00

25 2 0
                                    

Kehilangan orang yang disayang orang yang sangat dekat denganku adalah suatu hal yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya Membayangkannya pun aku tak ingin, apalagi sampai hal itu terjadi. Sungguh bagaikan mimpi terburuk yang pernah ada selama ini yang aku alami saat ini.

Yang aku tau sejak kecil aku berada di lingkungan keluarga yang begitu sempurna walau tanpa sosok seorang ibu, yang begitu lengkap begitu menyayangiku dan memperhatikanku wanita yang ingin sekali aku lihat wajahnya ia telah kembali kepada sang pencipta.

Namun Sekarang aku Memiliki papa, mama dan juga saudara laki-laki. yang sangat sayang kepadaku itu sudah cukup bagiku, dan naif nya aku fikir itu semua akan abadi. Aku fikir keluarga ku akan tetap begini dan terus begini hingga aku dewasa dan mempunyai keluarga sendiri juga.

Waktu demi waktu aku lalui setiap saat yang aku lakukan tidak lepas dari dukungan keluargaku, apapun yang terjadi dan apapun yang ku rasakan pasti aku ceritakan pada keluargaku khususnya papa dan saudara laki-laki baru ku itu. Mereka lah yang paling mengerti bagaimana aku yang sebenarnya. Di dalam keluarga kami memiliki kebiasan kecil yang menjadi moment yang indah disetiap tahunnya, yaitu selalu memberikan kejutan ulang tahun bagi setiap yang sedang berulang tahun. Entah itu papa, mama, maupun aku dan Aksa, namun sayangnya Aksa sekarang sudah tiada.

mungkin memang terdengar biasa, namun aku sangat bersyukur bisa merasakan hal itu dan berada ditengah-tengah kehangatan keluarga yang seperti itu. Di dalam keluarga pun aku belajar banyak bahwa seharusnya memang komunikasi adalah satu-satunya yang menjadi kunci keharmonisan keluarga, namun itu semua tidak akan ada artinya bila satu sama lain tidak lagi diterapkan dalam keluarga.

Meskipun hanya sekedar ucapan sayang dari seorang saudara yang baru menjadi bagian di tengah-tengah keluarga baru ku itu sangat berarti. Itu pun yang aku rasakan kepada Aksa. Karna umur kami tidaklah begitu jauh sehingga banyak hal yang kami lakukan berdua, entah itu pergi jalan-jalan ataupun hanya sekedar bermain bersama.

Hingga pada suatu waktu ternyata ada hal yang Aksa sembunyikan dari kami yaitu penyakitnya, tak ada seorang pun yang tau akan penyakit apa yang Aksa rasakan, begitu rapi Aksa sembunyikan dari kami sekeluarga dan para sahabatnya. karna tak ingin membuat risau semua orang yang ada di sekelilingnya. Namun bermula dari situlah keadaan menjadi berubah, kesehatannya mulai menurun dan semakin lama sangat menurun hingga harus dilarikan ke rumah sakit, sampai pada suatu saat Aksa mengalami kritis. Keadaan dimana yang membuat semua orang terdekatnya yang merasakannya akan semakin cemas dan berfikir buruk setelahnya.

Dan ternyata benar, Aksa  dipanggil oleh Allah SWT. Sungguh keadaan dimana yang membuatku benar-benar tak percaya bisa merasakan keadaan seperti ini. Keadaan yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya, rasanya hari itu seperti gelap, tak tentu apa yang di ingat, tak tentu bagaimana seharusnya dalam beesikap. Entah siapa yang harus ku salahkan.

Atau takdir kah yang harus ku persalahkan? Tentu itu tidaklah mungkin. bahkan yang seharusnya aku salahkan adalah diriku sendiri yang lalai dalam menjaga Aksa. Yang selalu ku bayangkan yang selalu ku fikirkan adalah bagaimana hidupku kedepannya tanpa Aksa. Setahun ku lalui begitu berat, tak ada lagi tempat dimana bisa aku mencurahkan segala ceritaku yang biasa ku ceritakan padanya.

Setiap aku melihat keakraban yang dirasakan temanku dengan saudaranya hanyalah membuat perasaanku semakin terpuruk mengingat akan sama dengan semua yang kami lakukan selama ini. Aku begitu sangat kehilangan, sosok yang selama ini aku butuhkan sudah tidak ada lagi disisiku.

Sudah satu tahun lamanya Aksa meninggalkan kami. semakin membuatku mengerti bahwa ini memanglah sudah menjadi ketentuan yang sudah Allah rancang, semua sudah ada perhitungannya menurut Allah, seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 216 yang berbunyi "Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui."

365 Days Without AksaWhere stories live. Discover now