8. Cool bad boy

195 17 3
                                    

Kata-kata Boruto tetap mampu membuat hati siapa saja bergetar, termasuk Sarada. Ingin rasanya Sarada membalas kata-kata Boruto, tapi kepalanya mendadak pusing. Rasa tidak enak di kepalanya itu pun disusul dengan pandangannya yang mulai buram dan pendengarannya tidak jelas. Bahkan, ia tidak bisa menangkap sepenuhnya kalimat Boruto.

"Sarada Apakah kamu baik-baik saja?"

Brukk!!

Tubuh mungil Sarada limbung begitu saja. Sebagai seorang lelaki sekaligus pacar Sarada, Boruto langsung sigap membopong tubuh Sarada ke UKS. Wajahnya kini terlihat sangat panik.

"Semoga kamu baik-baik aja."Tidak pernah Boruto sepanik ini kepada seorang cewek, kecuali ibunya. Bahkan terhadap Neyla, seseorang yang ada dalam masa lalunya sekalipun, ia tidak pernah sepanik ini. Tapi Sarada, cewek itu benar-benar berhasil membuat hatinya gusar.

####

Sarada memegangi kepalanya yang terasa berat. Beberapakali cewek itu juga mengerjapkan matanya untuk memfokuskan penglihatannya.

"Nghh... gue di mana?Kenapa kepala gue sakit banget"keluh Sarada.

"Astaga, Sarada!!akhirnya lo sadar juga." Sumire menghampiri Sarada di ranjang UKS, disusul dengan Wasabi, Yodo, dan Chouco.

"Gue kenapa, Sumi?"tanya Sarada dengan suaranya yang parau.

"Lo tadi pingsan gara-gara kelamaan dijemur di lapangan!!"Yodo menjawab pertanyaan yang dilontarkan Sarada untuk Sumire.

Sarada tak menjawab karena sibuk mengingat kejadian sebelum dirinya tak sadarkan diri. Begitu ingat, ia langsung mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan,namun, ia tidak menemukan sosok cowok jangkung yang dicari-cari. "Boruto di mana?"

"Itu dia masalahnya!" Wasabi sedikit berteriak.

"Ada masalah?" tanya Sarada lagi yang dijawab anggukan serempak keempat sahabatnya.

"Ini gawat, Sar!!gawat!!!Si Boruto , dia sekarang berantem sama Bu Nadia!!!"Chouco menjelaskan dengan wajah paniknya.

"Apa?!!Serius lo??Dimana??"

"Serius! Mereka di ruang guru. Lo bisa, kan, susul si Boruto??Karena kita yakin, cuma elo yang bisa berhentiin kemarahannya Boruto!!"

Sarada mengangguk mantap. Tentu, tentu ia bisa. Dengan sekuat tenaga, cewek itu bangkit dari ranjang dan menyusul Boruto yang ada di ruang guru.

Mata Boruto memerah. Urat-uratnya tampak lebih menonjol. Cowok itu terlihat lebih menyeramkan lagi saat menatap wanita paruh baya yang ada di depannya. Sebenarnya, Boruto bisa saja semakin kelepasan kalau saja Mitsuki dan Inojin tidak memegangi bahunya.

"Saya hargai Anda sebagai guru. Tapi, apakah seorang guru tega membiarkan murid perempuannya kepanasan selama empat jam?!!!" Boruto berteriak di hadapan Ibu Nadia.

Guru Sastra Jepang itu hanya memasang wajah seakan tidak terjadi apa-apa. Tapi dalam hati, ia sungguh takut melihat kemarahan Boruto. Ia tahu betul, Boruto itu adalah, biangnya masalah, anak nakal yang sering tawuran. Hanya saja, ia tidak pernah melihat langsung bagaimana muridnya itu marah. Mungkin inilah ekspresi Boruto saat ia sedang bertarung dengan lawannya.

"Saya hanya memberikan hukuman yang wajar kepada murid saya. Bagi saya, itu bukan hal yang perlu dipermasalahkan"

"Memang!!Tapi cara Anda, Ibu Nadia yang terhormat, itu sungguh salah!!Begitukah Anda mendidik murid,agar menaati peraturan?!Memangnya tidak ada cara lain?!!Anda adalah seorang wanita, saya yakin Anda juga bisa merasakan apa yang Sarada rasakan"Boruto mendesis, menahan kemarahannya yang sudah memuncak.

"Ck, ck, anak zaman sekarang itu sudah dibutakan oleh cinta. Begini saja sudah marah," ucap Bu Nadia yang langsung membuat Boruto kembali memanas. Boruto memberontak namun teman-temannya semakin erat mencekal bahunya. Bahkan, beberapa guru yang sejak tadi lebih memilih diam karena ingin melihat sampai sejauh mana Boruto berani bertindak, kini ikut memeganginya.

"Sudahlah, Nak Boruto,sudah.... Ini hanya masalah kecil, tidak usah diperbesar." Pak Isak, guru kelas sepuluh itu mencoba menenangkan Boruto.

"Bukan saya yang buta karena cinta!! tapi Anda yang tidak paham bagaimana seharusnya cara memperlakukan murid!!"

"Boruto, udah, Boruto!!Tenangin diri lo!!"Tepat setelah Mitsuki memperingati Boruto untuk menjaga emosinya, Sarada tiba-tiba menerobos masuk di antara kerumunan murid yang sejak tadi asyik menonton pertunjukan antara Boruto dan Ibu Nadia. Cewek itu langsung berdiri di samping Boruto, tapi ia sempat melirik ke arah Bu Nadia yang wajahnya sedikit memerah.

"Bor,udah. Kita pulang."Cewek itu berbisik tepat di telinga Boruto, tapi bisikannya itu tak diindahkan sama sekali. Boruto justru terlihat semakin gusar.

"Kamu itu harusnya sopan terhadap guru!!Bukan malah melawan." Suara Bu Nadia kembali terdengar.

"Saya tidak peduli. Bahkan, dosen sekalipun saya tidak peduli!!Kalau Anda salah, ya tetap salah. Mau jadi apa negara ini kalau guru yang salah saja dibela!!"

"Boruto, sudah!! Kita bicarakan lagi ini setelah sepulang sekolah." Pak Iruka angkat bicara. Menurutnya, sudah cukup ia melihat tindakan penuh ketidak sopanan Boruto.

"Dan untuk semua yang ada di luar, silakan kembali masuk ke kelas masing-masing," lanjut Pak Iruka yang ampuh membuat siswa-siswi yang bergerombol seperti semut itu membubarkan diri. Namun, langkah bubar itu juga diiringi sorakan mereka.

"Ah payah!"

"Gak seru!"

"huuuu!!."

"Sudah, sudah! Kalian mau saya beri point?!!" ancam Pak Iruka yang berhasil membuat semua murid langsung tutup mulut. Tentu saja mereka tidak mau mendapat point.

"Termasuk kalian" Kali ini, Pak Iruka menunjuk sahabat-sahabat Boruto dan sahabat-sahabat Sarada. Padahal, Chouco, Sumire, Wasabi, dan Yodo baru saja tiba.

"Kami, Pak??" Tanya mereka bersamaan.

"lya, kalian. Cepat masuk kelas!"

Para teman setia Boruto dan Sarada berjalan lemas menuju kelas. Di sisi lain, Sarada masih setia berdiri di samping Boruto, memegangi lengan kiri cowok itu dengan sesekali mengusapnya.

"Ayo, Bor, kita balik ke kelas"

"Tunggu." Sekilas Boruto melirik Sarada lalu beralih lagi pada Bu Nadia."Bu, saya harap ke depannya Ibu akan lebih bijak dalam mengambil keputusan. Lebih dipikir terlebih dahulu. Terima kasih." Tanpa kata lagi, Boruto menarik diri keluar ruangan dengan menggandeng tangan Sarada.

Sementara Bu Nadia masih tercenung menatap kepergian Boruto

Sarada akhirnya dapat kembali bernapas lega.

TBC

Hayooo!!!ini pada puasa semua kan?!! lancar puasanya!!ada yang gak puasa??atauu,,,ada yang diam2 mokel?!!hayooo!!!🤭🤭🤭

Karena gue update jam segini,mungkin pada tidur siang kali ya🤣

Btw pasti udah denger kabarnya tentang husbu dan waifu kita ya??ngenes bat kalo inget nasibnya mas Boru kedepannya 😭😭😭 untung Sarada tidak kena pengaruh eida. Aku juga baru tau tadi dari Kaka Sarah kalo Ouga ada kirim surat ke Mas Boru,sialan emang!!! astaghfirullah!!!ku santet beneran juga kalo dia berani jadi saingannya Salad.

Tapi tetap optimis yakin,BSA Canon!!!BSA MENOLAK MUNDURRRR!!!💪💪😎😎

Cool Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang