NABAWI CENTRAL CHRUCH, 01:27 PM
Seorang Idol yang baru saja menyelesaikan pelayanan duduk temenung di salah satu bangku Gereja dan terus berdoa. Dia bahkan tak menyadari kalau dia tak lagi sendirian di Aula Gereja itu. Dia tetap menyatukan kedua telapak tangannya, menutup matanya erat, dan berdoa. Seorang gadis yang meragukannya sedang duduk di sampingnya.
"Bersyukurlah! Dia mau keluar dengan cara yang baik sekarang. Sejak kemarin dia terus marah-marah," ucap Aara.
"Aishh. Ah, Chusaheyo," ucap Idol itu terkejut.
"Gwenchansimika," jawab gadis itu sambil melepas kain yang menutupi wajah bulatnya.
Hening menyapa keduanya, tapi mau bagaImana lagi. Mereka berdua memang tidak dekat. Mereka saja baru bertemu beberapa jam yang lalu. Aara menghela napas berat. Bersamaan dengan itu, Idol itu memperkenalkan dirinya.
"Aku Suho," ucap Idol itu.
"Ya, semua orang tahu siapa Kamu. Kamu orang terkenal di Korea," ucap Aara.
"Ah, begitu. Terima kasih," jawab Idol itu, Suho Lee UNT.
"Kamu seorang—" ucap Suho tak sampai.
"Aku seorang muslim. Namaku Aara Park, murid pasca sarjana Psikologi Monash University Australia. Aku sedang melakukan trip ke Korea sambil menunggu Konser Hybe. Maafkan perkenalan kita yang kurang nyaman," ucap Aara berubah 360 derajat.
"Ah, ndee .... Kamu—" ucap Suho tak sampai lagi.
"Aku bukan orang istimewa. Aku hanya tak suka terlibat dalam hal ini. Apa Kamu tahu, aku hanya kebetulan bisa bernegosiasi dengan baik. Hm ... komunikasi adalah hal utama dalam menjalani kehidupan, 'kan?" ucap Aara mencoba membaca isi hati Suho.
"Kamu—" Suho kembali tersela.
"Panggil Saya Aara. Aku tidak bermaksud menyelamu, Aku hanya ingin Kamu menyimpan energimu saja. Melelahkan mengusir hantu," jelas Aara.
Suho terdiam mengangguk dan tersenyum. Itu memang benar, melelahkan mengusir hantu. Kalau dipikirkan ulang, Suho bahkan tidak bisa menonton film horor, lalu kenapa dia akhirnya melakukan pelayanan pelepasan? Apa dia sedang mencoba membuktikan sesuatu di sini? Sejujurnya, mau dipikirkan sebagaImanapun, ini tetaplah aneh!
Seorang yang sangat takut, bahkan hanya untuk nonton film horor, tiba-tiba saja setuju melakukan pelayanan pelepasan dan mengusir hantu? Terlalu dini untuk Aara mengulik informasi tentang Suho sekarang. Lagipula tidak sopan, dia baru saja mencoba mengembalikan energinya, dan Aara baru saja mencoba memperbaiki image di depan Suho. Jadi, bukankah rasanya aneh kalau Aara kembali bertanya pada Suho tentang alasannya melakukan pelayanan ini?
"Tadi, aku hanya takut Kamu terluka. Tapi, aku salah! Kamu bahkan terlihat pulih dengan cepat daripada aku," ucap Aara.
"Ah, itu. Aku mengerti kekhawatiranmu. Setelah kujalani, Kamu juga merasakan hal yang sama," jawab Suho. "Kenapa aku mau melakukan ini?"
"Hah! Kajja! Chicken Dinner!" seru Jordan yang tiba-tiba muncul di aula.
"Ah, Father, Saya harus—" ucap Suho buru-buru, tapi disela Jordan.
"SM tak akan memotong gajimu. Aku yang bayar, Kamu pasti lelah dan shock, dan, kenapa Kamu tidak melepaskan atribut keagamaanmu? Kita sudah selesai," ucap Jordan.
"Biarkan dia menyimpannya Jordan. He's look good though, in that outfit," ucap Aara berbinar.
"Aigooo! Kau benar-benar!" seru Jordan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDO
Paranormalundo ˌənˈdo͞o 'membuka' Sama sepertinya artinya secara harfiah. Cerita ini akan membuka sebuah pengalaman baru bagi kamu.