09 (FA) Love Story

9.2K 1K 102
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Semua acara sudah selesai. Fahyra pun sudah dibawa ke rumah Fahmi. Ketika malam sudah tiba dan Fahmi masih berada di luar kamar. Fahyra sibuk menyemprotkan parfum sebanyak yang ia mau.

Bibirnya benar-benar merah, hanya saja Fahyra masih ciut untuk memakai pakaian dinasnya.

Jadi, ketika pintu terbuka yang pastinya ada Fahmi di sana. Fahyra langsung berdiri dan memperlihatkan wajahnya pada suaminya.

"Astagfirullah." Langkah Fahmi bahkan sampai mundur beberapa langkah saking terkejutnya.

"Fahyra, kamu buat saya kaget," ucap Fahmi sembari mengusap dadanya.

Gadis itu justur menyengir. Ia berdiri tepat dihadapan Fahmi, mendongak menatap wajah laki-laki tinggi itu.

"Kenapa senyum-senyum," tanya Fahmi.

Fahyra meletakkan jemarinya di dada bidang Fahmi. "Humm, masa nggak tau sih maksudnya Fahyra."

Kening Fahmi mengernyit. "Ha?"

"Iya, ini kan malam pertama kita. Bapak nggak ada niatan gitu buat nodain, Fahyra?"

Astagfirullah. Fahmi sampai tidak bisa berkata-kata setelah apa yang istrinya katakan.

"Pak," panggil Fahyra lagi.

Fahmi meneguk salivanya cukup gugup. Ia menyingkirkan tangan Fahyra yang terletak di dadanya. Lalu, Fahmi berjalan menuju tempat tidur.

"Tidur, Fahyra."

"Kok tidur. Olahraga dulu kek."

Fahmi menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal itu. Fahyra benar-benar membuat ia malu. Bisa-bisanya gadis itu meminta terlebih dahulu.

"Pak Fahmi."

"Sudah malam, Fahyra. Tidur. Istirahat dulu," ucap Fahmi di balik selimut tebal itu.

Iris mata gadis itu melirik ke jam dinding. Sudah pukul 11 malam. Tapi ia belum bisa tidur. Lalu, Fahyra melirik ke arah kasur. Ia mendengus melihat laki-laki itu.

"Percuma pake parfum satu botol kalo ceritanya gini," cerocos Fahyra.

Ia membuka hijabnya, lalu berjalan menuju tempat tidur. Ia mengambil tempat tepat di sebelah Fahmi yang membelakanginya.

Fahyra menatap intens punggung kekar lelaki itu. "Besar juga ni lakik," batin Fahyra. "Tangan aku sampe nggak ya kalo aku peluk?" Ia masih membatin. "Coba ah."

Fahyra mendekatkan tubuhnya ke Fahmi. Tanpa aba-aba, Fahyra memeluk laki-laki itu. Fahmi sampai terkejut. Ia bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena gugup.

"Kayak bantal guling. Tapi ini versi jumbo. Enak tidur gini," ucap Fahyra dengan mata yang sudah terpejam.

Dan Fahmi. Ia hanya bisa pasrah malam itu. Fahyra benar-benar tidak melepaskan tubuhnya.

***

Pukul 04 pagi, Fahmi terbangun dari tidurnya. Ia merasakan tempat tidur yang cukup aneh. Keras, dan juga dingin. Ketika Fahmi membuka matanya, ia langsung sadar jika dirinya sudah berada di lantai.

Lalu, Fahmi melirik ke atas kasur. Gadis itu benar-benar tidur seperti jam dinding. Berputar putar. Sampai-sampai Fahmi jatuh.

"Bisa-bisa setiap hari tulang-tulang gue patah kalau gini ceritanya," ujar Fahmi sembari berdiri.

(FA) Love Story  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang