Jihan merebahkan kepalanya di atas Hoodie milik Reza itu. Sebenarnya bel istirahat telah berbunyi sejak 2 menit yang lalu namun Jihan sama sekali tak keluar kelas. Ia sangat malas sekarang ia masih merasa bad mood dengan perjodohan itu. Siapa sangka juga Jihan gadis yang di kenal seperti gadis pemberani ini ternyata mudah menangis dan mudah sekali bad mood dengan hal hal kecil.
Reza yang sedari tadi menunggu Jihan melewati kelas nya dan malah gadis itu tak kunjung datang melewati kelas nya yang membuat dirinya sedikit khawatir terjadi apa apa. Ia langsung menghampiri Jihan ke kelas nya. Ia melihat Jihan yang sedang menatap ke arah luar jendela. Reza sesekali mengetuk pintu kelas Jihan namun Jihan sama sekali tidak melihat ke arah pintu kelasnya. Reza memasuki kelas Jihan namun pasti nya ia meminta izin terlebih dahulu sebelum memasuki kelas Jihan itu.
Ia menghampiri Jihan dan menarik kursi di meja sebelah Jihan untuk ia duduk. Ia mengusap rambut Jihan dengan lembut. Jihan yang merasa rambutnya di usap itu pun melihat ke arah belakang. Yang langsung di sambut oleh senyuman manis dari Reza. Jihan sempat heran dan menatap Reza bingung mengapa ia bisa ada di kelas nya seperti ini.
"Kamu kok disini za?"tanya Jihan sambil mengucek mata nya.
Reza menarik tangan Jihan dengan lembut supaya tidak mengucek ngucek mata nya, "Kamu ga lewat kelas aku, aku nunggu kamu tadi ngelewat tapi kami ga lewat jadi aku susul kesini,"ucap Reza lembut sambil tersenyum.
Jihan menatap Reza dengan mata yang masih sedikit sembab. Ia tersenyum dengan tanpa sadar air mata nya turun begitu saja. Reza melihat itupun jelas terkejut lalu mengusap air mata yang membasahi pipi Jihan.
"Kamu kenapa?ada apa han? ada masalah,"tanya nya.
Jihan hanya menggeleng lalu memeluk tubuh Reza dengan erat. Reza kebingungan namun ia memeluk kembali Jihan dengan erat. Mereka tak peduli jika teman sekelas Jihan melihat toh mereka juga sudah tahu bahwa Jihan adalah pacar dari Reza. Sastra yang hendak memasuki kelas nya ia hendak mengambil earphone milik nya di dalam kelas namun jalan nya terhenti ketika melihat dua insan sedang berpelukan di dalam kelas. Ia menatap kedua insan itu dan membalikkan badannya menuju kantin kembali. Ia urungkan niat mengambil earphone nya.
Reza melepas pelukannya dan menatap wajah Jihan yang sudah basah dengan air matanya. Reza menghapus air mata Jihan dengan wajah yang khawatir. Jihan hanya terdiam saat Reza menghapus air matanya.
"Za aku laper,"rengek Jihan.
"Yaudah kita ke kantin yu kita makan aku beliin kamu seblak lagi mau?"tanya Reza dengan lembut sambil tersenyum manis yang di angguki oleh anggukan kecil Jihan.
Mereka berdua pun menuju kantin. Dengan Jihan yang memeluk tangan Reza dengan erat seolah tak ada yang boleh mengambil Reza. Bagi dirinya Reza adalah cowo terbaik yang ia temui untuk sekarang.
Sampai di kantin Jihan sempat bertatap tatapan dengan Sastra yang duduk di bangku pojok kantin namun dengan cepat ia memutar bola mata malas dan fokus jalan kembali. Jihan dan Reza sekarang duduk di bangku kantin dekat jendela yang lumayan jauh jarak nya dengan bangku kantin yang diduduki oleh Sastra. Seperti biasa Jihan membeli seblak dan Reza pun sama.
"Kamu tunggu disini ya? biar aku beliin,"ucap Reza sambil mengusap rambut Jihan.
Beberapa menit kemudian Reza datang dengan Seblak yang ia bawa seperti biasa. Jihan menyantap seblak yang di berikan oleh Reza. Reza hanya tersenyum melihat Jihan yang sedang memakan seblak nya itu. Bagi Reza Jihan adalah cewe kedua tercantik setelah mamah nya. Ia merasa beruntung mempunyai kekasih seperti Jihan. Walau kadang kadang sifat Jihan membuat dirinya kesal dan harus ekstra sabar namun Reza tetap merasa beruntung bertemu dengan Jihan. Ia terus memperhatikan mata Jihan yang begitu indah hingga ia tersadar bahwa mata Jihan sedikit sembab dan terlihat seperti menangis cukup lama.
"Mata kamu kok sembab? kamu nangis?"tanya Reza khawatir yang hanya di balas oleh gelengan kepala Jihan.
"Gapapa,"ucap Jihan memakan seblak sambil tersenyum.
Reza hanya terdiam, ia tahu pasti ada yang di sembunyikan oleh kekasihnya ini sebab tidak seperti biasanya mata Jihan sebab dan Jihan adalah orang yang terbuka kepada dirinya.
"Kamu ada yang di sembunyiin dari aku?"tanya Reza.
"Enggak ga ada udah ya kita makan aja,"jawab Jihan tanpa menatap Reza.
Reza akhirnya diam dan memakan seblak milik dirinya. Di lain tempat Sastra dan keempat temannya sedang sibuk dengan handphone kini mereka sedang bermain game bersama. Tak ada percakapan sedikitpun mereka berlima sangat tenang. Tak ada umpatan sedikit pun tidak seperti biasanya. Mengapa? sebab Sastra yang menantang mereka untuk bermain game dengan tenang tanpa ada umpatan jika ada yang mengumpat maka ia lah kalah dan wajib mentraktir mereka.
"UDAH GUE GABISA KAYA GINI,"teriak Kenzo ia sudah kesal ia sudah menahan umpatan nya sebab ia terus di uji oleh Gibran di dalam game.
Sastra, Angga, dan Gibran pun pada akhirnya tertawa sebab mereka lolos sama sekali tak berbicara.
"Traktir kita,"ucap Gibran sambil sedikit tertawa.
"Gara gara Lo ini,"ucap Kenzo kesal.
*********
Bel sudah berbunyi namun bel kali ini berbeda kali ini bel menandakan bahwa istirahat sudah selesai. Jihan dan Reza yang sedang bersama itu pun akhirnya nya berpisah menuju kelas nya masing masing. Jihan malas sekali untuk ke kelas ia malas bertemu dengan Sastra. Ia pun memutar arah dan pergi menuju UKS. Ia memilih UKS saja mending ia bolos dan juga dirinya sangat merasa ngantuk sekarang.
Sampai di depan pintu UKS ia membuka pintu UKS dengan kencang. Sebab biasanya jam jam segini UKS sangat sepi tak ada orang satu pun pengawas UKS pun sekarang tak ada. Jihan berjalan lunglai ya kalau dia boleh jujur sejak tadi dirinya merasakan pening di kepala. Ia langsung merebahkan tubuh nya di atas ranjang UKS yang cukup empuk itu. Ia menghela nafas berat sambil melihat ke arah langit langit UKS yang berwajah putih.
"Pusing banget pala gue gara gara kemarin malam gue nangis, lagian juga ngapain sih gue di jodohin sama tu cowo,"ucap Jihan pada dirinya sendiri.
Di ranjang sebelah yang tertutup dengan tirai ada seorang cowo yang sama sama membolos ia cukup ngantuk tadi makannya ia berniat untuk tidur saja di UKS. Pria yang di ranjang sebelah menatap ke arah ranjang sebelah yang tertutup tirai putih.
"Gue juga gamau di jodohin sama lo,"ucap sastra ialah pria yang berada di ranjang sebelah.
Jihan yang mendengar suara itu pun langsung mengetahui siapa yang ada di sebelah nya ia membuka tirai putih itu dan dengan langsung memperlihatkan Sastra yang kini sedang duduk menghadap Jihan.
"Lo pusing? minum obat apa perlu gue bawain?"tanya Sastra walaupun Jihan belum mengiyakan ia sudah berjalan terlebih dahulu mengambil obat.
Dan Jihan hanya terdiam ia sesekali berdecak sebal mengapa? ya sebab ia berada di UKS sekarang karna ia tak mau bertemu dengan cowo itu dan sekarang? pria ini malah berada di UKS bersama nya.
Sastra mengambil beberapa obat lalu mengambil segelas air. Ia langsung menyodorkan obat dan air kepada Jihan. Sedangkan Jihan hanya diam menatap obat dan air yang di bawa Sastra.
"Lo mau sakit? kalau lo sakit Reza bakal repot ngurusin lo cepet minum!"titah Sastra.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
SATJIAN
Teen FictionJihan seorang gadis SMA yang di jodohkan oleh kedua orang tua nya dengan seorang cowo yang sangat ia benci di kelasnya. Ia menolah dengan perjodohan itu dan ia juga sudah mempunyai sang kekasih.