4. Perubahan

196 20 0
                                    

Dua bulan berlalu. Sejak kebersamaannya bersama Boruto di Cafe dan arena balap.

Boruto masih sangat sering bolos jam pelajaran,bahkan,jarang sekali Sarada melihat Boruto dan ketiga sahabatnya masuk kelas. Meski begitu, perlahan semuanya mulai berbeda dan penuh warna bagi Sarada.

Ada sesuatu yang berubah dari diri seorang Boruto. Ada sesuatu yang berubah dari cara Boruto memandangnya.

Melihat perubahan Boruto, sedikit demi sedikit Sarada bisa melupakan insiden di kantin. Kini, tidak ada lagi Boruto yang selalu tersenyum miring kepadanya.

Sarada tidak tahu pasti alasan mengapa Boruto bisa berubah dengan sangat cepat. Sikapnya begitu berbeda dari saat pertama kali mereka bertemu. Tapi satu hal, Sarada lebih menyukai diri Boruto yang saat ini ia kenali.

Sarada merasakan ada sesuatu yang bertengger di kepalanya. Ia mendongakkan kepala lalu mendapati sesuatu itu adalah jaket yang harumnya Sarada kenali. Jaket itu milik Boruto.

Sejak kejadian dibonceng balapan oleh Boruto, cewek itu jadi tahu seperti apa harumnya Boruto. Harumnya tidak terlalu menusuk hidung sehingga begitu menenangkan dan membuat nyaman. Sampai saat ini, Sarada selalu ingat harum khas Boruto.

"Gak takut nunggu di halte sendirian?? Mana lagi hujan lagi"

Sarada diam sebentar. "Lo juga, ngapain di sini??"

Boruto terkekeh geli, "Jawab dulu, kek. Malah nanya balik"

Sebelum buka suara lagi, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku seragam"Gue mau minta maaf soal kesan buruk yang lo dapetin pas pertama masuk sekolah ini"

Keduanya diam, seolah membiarkan hanya hujan yang bersuara untuk beberapa saat ke depan"Ditambah insiden gue yang nyium lo di kantin dan soal balapan"Karena Sarada tidak menjawab juga, akhirnya Boruto memilih melanjutkan pernyataannya.

Dalam keadaan dingin seperti sekarang, Sarada merasakan hawa panas merambat di sekitar wajahnya. Mendadak ia jadi gugup sendiri. "Ya, itu emang kesan buruk, sih, tapi gak pa-pa. Udah lalu juga, kan" Bibir Sarada menipis, menunjukkan ia sedang tersenyum.

"Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya gue ngomong normal sama lo"

Boruto mengulum senyum, membenarkan perkataan Sarada. "Hm.Tapi, mulai hari ini kita bakalan ngomong normal, kok"

"Oke." Hanya sesingkat itu yang bisa Sarada sampaikan. Suasana agak sedikit canggung sekarang, Tapi untungnya, Sarada mendapati angkutan umum yang melaju pelan dari arah kiri.

"Eh, gue pulang dulu, ya," pamit Sarada setelah menoleh sebentar pada Boruto. Dia baru saja maju satu langkah ke depan, tapi Boruto sudah mencekal pergelangan tangannya.
"Gue anterin"

"Enggak usah. Gue balik naik kendaraan umum aja"Sarada menolak dengan cukup halus. Bahkan, ia mengakhiri dengan senyum.

"Eh iya, ini jaket lo," lanjutnya beriringan dengan tangannya yang mengulurkan jaket itu kembali pada Boruto.

Perlahan cekalan tersebut merenggang sampai terlepas pada akhirnya. Boruto sedikit heran, biasanya cewek-cewek yang meminta dia antar pulang, tapi Sarada,ia malah menolaknya tanpa basa-basi.

"Pake aja dulu"

"Yakin??Terus lo gimana?"Kedua alis Sarada terangkat, Matanya lurus memandangi Boruto.

"Gak usah mikirin. Yang penting lo baik-baik aja"

Dada Sarada bergetar.Entah karena kedinginan, atau ucapan Boruto. "O-oke. Thanks kalo gitu"Sarada mengulurkan tangan guna memberhentikan kendaraan umum.

Cool Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang