🍉Panen Semangka!

2 0 0
                                    

"Libur telah tiba, libur telah tiba. Hore! Hore! Hatiku gembiraaaa," Anyelir bersenandung sembari menuruni undakan tangga satu persatu.

Akhirnya setelah satu semester yang panjang, sekolah Anyelir libur juga. Libur 3 minggu pula! Anye senang sekali akhirnya dia gak perlu belajar lagi-walaupun aslinya juga engga pernah sih.

Hari ini Anyelir memiliki agenda sangat penting, yang sudah ditunggunya dari berbulan-bulan lalu. Panen semangka! Anyelir suka sekali semangka, dan semangka adalah sebagian jiwanya. Maka dari itu sejak ia masih duduk di bangku SMP, ia mulai menanam semangka di kebun belakang rumahnya.

Dan saat ini buah semangka di kebunnya telah matang sempurna setelah kurang lebih 3 bulan perawatan. Kalau Anyelir hitung-hitung kemarin ada 10 buah. Anyelir tertawa dalam hati, ia memikirkan akan berpesta pora semangka beberapa hari ke depan.

Panen semangka ini merupakan panen ke 4 Anyelir. Selama ini ia sudah menanam 10 kali, 4 kali berhasil, 6 kali gagal. Gak tau juga kenapa bisa gagal terus, tapi karena kurang kerjaan tetep Anyelir tanam aja. Apalagi perawatannya dibantu pak Jajang-tukang kebun di rumah Anyelir.

"Pak Jajangggggg....huyuuu...dimana pakkk!!!"

"Anye, kalau jangan teriak-teriak di dalam rumah! Lagian manggil Pak Jajang kok gak sopan gitu. Dicari dulu baru dipanggil," omel mama Anye yang tiba-tiba muncul.

Wah, ngomel lagi. Berarti udah aman.

"Hehehe, maaf ma. Anye soalnya lagi semangat. Mau panen semangka."

"Oh udah waktunya panen ya? Ada berapa buah semangka?"

"20 ma, memang kenapa?"

"Wah, mantap itu bisa dijual ke toko buah seberang rumah," jail mama Anye.

Anye mencebik mendengarnya, "Ih gak boleh! Mau Anye makan semuanya! Kan Anye yang tanam, ya Anye sendiri lah yang makan."

"Batuk nanti kalau kebanyakan, jangan serakah. Lagian kamu bagian tanem doang, sisanya Pak Jajang yang urus."

Anyelir menatap sebal mamanya dan langsung pergi. Mama Anye kalau ngomong ceplas-ceplos berdasarkan fakta. Tapi itu tuh yang bikin sebel!

Menghiraukan omongan mamanya, Anyelir berlari kecil mencari pak Jajang, namun kali ini tanpa berteriak-teriak. Kepala bulat anye celingak-celinguk mencari keberadaan Pak Jajang.

"Neng, Neng Anye. Pak Jajang di sini, kesini neng. Mau panen semangka kan," ucap pak Jajang yang sedang berdiri di pinggir kebun.

Mata Anye berbinar melihat keberadaan Pak Jajang, dan langsung menghampiri beliau.

"Ayo Pak, buruan kita panen semangka nya!"

"Hahaha, siap Neng. Itu dipakai dulu sarung tangannya. Sama ambil gunting besar di pojok sana ya. Nanti langsung potong aja sendiri, Neng. Biar puas," ujar Pak Jajang.

Anyelir mengangguk semangat. Ia langsung melaksanakan perintah pak Jajang dah segera menggunting tangkai semangka.

"Halo, semangka-semangka-ku yang seksi dan mempesona. Bersiap untuk dieksekusi sayang!"

Anyelir memotong semangka yang satu persatu dan membawanya ke teras belakang rumahnya. Semua semangka nya berat dan membuat Anye berkeringat. Saat ingin memotong semangka lagi, ia melihat sepasang semangka yang berdampingan. Lucu sekali, semangkanya sedang pacaran. Anyelir langsung memfotonya dan mengupload-nya ke aplikasi burung biru.

Setelah semua semangka terpanen, Anyelir duduk di teras ditemani Pak Jajang.

"Nih Non, es jeruk. Kepanasan kan?" Seorang ibu-ibu menghampiri Anyelir dan membawa dua gelas es jeruk-untuknya dan Pak Jajang.

Halo, Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang