SD - 6

2.5K 33 1
                                    

Matanya membelalak, telinganya dipasang benar untuk mendengarkan sahabatnya menceritakan tentang nasib sialnya.

" What?!! Bara pemilik black company yang mendunia itu Riel? "

" Aku nggak mau muji kekayaan dia Cru "

Cru menggenggam tangan Ariel, mereka duduk berhadapan di sofa ruang tamu rumah Cruela. Cruela tinggal di Spanyol sejak lulus kuliah. Mereka masih bersahabat baik dari kecil hingga sekarang meskipun diberi jarak sejauh apapun.

" Kamu nggak pa-pa kan? " Cru memperhatikan tubuh Ariel, cemas gadis itu disiksa oleh pria kejam itu.

" Aku kayak di penjara tau nggak "

" I know " Cru mengelus lengan Ariel, mencoba menenangkan sahabatnya. " Kamu aman sekar-- " ucapannya terputus saat suara ketukan di daun pintu terdengar.

" Siapa Cru? "

" Aku tidak mengundang siapapun " jawab Cru, gadis itu beranjak, meninggalkan Ariel di sofa selagi dirinya berjalan menuju pintu.

Bunyi bip pada pintu rumah Cru, setelahnya gadis itu memajukan kepala, mencoba mengintip.

" Whoooo? " Suaranya sedikit lama, matanya membelalak saat penampilan seorang pria tampan dengan mata yang indah berada di depan pintu rumahnya.

" Saya mencari Ariel "

" Aaaa " Cru mengangkat sebelah alisnya, ia tahu Ariel tidak mengenal siapapun disini kecuali dirinya. Ditatapnya tajam pria itu, lalu menutup pintu kasar.

Ariel yang melihat sahabatnya seperti ketakutan, mendadak panik.

" Siapa Cru? "

" Aku tidak tahu, tapi sepertinya dia Bara " jelas Cru berjalan panik ke arah Ariel. Mereka berdua dirundung kepanikan, ketakutan. Gugup.

" Terus gimana ini? Aku ingin pulang " cemas Ariel dengan nasibnya sendiri. Kabur sebentar saja sudah ditemukan. Bara, apa dia tidak bisa membiarkan Ariel pergi. " Aku harus menemuinya, lindungi aku Cru "

Cruela menatap bingung, gadis itu mengigit bibir. Berkacak pinggang sambil memikirkan rencana untuk membuat Bara pergi dari sana.

" Kita bilang saja kamu sudah menikah Riel "

Ariel menatap Cru, mereka berdua saling berpegangan tangan. Mengangguk singkat, lalu berjalan ke arah pintu. Mengatur nafas, Ariel berjalan lebih dulu.

Kembali bunyi bip menandakan pintu terbuka, dan benar saja, Bara masih disana. Dengan tatapan tajam, berdiri tegap menghadap pintu.

" Ariel " pria itu menatap melas pada Ariel yang membuka pintu.

" Tahu darimana rumah ini? "

Bara mencoba bersikap lembut, jika sikap kasarnya tidak bisa membuat gadis itu tinggal. Terpaksa ia meninggalkan segala karakter aslinya.

" Anak buahku "

Ariel menghela nafas, mencengkram ujung kemejanya karena takut Bara akan menyeretnya secara paksa.

" Aku ingin menikahimu " ucap Bara. Kini mengundang Cru yang tidak salah dengar, langsung menyerbu keluar.

" Apa tuan? Anda ingin menikahi gadis yang sudah bersuami? " Ucapnya lantang, kini giliran Cru, dia ingin pria ini pergi demi kehidupan Ariel.

Bara membuka matanya lebar, menatap ke arah Ariel yang diam menunduk.

" Ariel, apa kamu sudah, menikah? "

Ariel tidak pernah berbohong, namun akhir-akhir ini dia terus dipaksa melakukan hal itu. Gadis itu mengangguk pelan, mencengkram ujung bajunya sambil menundukkan wajahnya.

Istri Kecil PembangkangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang