🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋
•
•
"Fahyra, ayo siap-siap, Sayang. Barang-barang yang mau di bawa ke rumah suami mu juga dipisahin sekarang, ya. Supaya si Bibi masukin ke koper," ucap Bunda yang tengah sibuk mengatur semua acara pernikahan.
Acaranya besok. Dan Fahyra masih santai-santai saja. Ia justur sibuk mengurus kostum Debora di pernikahan nantinya.
"Fahyra, satu kali lagi bunda panggil dan kamu tidak menyahut. Debora ibu buang ke panti ya."
Gadis yang mengenakan piyami Doraemon itu langsung berdiri. Ia mencium Debora dan langsung menghampiri Bundanya.
"Maaf, Bundahara. Jadi, gimana tadi? Ada yang bisa dibantu?" tanya Fahyra sembari memeluk tubuh bundanya.
"Jangan sampai setelah nikah, Fahmi ngadu ke bunda kalau kamu nyusahin dia seperti kamu nyusahin bunda, ya!"
Fahyra menyengir. "Siap, Bunda. Fahyra akan jadi istri baik Budi. Ok?"
"Intinya bunda tidak menerima keluhan dari suami kamu nantinya. Harus jadi istri yang baik. Jangan seperti anak kecil lagi. Kamu sud......"
"ABANG," pekik Fahyra ketika ia melihat abangnya masuk ke dalam kamar. Fahyra lari dan langsung memeluk abangnya.
"Fahyra, Abang sesak nafas."
Gadis itu langsung melepas pelukannya. Ia mendongak menatap wajah tampan Abangnya.
"Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau pulang hari ini? Kan Fahyra bisa nitip oleh-oleh yang banyak."
Jaezan Afif As-Sabil, laki-laki berkulit putih yang usianya sudah menginjak 26 tahun. Jaezan bekerja di sebuah perusahaan di Turki. Dan hari ini ia pulang karena ingin menghadiri pernikahan adiknya.
"Kalau Abang bilang ke kamu. Bisa-bisa koper Abang nambah tiga."
Fahyra terkekeh. "Fahyra duluan, ya. Abang sih payah. Ngincer satu cewek aja nggak bisa. Cari istri dong biar nikah. Iya, kan, Bun?"
Jaezan langsung menghampiri bunda. Ia peluk tubuh perempuan itu. Lalu, Jaezan mencium kedua pipi bunda dengan sayang.
"Anak Bunda tambah ganteng tapi calon mantu belum dapat-dapat, hum?"
Jaezan terkekeh kecil. "Bunda cariin lah."
"Fahyra yang cari mau nggak?"
Jaezan menarik hidung adiknya. "Kamu mah selalu nawarin si Alea terus ke Abang. Malas Abang nanya ke kamu, nggak pernah serius."
Mereka tertawa puas melihat raut wajah Jaezan. Fahyra memang selalu begitu. Alea adalah sasaran pertama yang ia tawarkan ke abangnya. Padahal sudah tahu kalau Jaezan adalah orang alim. Tapi tetap saja si kribo Alea yang jadi pilihan Fahyra.
"Non, apa masih ada yang ingin dimasukan ke koper?" tanya Bibi yang menghentikan obrolan mereka.
Tiba-tiba saja Fahyra mengingat sesuatu. Mau tahu apa yang terlintas di otak kecilnya? Dia teringat akan kado pernikahannya dulu ke Jasmine. Ya, baju dinas!
"Bunda, Fahyra belum punya baju dinas. Ayo beli dulu."
Jaezan dan bunda yang baru duduk di atas sofa kamar seketika saling tatap.
"Baju dinas apa? Kamu masih kuliah, kan?" tanya Abang Jaezan cukup bingung.
Dan bunda justur langsung paham. Karena semenjak 3 hari yang lalu, Fahyra sudah menyinggung soal baju dinas. Padahal masih banyak persiapan yang lebih penting dari baju dinas.
KAMU SEDANG MEMBACA
(FA) Love Story (SUDAH TERBIT)
Romance"Ustad, kata Abah kapan nih datang ke rumah?" "Kapan-kapan." "Kapannya itu kapan, Ustad Ayang!!!" "Nanti kalau saya mau nikah, Saya datang ke rumah mu untuk ngantar undangan Saya sama Istri saya."