PAGI - PAGI bunda Ruby— Rena mendapati anaknya sedang sibuk berkutat di dapur. Entah hal apa yang membuat Ruby bersemangat hingga tergerak untuk bangun pagi sekali. Biasanya gadis itu akan bangun jika alarm berbentuk beruang nya berbunyi.
Anak gadisnya itu tampak berantakan, rambutnya yang panjang hanya di ikat asal-asalan.
Rena menatap hasil masakan anaknya, sebuah nasi goreng yang masih belum dimasak dengan sempurna “Tumben Ruby bangun pagi?” tanya sang bunda saat anak gadisnya itu sudah mengecup pipinya singkat.
“iya bunda, Ruby masak sarapan buat pacar Ruby hehe”
Bunda Rena tersenyum hangat, diusapnya kepala Ruby penuh perhatian “oh ya? pacar Ruby gimana orang nya?” tanya sang bunda membuat Ruby langsung antusias mengeluarkan celotehan nya.
“Pacar Ruby namanya bian bunda. Bian itu baiiik banget, mukanya jelek kalo lagi mode jutek, tapi bakalan imut dan ganteng kalo lagi senyum ” Ruby bergerak untuk mengambil kotak bekal kesayangan nya sewaktu masih di sekolah dasar.
“ada-ada aja kamu”
“ih Ruby serius tau bunda. Bian perhatian banget sama Ruby walau keliatan masih gengsi dikit”
Gadis imut itu memasukkan nasi goreng buatan nya kedalam kotak bekal tak lupa juga menaruh telur mata sapi yang sudah dia buat menjadi bentuk hati.
“udah kamu rasain nasi nya? Ruby yakin rasanya sudah pas?”
“sudah bunda”
Bunda Rena sedikit merasa ada sesuatu yang kurang pada nasi goreng buatan sang putri kesayangannya “Kapan-kapan bawa Bian main kerumah. Bunda mau tahu pacar anak bunda bagaimana”
Ruby mengangguk “oke bunda, tapi nanti yaa— bian lagi banyak kegiatan di sekolah, Ruby gak mau bian kesusahan”
Melihat seberapa peduli Ruby terhadap seorang pemuda yang dia klaim sebagai pacar membuat Bunda Rena semakin penasaran seperti apa sosok yang membuat putri nya repot-repot bangun pagi sekali untuk membuatkan sarapan.
Mengingat fakta bahwa Ruby jarang memasuki area dapur kecuali saat ingin mengambil susu kotaknya di dalam kulkas.
“ya sudah, Ruby mandi dulu”
Ruby mengangguk patuh, dia tersenyum menatap kotak bekal yang akan dia berikan untuk Sabian.
“makasih bunda”
“iya, bunda mau beli sayuran di pasar dulu— nanti kalo kamu sudah selesai sarapan jangan lupa di bawa susu nya, bunda gak mau kamu minum-minuman bubuk itu” Bunda Rena khawatir pada anaknya yang waktu itu bercerita kalau dia membeli minuman yang warna nya benar-benar membuat Bunda Rena merasa ngeri.
“baik bunda!” seru Ruby.
Bunda Rena menggeleng sambil tersenyum “iya udah, kalo gitu bunda pergi dulu” pamit sang bunda saat sudah selesai mengelus pucuk kepala anak gadis nya.
••••
Sabian meneguk air mineralnya, nafas pemuda itu tersengal-sengal akibat sudah lelah latihan bermain basket. Seminggu lagi turnamen basket yang nanti nya akan menaikkan dan menambah citra sekolah mereka itu akan segera di gelar.Usaha tidak akan mengecewakan hasil.
Itu adalah salah satu motifasi tim Sabian untuk terus berlatih dan berusaha.“bentar lagi istirahat, lo mau di sini aja atau ikut gue ke kantin?” Jake bertanya pasa sahabatnya yang saat ini tengah duduk bersandar di dinding dengan mata terpejam.
Rambut Sabian berkilau karena baru saja di basuh dengan air.
“cape, gue di sini aja”
“mau nitip gak?”

KAMU SEDANG MEMBACA
SABIAN
RomanceBerbeda dari yang lain, saat di depan gebetan bukan nya menjaga image Ruby seringkali cosplay menjadi gadis bar-bar dan penuh ambisi. "Bian kapan terima Ruby?" "nanti" "oh, nanti itu berarti gak lama lagi ya? satu jam lagi kah?" © vbymilee, 2023