SEOUNMULIEYO

25 24 1
                                    

"Kau yakin yang ini?" tanya Aara memastikan.

"Iya. Jacob berdiri di sini. Aku di sana. Ya! Ini rumahnya." ucap Pooja mantap.

Bel dibunyikan. Aara dan pooja menjadi was-was sendiri mengenai siapa yang akan membuka pintu di hadapan mereka ini?

"Yeobseyo," ucap seorang lelaki dari dalam rumahnya "Oh, Aara Park,"

"Apa Anda selalu menjadi penjaga pintu?" tanya Pooja keheranan, dia ingat benar wajah Saejin dan cerita Aara saat itu.

"Ahahaaha tidak, kebetulan saja. Ayo masuk," ucap Saejin.

"Kami sebenarnya," ucap Aara terpotong.

"Cepat masuk!" ucap Pooja mendorong tubuh mungilnya.

"Hati hati, santai saja," ucap Saejin.

"Suho sedang latihan bersama Dreamon, tapi dia memberitahu kami di mana dia menyimpan barangmu kok," ucap Saejin mengambilkan sandal rumah untuk Pooja dan Aara.

Saejin berjalan masuk lebih dulu dan kemudian diikuti oleh Aara dan Pooja. Beberapa saat kemudian Saejin kembali ke ruang tamu dan memberikan ponsel serta cincin milik Aara. Aara mengeceknya dan semuanya aman, tidak percobaan membobol ponsel Aara ataupun kehilangan uang. Tentu saja! Untuk apa UNT melakukannya?

"Terima kasih, Tuan Jung," ucap Pooja.

"Oh, iya, ini untuk Suho, janjiku padanya. Sayang sekali dia tidak di sini. Yang box ini untuk kalian semua, ambil satu sesuai nama kalian. Ini lukisan yang aku janjikan, kali ini katakan padanya, maksudku. Tolong Tuan Saejin katakan pada Suho bahwa lukisan ini lebih mahal karena handmade," ucap Aara pelan.

"Ada lagi?" tanya Saejin.

"Kalian sepertinya buru-buru," ucap Saejin lagi.

"Ya, kami mau berlibur. Maksudku, benar-benar liburan," jawab Pooja.

"Dan dua teman kami sedang menunggu di bawah," ucap Aara.

"Ah, iya tentu saja," ucap Saejin.

"Ini untuk Junghwan Seo, dari Pastor Jacob," ucap Pooja tanpa filter.

"Kenapa Kamu sangat jujur!" bisik Aara.

"Lebih baik begitu. Sisanya serahkan pada takdir," bisik Pooja.

"Aku—sejujurnya aku bisa mendengar kalimat kalian dengan jelas," ucap Saejin.

"Ah, tak apa. Lebih bagus," ucap Pooja mengacungkan jempolnya. "Ini dariku, untuk Dreamon. Dan ini dari Aara untuk Nona Jung."

"Nona Jung?" tanya Saejin heran.

"Bisa Anda berikan pada Ibu atau kekasih Anda," ucap Aara membenarkan.

"Kalau begitu kami pamit," ucap Pooja.

"Eh, sebentar. Tolong diingat lagi, ya. Aara jelaskan ulang!" titah Pooja.

"Kotak ungu untuk Suho. Yang hijau untuk kalian semua, pilih salah satu, paper bag coklat untuk Junghwan Seo, paper bag ungu untuk Ibumu, box mint untuk Dreamon, bingkisan cokelat tua lukisan," ucap Aara pelan dan bernada.

"Oke. Aku ingat," ucap Saejin.

Aara menghela napas lega, ponselnya di charge entah oleh siapa. Dia berterima kasih pada Saejin dan meminta tolong untuk menyampaikan rasa terima kasihnya pada siapa pun yang sudah mencharge ponselnya. Saejin hanya mengangguk mengerti dan mengantar mereka kembali keluar apartemennya. Aara dan Pooja memberikan salam sempurna 90 derajat pada Saejin dan berjalan menuju lift.

UNDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang