BAB 10 || USILNYA PAPA

130 26 13
                                    

"Tentangmu, pemilik mata sebening kristal Es."

__________________________________________________

Al-Birru By : Gitar_senja 🦋
__________________________________________________

"Bukan dunia yang buruk, tapi kamu yang harus berusaha lagi untuk tetap waras di tengah badai yang menerpa tanpa henti." __Al-Birru Rafandra Bagaskara__

Tubuh yang menegap dengan tangan yang hanya diam itu sesekali menundukkan kepalanya. Dua tangannya sedikit mengepal ketika mendapati sebuah kejutan yang membuatnya harus menelan sebuah bahagia juga rasa pahit yang teramat. Rafa mengangkat kepalanya setelah lama hanya diam dengan tundukkan kepala. Dia menatap dua Laki-laki di depannya yang hanya diam dengan tatapan yang tidak pernah berubah.

Sedikit terkekeh kecil, tubuh Rafa lekas beranjak dan memeluk erat Ghata yang tengah menatapnya dengan tatapan heran. Dia merasakan rasa hangat yang teramat. Air matanya lantas turun, membasahi kedua pipi nya tanpa permisi.

"L--lo Adek gue kan?" Pelukan Rafa mengerat ketika mengatakan hal itu. Bau maskulin yang cukup membuatnya merasakan suasana tenang, berakhir membuat cowok itu lekas melepas pelukannya dan menatap intens remaja Laki-laki di depannya. Sedikit kemiripan dengannya bisa dia lihat dari cara Laki-laki itu menatap hangat ke arahnya. Dua matanya meneduh, menahan tetes embun yang seolah ingin tumpah dengan sesegera mungkin.

"Kenapa ga bilang sama saya kalau Adek saya yang datang, Mas?" Kepala Rafa menatap sekilas ke arah belakang dimana Arzi berada. Dia mengembangkan senyumnya seolah menerima kehadiran saudaranya itu dengan penuh cinta.

"Gue yang nyuruh buat ga kasih tahu."

"Kenapa?" Dua alis Rafa terangkat secara bersamaan. Dia meminta sebuah jawaban dari Ghata yang tidak membiarkan Arzi untuk menjawab pertanyaannya barusan.

Ghata nampak terdiam dengan tatapan yang seolah ingin menjahili. Namun urung ketika melihat ketajaman dari Kakaknya yang seolah tidak ingin bercanda.

"Bukan kejutan kalau ngasih tahu siapa yang datang." Tubuh Ghata kembali mendekat. Dia memeluk hangat sosok di depannya dengan balasan hangat dari dekapannya yang begitu menenangkan. "Gue tahu kalau gue punya Kakak, Mas Rafa."

"Dari siapa?"

"Papa sama Mama. Mereka pernah bilang sesuatu tentang lo sama gue."

🦋

"Chat aja kali ra, dilihatin terus ga bakalan ada ujungnya."

Tangan Afra dengan cekatan menurunkan kartu identitas yang semula menjadi daya tarik untuk dia lihat. Sontak, kepalanya lekas menoleh ke arah belakang dimana Papanya tengah berdiri dengan dua tangan yang sengaja dia simpan di belakang kursi yang tengah dia duduki.

"Sejak kapan Papa ada di belakang aku?"

"Sejak kamu ngelihatin nomor cowok itu." Bhumi mengacak gemas puncak kepala Afra yang semula tertata. Tubuhnya lekas beranjak dan mengambil duduk di kursi kosong di samping putrinya. Cukup lama, namun hal itu tidak gencar membuatnya untuk berhenti menggoda putrinya yang memilih untuk mematikan ponselnya yang semula menyala.

"Gengsinya di hilangin. Nanti kalau dia diambil orang gimana, kamu mau?"

Dua mata Afra memincing tajam. Dia menekuk kedua lututnya kesal dengan arah tatapan yang hanya berfokus menatap kosong ke arah depan. Tidak ada perbincangan apapun kembali, dua manusia itu sama-sama saling diam menikmati suasana sore yang cukup menyejukan mata.

Al-Birru (DIROMBAK)Where stories live. Discover now