08.

1.8K 160 7
                                    

🌻🌻🌻

Jaehyun duduk di rooftop dorm nya dengan rokok yang menyala di tangannya, pandangannya menatap gelapnya langit malam.

"Hyung.." panggil Mark pada dominant yang lebih tua, "kau berkelahi lagi dengan Taeyong Hyung?" Lanjutnya lagi sambil mendudukkan tubuhnya di samping jaehyun.

"Kenapa kau kesini?" Tanya jaehyun menatap dominant yang lebih muda di sampingnya.

"Tadi aku melihatmu Dan Hyung Hyung lainnya bertengkar jadi aku menyusulmu" jelas Mark pada jaehyun

Terdengar hembusan nafas kasar dari jaehyun, "apa kau juga merasa aku yang salah disini" desis jaehyun pada maknae di tim nya itu.

"Dia membunuh anakku mark"

"Tapi Taeyong Hyung tak ingin melakukannya" elak Mark memotong ucapan jaehyun

"Tapi dia membunuhnya!"

Mark menghembuskan nafasnya pelan "Hyung... Aku masih ingat mimpi mu dan taeyong Hyung saat kita trainee dulu..."

Mark melirik ke arah jaehyun yang hanya diam, "mimpi yang kalian bangun bersama.. kau dan taeyong Hyung bersama untuk membangun kehidupan berdua dalam ikatan cinta"


"Cih.."
Decihan jaehyun terdengar saat Mark menyelesaikan ucapannya.

"Cinta.. dengan membunuh anakku? Itu konyol"

"Taeyong Hyung hanya tak ingin kau mendapat masalah dari perusahaan Hyung.."

"Tapi tidak dengan menggugurkan anakku mark!! Aku bahkan merelakan karir ku jika Taeyong mempertahankan bayinya!"


Jaehyun dengan emosinya yang meluap, Mark dapat melihat dominant yang lebih tua darinya ini sangat marah sekarang.

"Lalu kau mau bagaimana Hyung? Jangan seperti itu pada taeyong Hyung.. dia leader kita kalau kau lupa"

Jaehyun tersenyum miring saat mendengar kata 'leader' dari mulut Mark.

Mark menghembuskan nafasnya kemudian menepuk bahu jaehyun pelan "masuklah ke dalam Hyung.. cuaca semakin dingin" ucapnya kemudian meninggalkan jaehyun sendiri disana.





🌻🌻🌻


Sinar matahari mengganggu tidur si submisive berkulit Tan, haechan mengeluh dalam tidurnya melirik cahaya matahari yang masuk lewat celah jendelanya.

"Ughh.. perutku sakit..." Lirihnya mencoba mengambil tempat untuk duduk, menyenderkan tubuhnya sambil mengumpulkan nyawanya untuk bangkit.


"H-hoekk..."
Haechan dengan cepat berlari ke arah toilet memuntahkan cairan bening yang membuatnya mual.

"Ugh..."

Haechan berkaca sekilas, membasuh wajahnya kemudian keluar dari kamarnya.

"Morning sayang..."
Kesadaran si submisive langsung terkumpul penuh saat mendengar ucapan itu.

"Kak mark!" Pekiknya kaget saat melihat Mark tengah menata beberapa makanan di pantry dapur.

"Hm" dehem Mark melirik haechan sekilas, "apa tidurmu nyenyak?" Tanya nya lagi.

Haechan berjalan mendekati dominant itu, "kakak kapan datang?" Tanya nya.

"Baru saja, selama ini pasti kau tidak makan dengan baik kan? Jadi aku membeli kan mu ini semua.. mungkin cukup untuk satu minggu kedepan" ucapnya dengan tersenyum manis.

Haechan mengangguk, membantu Mark menata satu persatu barang belanjaannya.

Gerakan Mark terhenti, dominant itu kini hanya fokus menatap haechan, Mark berbalik merendahkan tubuhnya mengambil posisi wajahnya tepat berada di depan perut haechan.


"Apa aegi kita rewel semalam?"
Tanya Mark menempelkan wajahnya dalam perut haechan yang sedikit membuncit.

Haechan mengelus rambut Mark "tidak papa.. aegi tidak nakal kok" balas haechan dengan meniru suara anak kecil


Mark terkekeh kecil kemudian mendongak menatap submisive nya. "Haechan-ahh... Menikahlah dengan ku" ucap Mark.

Haechan mematung saat mendengar ucapan Mark, apa sekarang mark sedang melamarnya?

"A-apa...?"

"Menikah lah dengan ku haechan..." Pinta mark lagi, haechan menggeleng sekilas mencoba menyadarkan dirinya dia berfikir jika nyawanya belum terkumpul sempurna.

Namun nihil, Mark masih berlutut menatap nya seakan menunggu jawaban dari bibir kecil itu.

"Kak.. bangun.."

Haechan menangkup wajah si pria yang lebih tinggi darinya. "Ada apa? Kenapa tiba tiba?" Tanya nya pada mark, dia seakan aneh dengan Mark yang tiba tiba melamarnya.

Mark menunduk, enggan menatap submisive nya. "Kak Mark... Ada apa?" Tanya haechan lagi dengan lembut.

"Apa sesuatu terjadi?"

Mark mengangguk meletakkan wajahnya pada bahu haechan, haechan menghembuskan nafasnya pelan mengajak mark untuk duduk di sofa.

"Ingin berbagi cerita?" Ucap haechan, Mark masih dalam pandangannya menatap kedua mata haechan yang juga tengah menatapnya.

"Tentang taeyong hyung dan jaehyun Hyung" ucap Mark menatap haechan, haechan mengangguk dia menunggu Mark untuk menyelesaikan kalimatnya.

"Mereka bertengkar"

Lagi lagi submisive itu mengangguk, "lalu.."

"Jaehyun Hyung masih menganggap Taeyong Hyung membunuh anaknya.."

Kini dahi haechan mengerut tak mengerti arah yang di ucapkan Mark, "taeyong hyung lebih memilih untuk mengugurkan bayi mereka haechan... Taeyong Hyung tak mau jaehyun Hyung kehilangan karirnya"

Oke, haechan mengerti sekarang, haechan tersenyum kecil mengelus tangan dominantnya dengan lembut.

"Jadi.. aku tak mau kau beranggapan sama seperti taeyong hyung.. jika bisa hari ini aku akan menikahi mu" ucap Mark.

Haechan tersenyum geli mendengar cerita dan rengekan dari Mark, haechan mengangguk "baiklah.. haechan tak akan melakukan apa yang taeyong Hyung lakukan kak... Percaya pada haechan"

"Omo...!!"
Pekikan itu haechan ucapkan saat Mark tiba tiba memeluknya erat.

"Aku percaya padamu fullsun"






TBC

IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang