIEM LO,"teriak Sastra.
Jihan memutar bola mata malas sambil membalikkan badannya, "APA LO!,"teriak Jihan kembali.
Sastra langsung membawa motor nya dan berhenti tepat di sebelah Jihan. Jihan menatap Sastra kesal sedangkan Sastra memberikan helm kepada Jihan. Jihan hanya menatap helm yang di sodorkan Sastra. Sastra mulai merasa kesal sebab tangan nya sudah mulai pegal. Ia langsung memasang helm untuk Jihan. Jihan sempat memberontak namun Sastra terus menahannya.
"Cepet baik gue di suruh mamah gue,"ucap Sastra.
Jihan menatap jam tangan nya sudah hampir kesiangan dirinya. Jihan menatap Sastra kesal kembali namun mau tak mau ia menerima tawaran Sastra berangkat bersama sebab ia pun tidak mau telat. Pada akhirnya mereka pun berangkat bersama.
Hari ini cuaca pagi hari cukup cerah terlihat jelas langit yang berwarna biru dengan dihiasi awan awan putih dan ada sedikit terik matahari yang tertutupi oleh awan. Udara pagi hari ini juga cukup sejuk. Sastra dan Jihan pun sedikit menikmati udara pagi yang cerah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATJIAN
Teen FictionJihan seorang gadis SMA yang di jodohkan oleh kedua orang tua nya dengan seorang cowo yang sangat ia benci di kelasnya. Ia menolah dengan perjodohan itu dan ia juga sudah mempunyai sang kekasih.