05 (FA) Love Story

10.6K 1.1K 128
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Mobil milik Fahmi berhenti tepat di depan rumah Fahyra. Rasa khawatirnya soal gadis itu benar-benar nyata. Fahmi turun dari mobil. Dan langkahnya sangat terburu-buru.

"Assalamu'alaikum," ucap Fahmi ketika pintu rumah tidak dikunci.

Abah yang tengah membaca kitab seketika menghentikan aktifitasnya. Ia menatap Fahmi dengan senyum mekar.

"Waalaikumsalam. Fahmi?" sambut Abah begitu ramah.

Cukup canggung sebenarnya. Fahmi menyalim tangan Abah. Duduk berdua di ruangan tersebut. Mata Fahmi benar-benar mencari keberadaan gadis itu. Dan soal laki-laki yang Alea katakan kenapa belum kelihatan.

"Ada urusan apa, Nak Fahmi? Tumben sekali datang ke rumah?"

Fahmi tersenyum kecil. "Saya ada urusan sama Fahyra, Bah. Sudah tiga hari dia tidak masuk di mata kuliah saya. Boleh saya bicara dengan dia?"

Abah cukup kaget. Bagaimana bisa ia tidak tahu soal anak gadisnya yang bolos kuliah.

"Tiga hari?" Tanya Abah yang dijawab anggukan oleh Fahmi.

"Fahyranya ada, Bah?"

Lelaki yang mengenakan kopiah itu mengangguk. "Fahyra lagi di belakang makan mie. Perlu Abah panggilkan?"

Fahmi Langsung menggeleng. "Tidak usah, Abah. Merepotkan. Kalau boleh, biar saya yang menemui putri Abah. Boleh?"

Bagi Abah, Fahmi adalah laki-laki yang sangat baik. Mulai dari Fahmi masih SMA sampai sekarang sudah menjadi dosen. Abah sangat amat bangga pada laki-laki itu.

"Boleh. Tapi jangan lama-lama. Kalau obrolannya panjang. Sebaiknya di dalam rumah saja, ya."

Fahmi mengangguk. "Baik, Abah. Kalau begitu saya ke belakang dulu."

Ia pamit dari sana menuju taman belakang. Ketika sampai di sana. Fahmi langsung mendapati gadis yang masih mengenakan mukenah duduk di ayunan besi sembari menikmati mie.

"Ukhum." Deheman Fahmi ternyata tidak mampu membuat Fahyra bergerak.

"UKHUM," deheman kali ini cukup keras. Sampai-sampai Fahyra mencari di mana ada suara itu.

"Enak, ya, makan mie malam-malam sambil main ayunan. Hum?"

Fahyra langsung diam di tempat ketika mendengar suara itu. Dengan sangat pelan. Fahyra menoleh ke belakang di mana sudah ada Fahmi yang melipat kedua tangan di dada. Menatap Fahyra dengan tajam.

"Bapak?"

"Kenapa? Kaget?" tanya Fahmi. Ia menghampiri Fahyra. Mengambil kursi dan duduk di hadapan ayunan Fahyra.

"Tiga hari kamu tidak masuk ke mata kuliah saya. Alasannya apa?"

"Perasaan baru Bapak deh, dosen yang nyamperin mahasiswinya ke rumah cuma karena nggak masuk kelas. Yang ada, mahasiswi yang datang ke rumah dosen buat minta maaf," ejek Fahyra.

Kali ini Fahmi sungguh gerogi. Entah karena apa tapi dia benar-benar gugup ketika Fahyra menatapnya seperti ini. Padahal sebelum-sebelumnya, melebihi tatapan ini. Fahmi biasa-biasa saja.

"Lupakan soal itu. Kedatangan saya ke sini sebenarnya bukan tentang urusan kampus." Sepertinya kaki ini Fahmi akan mengatakan yang sebenarnya.

"Lalu?" tanya Fahyra begitu bingung.

(FA) Love Story  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang