07

13 3 1
                                    

Happy Reading 📖📖

                🧸🧸🧸🧸

"Cemen lo masa naik gitu doang takut,"ucap Sastra ketika Jihan menolak menaiki bianglala.

"CEMEN CEMEN ITU TINGGI WOY,"teriak Jihan sambil menunjuk bianglala.

Banyak sorot mata menatap mereka berdua ketika Jihan berteriak. Sastra mengacak ngacak rambut nya. Ia bingung harus bagaimana dan akhirnya ia memikirkan satu cara untuk mengajak Jihan menaiki bianglala. Sastra menarik lengan Jihan menuju tiket bianglala dan untung nya tidak perlu mengantri. Saat mendapat kan tiket ia langsung membawa Jihan ke dalam bianglala. Jihan sempat memberontak namun kekuatan nya kalah dengan Sastra.

"GUEE TAKUT SIALAN,"ucap Jihan yang sudah duduk di dalam bianglala.

Ia memegang erat tangan di kursi. Ia tak berani bergerak sama sekali ia hanya diam dan menatap Sastra kesal. Terasa lama bagi Jihan bianglala ini bergerak. Hingga sampai di puncak bianglala itu tiba tiba saja berhenti.

"Bundaaaa....."tangis Jihan ketika bianglala berhenti dan melihat ke luar jendela.

Sastra melihat Jihan nangis pun bingung. Sebab ia tak menyangka bahwa Jihan akan menangis. Sebab ia kira ya Jihan ini cewe pemberani namun nyata nya?. Sastra langsung berpindah tempat duduk di sebelah Jihan.

"Udahh tar gerak lagi gausah nangis gitu doang sih,"ucap Sastra sambil menarik kepala Jihan untuk bersandar di dada nya.

"Gue takut.."ucap Jihan kembali yang kini sudah berada di dalam pelukan Sastra.

Tiba tiba bianglala kembali berjalan. Jihan menghela nafas lega namun ia masih di dalam pelukan Sastra. Sebab ia masih merasa ketakutan. Sejujurnya Jihan ini phobia terhadap ketinggian dan ia punya trauma dengan bianglala saat kecil.

"Udah jalan lagi gausah nangis,"ucap Sastra sambil mengusap rambut Jihan.

Ia sempat ragu untuk mengusap rambut Jihan namun akhirnya ia pun memberanikan diri untuk mengusap rambut Jihan.

*************

"Gue kira lo pemberani ternyata nangis hahaha,"ucap Sastra sebari ketawa yang melihat Jihan menghapus air matanya.

"Diem lo ah ganggu,"ucap Jihan sambil menghapus bekas air matanya.

Sastra menggeleng geleng kan kepalanya. Ia terus tersenyum melihat Jihan hari ini malam ini Jihan terlihat sangat cantik dengan style yang di gunakan. Entah sejak kapan ia baru sadar bahwa ternyata Jihan ini bisa di bilang cukup cantik.

Jihan yang merasa di perhatikan langsung menatap Sastra lalu memutar bola mata malas. Sastra heran sebab tiba tiba saja Jihan memutar bola mata malas aneh memang.

"Naik kora kora yu,"ajak Jihan.

"Kora kora? engga deh lo aja sana,"tolak Sastra kebingungan.

Jihan tersenyum miring sambil menatap Sastra, "Hayo takut lo ya cemen sih,"ucap Jihan.

"Apa gue berani yaudah ayo,"ucap Sastra lalu jalan memesan tiket yang di ikuti Jihan berjalan di belakang Sastra.

Selesai memesan tiket Jihan langsung menarik Sastra untuk duduk paling belakang. Sastra sempat menolak namun ia terus di tarik dan akhirnya mengalah. Jihan terlihat senang ia terus bertepuk tangan kesenangan. Namun tidak dengan Sastra kini ia sudah berkeringat padahal kota kora belum mulai.

Jihan yang melihat Sastra sudah keringetan pun tertawa. Lalu mengambil handphone nya dan selfi dengan Sastra yang sudah berkeringat. Namun Sastra tidak sadar bahwa dirinya sedang di foto. Pandangannya hanya fokus kedepan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SATJIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang