NABAWI CENTRAL CHURCH (NCC) 21:00 PM
"Park Aara!" teriak Naomi dan Pooja bersamaan.
Aara tidak berniat menjawab dan segera memberikan baju Suho beserta lukisan itu kepada Jacob. Jacob segera memasukkan lukisan itu ke dalam akuarium bening yang sudah berisi air suci. Jacob kemudian memasukan bensin dan membawakan baju dan lukisan itu. Terbakar? Ya. Atas kehendak Tuhan lukisan itu terbakar beserta baju yang membalutnya.
Aara ingin marah pada Jordan, tapi dia belum menemukan sosok Jordan di mana pun. Mengetahui isi hati Aara, Lucy dan Naomi segera menahan Aara dan berbicara perlahan pada Aara.
"Jordan sama sekali tidak bermaksud begitu," ucap Naomi.
"Bela dia terus!" protes Aara.
"Cemburu boleh! Tapi, apa-apaan pakai kirim hantu segala!" protes Aara.
"Aara, tolong tenangkan dirimu!" ucap Pooja.
"Aku sudah tenang! Telepon darimu membuatku tidak tenang Pooja!" bentak Aara.
"Lagian apa Jordan itu gak cukup realistis! Kalau aku sama Suho baru bertemu dan gak mungkin akan ada kesempatan di masa depan Suho masuk Islam dan menikah sama aku! Kenapa sih sama dia!" racau Aara
Jacob terus menahan senyumnya melihat Aara marah-marah pada temannya. Bukan salah Aara, bukan salah Jordan juga. Semua orang juga tahu kalau Jordan ini menyukai Aara sejak masa kuliah. Hanya saja sejak awal, Aara sudah mengatakan "NO" bahkan sebelum Jordan mengaku. Terlalu malas untuk Aara menjalani kehidupan beda agama.
Suho mengirim hadiah melalui manajernya dan hadiah itu dikirim ke gereja Jordan, membuat Jordan merasa bahwa Suho sudah sangat dekat Aara. Padahal Aara hanya fans dan Suho hanya melakukan fanservice kepada Aara. Belum lagi Jordan tahu kalau Aara dan Suho akan pergi ngedate malam ini.
Dengan sejujur-jujurnya, Jordan memang sengaja memanggil Suho untuk melukai Suho. Mau sehebat dan seterkenal apa pun Jordan dan Ayahnya, manusia memanglah manusia. Cemburu itu salah satu sifat bawaan manusia. Jordan cemburu dengan kehadiran Suho. Padahal Jordan sendiri yang membawa Suho ke kehidupan Aara.
"Jordan bukan kamu, dia gak bisa diam saja kalau sedang cemburu," ucap Pooja lembut.
"Terus, dia berhak gitu jahilin Suho sama UNT lainnya?" protes Aara.
"Gak ada yang terganggu Aara. Mereka semua dekat dengan Tuhan dan berpikiran positif. Beberapa dari mereka bahkan ada yang skeptis. Gangguan seperti itu gak akan merusak mereka," jelas Pooja.
"Iya, Aara. Gangguannya tidak mengganggu mereka dan hanya mengganggu kamu," ucap Naomi memberikan afirmasi setelah dirinya berhasil menerawang masa lalu.
"Mana dia?" protes Aara.
"Ini cokelat. Makan dulu. Jacob sudah memarahinya, dia sekarang sedang mengurus jenazah exorcism yang tadi. Setidaknya biarkan dia menyelesaikan tugasnya sebagai pendeta yang baik kali ini," ucap Lucy.
"Gak mau! Aku mau nampar dia, mau kubunuh dia! Mau kumutilasi dia!" protes Ara lebih keras.
"Sudah aku tampar dengan tanganku tadi," kali ini Jacob yang bicara.
"Oh! Cokelatnya dari mana?" tanya Aara.
Memang secepat itu mood Aara berubah. Aara tahu, kalau Jacob sudah main tangan dalam menghukum orang, artinya orang itu memang sudah keterlaluan. Aara sudah senang karena setidaknya Jacob tahu dan bisa memahami perasaannya, bahwa dia benar-benar kecewa pada sosok "Guardian Angelnya" Jordan. Mendengar Jacob sudah menghukum Jordan, Aara bisa langsung legowo menerima kejadian barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDO
Paranormalundo ˌənˈdo͞o 'membuka' Sama sepertinya artinya secara harfiah. Cerita ini akan membuka sebuah pengalaman baru bagi kamu.